Dalam perjalanan Yesus terakhir ke Yerusalem keadaan semakin tidak menentu. Walau kalimat-kalimat kematian serta kebangkitan telah disampaikan namun murid-murid tidak memahaminya (Markus 10 dan Matius 20). Yang ada di pemikiran mereka adalah jabatan serta kedudukan. Sebentar lagi merdeka dan kerajaan baru Yahuda dipulihkan. Dimana tempat duduk saya pada pemerintah yang sudah didepan mata. Diposisi mana saya akan menjabat bila “Kingdom” itu tiba, disebelah kirikah, sebelah kanankah.
Memperoleh jabatan adalah kerinduan yang wajar serta manusiawi. Itulah ide pada benak mereka yang berada disekitar Yesus. Namun berharap tidaklah cukup, perlu usaha, perlu proaktif. Ibu bersama kedua anaknya Yakobus dan Yohanes mengambil inisiatif mengadakan suatu pendekatan mendahului murid lainnya.
Dialog yang terjadi dimulai dengan hal kekuasaan dan kemuliaan dunia tapi Yesus mengarahkan pada hal rohani. “Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. (21) Kata Yesus: “Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” (22) Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” (Matius 20:20-22)Kata mereka kepada-Nya: “Kami dapat.”
Menyasar kedudukan, mengusahakan posisi bahkan datang meminta jabatan sejak dulu adalah hal menarik dan prioritas seperti Ibu Zebedeus datang pada Yesus untuk anak-anaknya. Barangkali dalam pikiran sang ibu bahwa yang penting sudah diikhtiarkan, kalau dapat syukur kalaupun gagal tidak perlu kecewa karena namanya saja usaha.
Sejarah selalu berulang. Bagai ungkapan “Belanda minta tanah” itulah yang sedang terjadi dimusim pemilihan umum dinegeri kita. Mulai dari pemerintahan sampai ke denominasi gereja, pimpinan-pimpinan teras dinominasi dan disahkan. Selanjutnya pemilihan dilanjutkan dengan menentukan nama-nama kabinet serta anggota majelis. Pemilihan bergulir sampai akhir tahun ditingkat misi, konferens, distrik sampai ke Jemaat. Inilah tata cara menentukan pimpinan di denominasi kita. Gereja kita melalui program peningkatan SDM telah menghasilkan begitu banyak calon pemimpin berkwalitas dengan berbagai degree. Program sertifikasi, continuing education (CE) juga uprading sangat berperan. Tapi siapakah yang akan terpilih dari begitu banyak calon berpotensi. Tidak heran kalau selalu ada saja ibu Zebedeus yang datang dgn berbagai usaha.
Pada ayat 24 usulan ibu Zebedeus mendapat tantangan. Murid- murid lainnya menjadi berang, mereka marah. Hal yang sama sering nampak dengan kasat mata pemikiran yang menganggap bahwa posisi pimpinan hanya dimonopoli oleh sebagian orang maupun sekelompok grup. Adapula yang memperlakukannya sebagai warisan untuk putra mahkota maupun elite lainnya. Kalau ada calon lain itu adalah musuh dan patut dibinasakan.
Kepada sang ibu, Yesus menyayangkan bahwa matanya hanya tertuju kepada pangkat duniawi, kepada ketenaran, kemashuran dan kemuliaan bukan kepada hal rohani yakni pelayanan dengan resiko pengorbanan bahkan kematian. Mereka yang menerima tanggung jawab disemua jabatan rohani perlu menyadari bahwa ini adalah amanah yang akan mendatangkan banyak sukacita. Namun bilamana yang datang adalah sebaliknya yaitu penderitaan ingatlah bahwa cawan yang diminum Yesus yaitu pelayanan dan pengorbanan sampai mati di kayu salib. Beberapa waktu kemudian Yesus meminumnya “Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!” (Matius 26:42).
Yohanes dan Yakobus menerima cawan pelayanan dan pengorbanan. Yohanes dibuang dipulau sunyi Patmos. Yakobus menurut tradisi menginjil ke Syria dan menjadi martyr dilotari dengan batu. Mempunyai jabatan, tanggung jawab dilevel manapun dalam gereja Tuhan adalah tugas rohani. Kalau hanya pelayanan saja yang bagus maka itu akan tercatat pada riwayat hidup. Tapi bila menjadi pelayan yang melayani dengan rohani maka akan tercatat di buku alhayat sebab telah menerima cawan seluruhnya dengan sukacita.