Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. (Keluaran 18:21).
Minggu kemarin berdatangan di Airmadidi para alumnus dari seluruh dunia. Semuanya ingin melihat kembali kampus Universitas tercinta setelah lama ditinggalkan. Ribuan putera puteri terbaik Unklab berbaur dalam di Alumnus Home Coming. Cipika ciipiki diantara senyum yang lebar bertebaran dimana-mana. Rindu dan kangen dilepaskan. Banyak diantaranya dilinangi airmata. Betapa tidak teringat suka duka waktu menimba ilmu. Dulu ketika kuliah untuk lulus bukanlah hal mudah. Juga setelah wisuda, ketika meninggalkan gate menghadapi “masa depan” yang membentang, jalan sukses ternyata tidak bertaburan bunga mawar. Perlu perjuangan, butuh extra energi. Apalagi yang datang bertarung di Ibukota Jakarta. Hanya yang berjiwa pantang mundur meraih hasil.
Dimana-mana kehidupan harus bergulir. Kehidupan akan berhadapan dengan kenyataan resiko. Tidak keliru bahwa untuk maju harus berani mulai, harus pula cerdas berikhtiar. Kalau tercapai tujuannya tentu disyukurkan namun bila belum mencapai sasaran maka hal ini mesti disikapi dengan lapang dada. Jangan quit, jangan berhenti tapi coba lagi dengan format yang lain. Namanya saja usaha, ya kita mulai lagi. Tabu untuk mundur. Ikhtiar, Cari jalan, berusaha, berjuang, bertarung belakangan ini nampak pada poster Pilkada untuk seluruh Indonesia serentak yang akan digelar pada 9 Desember 2015.
Calon kepala daerah bermunculan untuk propinsi dan kabupaten/kota. Berbagai slogan dimunculkan berusaha memikat perhatian konstituen. Para Petahana (incumbent) yang akan maju bila banyak berbuat dimasa lalu tentu akan lebih mudah. Namun yang miskin prestasi apalagi dinilai tidak peduli dengan janji-janji semasa kampanye jangan mengharap terlalu banyak. Fenomena ini biasa dipelesetkan dengan anekdot: Beda Pil-kada dan Pil-KB. Pilkada, kalau jadi akan lupa. Tapi Pil KB, kalau lupa akan jadi.
Salah satu tahapan Pilkada adalah ikrar kesepakatan untuk Siap kalah siap menang untuk semua calon yang maju bertarung. Hal ini penting karena tidak mungkin semuanya menang bagai lirik sebuah lagu “Mana mungkin satu kadera torang tiga mo dudu akang”. Sudah pasti ada yang jadi dan ada yang tidak jadi. Program pilkada sudah bergulir, kian dekat ke hari H suasana semakin ramai.
Tahun 2015 adalah tahun Pemilihan Pimpinan diberbagai jenjang organisasi GMAHK. Telah dimulai ditingkat General Conference pada July lalu, selanjutnya akan berlangsung di tingkat Divisi minggu depan dan selanjutnya bergulir di Tingkat Uni pada akhir Nopember lalu seterusnya ke tingkat daerah sekitar Desember. Proses pemilihan seperti ini merupakan ciri khas bagaimana pemimpin dinominasi untuk GMAHK. Melalui konperensi setiap wilayah mengirim utusannya kemudian melalui perwakilan, nominating committee terbentuk serta bekerja. Pemilihan juga berlangsung disemua jemaat untuk memilih pegawai Jemaat. Gereja mengakui bahwa hasil putusan komite pemilihan adalah hasil terbaik karena sudah didoakan dan itulah putusan yang dikehendaki Tuhan. Diharapkan semuanya berjalan lancar, mulus dengan tuntunan Roh Kudus.
Waktu berjalan cepat menuju suksesi. Nama pemimpin bermunculan. Seperti disemua proses demokrasi calon-calon nominasi mulai mengkristal. Akankah jiwa seperti Musa, Yesaya dan Yermia bermunculan yakni merasa tidak mampu, najis bibir, tidak pandai, merasa kurang sehingga kalaupun benar terpilih maka yang kurang itu akan diisi, ditambah dan dilengkapi oleh Roh Tuhan. Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir? (Kel. 3:11). Lalu kataku: “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam. (Yesaya 6:5) Maka aku menjawab: “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.” (7) Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. (8) Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.” (Yermia 1:6-8)
Seiring kemajuan zaman berkat Tuhan dinikmati oleh umat-umat Nya. Sekarang ini begitu banyak orang berpotensi jadi pemimpin. Namun kerucut kepemimpinan tidak menyediakan tempat untuk banyak orang. Sudah pasti ada yang di nominasi dan ada pula yang tidak terpilih. Bila menduduki sebuah jabatan ingatlah bahwa posisi itu adalah amanah untuk melayani bukan untuk gagah- gagahan. Dan kalaupun belum berhasil maka jadilah penyokong yang aktip karena keberadaan kita adalah untuk kemuliaan nama Tuhan. Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi. (Pengkhotbah 9:10).