Bertemu Tuhan Di Gereja

Bagi orang beriman ke gereja adalah sesuatu yang dinantikan. Karena kesempatan itu di tunggu maka ada hal yang perlu disiapkan. Enam hari kita menyediakan segala sesuatu menanti hari istimewa hari Sabat menyembah Tuhan. Menjemput perbaktian, persiapan hati adalah nomor satu. Mengenai pakaian, sepatu dan asesoris lainnya itu nomor sepuluh, paling belakang. Hati adalah keseluruhan pikiran dan jiwa yang dengan tulus datang untuk memuji Tuhan, Allah yang Rahmani dan Rahimi.

Gereja, rumah Tuhan adalah rumah doa. Tempat Tuhan bertemu dengan umatnya. Kita datang menghampiri Yang Maha Kuasa. Bukan hanya di Gereja Tuhan dapat berbicara kepada umatNya, tapi dimana ada dua atau tiga orang berkumpul membicarakan hal rohani, Tuhan juga hadir dengan berkat Nya. Kebaktian memuji Tuhan tak dibatasi oleh tempat. Apakah gereja itu berbentuk ruko, bermenara, atau sebelum kebaktian tempat itu adalah kafe, maupun setelah kebaktian ruangan berubah jadi badminton court, itu tidak jadi masalah. Teramat sulit sekarang ini mendapatkan ijin membangun rumah Ibadah. Sedangkan Gereja yang telah sekian tahun berdiri, dibeberapa tempat di telusuri perijinannnya dan dipersoalkan. Bersyukurlah bila tempat perbaktian saudara adalah berupa bangunan Gereja.

Boleh jadi, tempat mempengaruhi suasana berbakti. Di gereja, model bangunannya khusus menjulang kelangit, ruang yang besar memberi rasa lega. Ada mimbar dan peralatan lainnya menumbuhkan rasa hormat dan akrab dengan perbaktian. Apakah berbakti di Gym ataupun di restoran memberi nuansa lain? Datang berbakti kepada Tuhan adalah seperti dalam buku acara pada umumnya: Jemaat bersyukur ketika memberikan persembahan dan perpuluhan, Jemaat memuji disaat melagukan kidung rohani, Jemaat belajar disaat memperbincangkan atau mendengarkan firman Tuhan. Hal hal ini mestinya tidak dipengaruhi oleh tempat berbakti. Sebab kita datang berbakti kepada sesuatu yang transcendental yakni Yang Maha Kuasa. Kita datang dengan rasa hormat, takut dan hati yang siap bertemu dengan Tuhan. Utamanya bukan datang untuk bertemu para sahabat maupun pimpinan Jemaat.

Apakah kita bertemu Tuhan ketika datang kegereja atau berada diruangan perbaktian. Banyak yang datang kegereja untuk mendapatkan sesuatu yang menyenangkan. Kalau khotbanya menarik up to date jemaat akan senang. Sebaliknya bila firman itu datar dan kurang variasi akan kecewa. Tidak heran timbul favoritisme kepada seseorang ataupun grup penyanyi tertentu. Atau bangga karena anggota gereja adalah orang terkenal atau mempunyai kelas di masyarakat. Sesungguhnya umat manusia yang datang ke gereja adalah untuk memuliakan Tuhan, datang beribadah dan bertemu dengan Tuhan.

Setiap hari kita mengalami berbagai masalah dan tantangan berupa: Depresi, kesepian, ketakutan, kecewa, penyakit, duka dan cobaan kesenangan. Hal-hal inilah yang kita bawakan kepada Tuhan. Digumulkan dalam doa dan ibadah serta kita syukurkan melalui pujian. “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” 1 Petrus 5:7. Tuhan maha pengasih dan penyayang yang tidak akan pernah membiarkan dan meninggalkan umat Nya.

Tempat beribadah bukanlah tempat untuk berkompetisi ataupun untuk mendapatkan nilai sebaliknya adalah tempat kita melepaskan semua topeng yang kita gunakan sehari-hari. Dimana kita berlutut dengan segala kerendahan hati dan mengakui bahwa sesungguhnya kehidupan ini tergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Selanjutnya kita belajar melayani bukannya dilayani sebagaimana contoh yang telah dilakukan Yesus kepada murid-muridNya.