Ketika tabut dipindahkan ke Yerusalem, orang Israel bersyukur kepada Tuhan. Juga diangkatnya dari orang Lewi itu beberapa orang sebagai pelayan di hadapan tabut TUHAN untuk memasyhurkan TUHAN, Allah Israel dan menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi-Nya. 1 Tawarikh 16:4
Beberapa orang Lewi ditentukan untuk memberikan puji dan syukur secara terus menerus kepada Tuhan. Pujian dan syukur haruslah merupakan bagian regular dalam hidup kita, bukan hanya pada saat-saat tertentu. Pujaan kepada Tuhan secara teratur, bukan dengan menerima berkat-Nya memang sepertinya begitu. (take for granted)
Ada 4 aspek berarti dari syukuran.
(1) Mengingat akan apa yang Tuhan sudah buat.
(2) Menceritakan itu kepada orang lain.
(3) Tunjukkan kemuliaan Tuhan kepada orang lain.
(4) Mempersembahkan diri, waktu dan penghasilan. Bila anda benar-benar bersyukur, itu akan nyata dalam hidup.
Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi, untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaan-Mu di waktu malam. Mazmur 92:2,3
Ucapan syukur harus merupakan ramuan utama dalam hubungan kita. Banyak hanya mengutamakan ucapan syukur mereka pada Thanksgiving day. Tetapi sebenarnya syukur harus berada di bibir kita setiap hari. Kita sebenarnya belum cukup berterimakasih kepada orangtua, sahabat, guru, pimpinan, teristimewa Tuhan. Bila rasa syukur dan berterimakasih ini sudah menjadi bagian yang integral dari hidup kita, maka akan teras perubahan. Ada akan semakin positif, ramah, mengasihi dan rendah hati.
Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Roma 1:21
Salah satu tanda utama penolakan kita akan Tuhan ialah oleh lupa berterimakasih kepada-Nya. Bagaimana sampai orang-orang pintar berbalik kepada penyembahan berhala? Pemujaan kepada berhala atau kemusyrikan mulai saat seseorang menolak atau tidak mau tahu menahu tentang Tuhan. Yang sebenarnya harus memandang Dia sebagai Pencipta dan Penunjang hidup, mereka melihat dirinya sebagai pusat. Mereka menciptakan ilah-ilah bukan saja berupa patung sembahan, tetapi diri, kemampuan, kepintaran, uang, kekuasaan, prestasi dan prestise (gengsi, wibawa) atau kesenangan. Mereka berilahkan dan mengilahkan diri sendiri. Adakah sesuatu yang anda pikirkan anda tidak dapat hidup tanpa sesuatu tersebut? Adakah sesuatu yang anda prioritaskan melebihi Tuhan? Apakah Tuhan yang diutamakan?
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Ephesus 2:8,9
Rasa syukur harus merupakan kharakteristik utama kehidupan orang Kristen. Kalau seseorang menghadiahkan sesuatu kepada anda, apakah anda akan berkata: ”Indah sekali dan baik sekali anda. Berapa saya harus bayar atau kapan akan saya ganti?” Tidak. Respon spontan anda ialah: ”Terimakasih banyak.” Keselamatan dan iman itu merupakan pemberian cuma-cuma yang harus ditanggapi dengan sukacita, puji dan puja serta ucapan syukur.
Contohnya Ayub. Ayub 1:2,3 Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.
Ketika dilanda berbagai kemelut, semua harta benda ludas dan anak-anaknya meninggal dunia. Ayub tetap bersyukur kepada Tuhan. Dalam Ayub 1:21 katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”
(a) Tuhan itu baik dan mengasihi. Ayub 10:12 Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku.(b) Tuhan mahakuasa. Ayub 42:2 “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Ayub 37:5 Allah mengguntur dengan suara-Nya yang mengagumkan; Ia melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak tercapai oleh pengetahuan kita; Ayub 37:23 Yang Mahakuasa, yang tidak dapat kita pahami, besar kekuasaan dan keadilan-Nya; walaupun kaya akan kebenaran Ia tidak menindasnya.(c} Ia memperhatikan setiap rincian hidup saya. Ayub 23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. Ayub 31:4 Bukankah Allah yang mengamat-amati jalanku dan menghitung segala langkahku?(d) Ia mengawasi dan mengendali hidup kita, Ayub 34:13 Siapa mempercayakan bumi kepada-Nya? Siapa membebankan alam semesta kepada-Nya?(e) Ia merencanakan hidup kita. Ayub 23:14 Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya.(f) Ia akan menyelamatkan. Ayub 19:25 Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.
Apun yang telah kita lalui, entah itu berkat ataupun cobaan, bersyukurlah karena apapun itu, pasti memberikan manfaat bagi kehidupan kerohanian kita. Di saat bahagia jangan terlena tetapi selalu bersyukur. Di saat terluka, di saat berduka atau ketika dalam berbagai-bagai pencobaan, bersyukurlah karena kita mendapatkan kesempatan untuk menguji iman kita sehingga kita dapat keluar sebagai emas yang telah dimurnikan.
Selamat ulang tahun Unklab yang ke 50. Tuhan memberkati selalu. Jaya selalu Unklab.