Ingat Isteri Lot

Kata Yesus: “Ingatlah akan isteri Lot.” Ini suatu ilustrasi dramatis dan berpotensi yang Tuhan Yesus pernah khotbahkan. Isteri Lot adalah satu-satunya isteri orang yang harus kita ingat. Sebenarnya kita tidak boleh mengingat isteri orang lain. Tapi ketika menjawab pertanyaan orang Parisi tentang ”apabila Kerajaan Allah akan datang”, Tuhan Yesus menggunakan pengalaman keluarga Lot saat melepaskan diri dari kemusnahan kota Sodam dan Gomorah.

Saat kita membaca konteks ayat di atas, sungguh wajar dan jelas bahwa kata-kata Yesus ini tepat diaplikasikan kepada kita yang hidup di dunia dewasa ini. Dikatakan dalam Lukas 17:28 Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Lukas 17:29 Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Kemudian di ayat 30 Yesus berkata: ”Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.” Ayat ini kan untuk kita di jaman menjelang kedatangan Yesus. Orang-orang di zaman ini: ”makan dan minum, membeli dan menjual, menanam dan membangun” sama seperti orang-orang di jaman Lot sampai hujan api dan hujan belerang dari langit membinasakan mereka semua. Kita harus makan dan minum, membeli dan menjual bahkan menanam dan membangun, tetapi jangan pernah lupakan Tuhan. 1 Korintus 10:31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
Apa yang dimaksudkan dengan ekspresi samar-samar dari Yesus “Ingatlah akan isteri Lot?” Apa urusan isteri Lot di jaman lalu dengan kita di jaman sekarang yang sementara menyaksikan peristiwa demi peristiwa tanda kedatangan Anak Manusia? Mengapa Yesus gunakan amaran yang menakutkan dari pengalaman isteri Lot itu? Wanita yang tadinya tidak terkenal, bersikap acuh tak acuh dan juga tidak penurut. Akhirnya hukuman Tuhan ditimpakan atasnya sehingga ia menjadi tiang garam di dataran Sodom sebagai sebuah amaran bagi kita. Ada banyak godaan mematikan bagi umat Tuhan di akhir zaman ini yang secara perlahan menyelinap di antara kebenaran. Tuhan Yesus sendiri mengamarkannya dalam Matius 24:12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Ketika tekanan kompromi datang, maka iman banyak orang pun luntur dan hilang.

Hal tersebut merupakan problema bagi para pendeta dewasa ini. Mereka yang baru saja dibaptis dan menerima Yesus selalu bersinar-sinar dan berbunga-bunga dengan pengalaman kasih yang myula-mula. Mereka sedia pergi ke mana saja dan melakukan apa saja bagi Tuhannya. Namun semangat ini mulai memudar setelah beberapa tahun dalam kebenaran. Ada yang mulai menarik diri dari tanggungjawab yang dipercayakan padanya. Mereka mulai lalai dalam kehadiran di jemaat, dalam penyelidikan Firman Tuhan dan doa pribadi. Ketika dilawat, pendeta temukan bahwa mereka masih percaya kepada Firman Tuhan sama seperti ketika mereka mulai masuk iman, tetapi mereka telah kehilangan kasihnya kepada kebenaran. Bagaimana sampai hal itu terjadi? Mengapa Setan dapat mencuri hati mereka? Hal itu terjadi bukan secara tiba-tiba dalam satu malam, tetapi perlahan-lahan. Standard iman merosot secara bertingkat sampai mereka tiba pada perbaktian secara formal.
    
Setelah membaca Alkitab kita dapati bahwa mereka yang diselamatkan itu akan berada di Surga karena perhatian mereka tertuju kepada hidup kekal melebihi apapun di dunia ini. Tidak ada hati yang terbagi-bagi. Tidak ada pertobatan setengah-setengah. Tuhan Yesus menggunakan pengalaman isteri Lot itu sebagai contoh hati yang terbagi antara hidup dan mati menjadi tiang garam. Lukas 14:33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Ingatkah anda akan cerita Alkitab mengenai seorang pedagang yang pergi mencari batu permata yang indah. Akhirnya ia temukan batu permata tersebut. Karena sangat berharga dan mahal, pedagang ini menjual rumahnya, miliknya dan semua yang ada padanya dan menggunakan setiap sen yang ada untuk membeli batu permata itu. Namun coba perhatikan bahwa kerinduan saudagar ini begitu besar akan batu permata tadi sehingga ia tidak memikirkan tentang harganya. Ia tidak menunggu lama untuk membelinya dan tidak pernah mengadakan penawaran. Segera, secepatnya, dan dengan kerinduan yang besar ia menjual semua yang ada padanya dan membeli batu permata tersebut. Batu permata itu sudah pasti adalah lambang hidup kekal, dan mereka yang merindukan hidup kekal harus bersedia menginvestasikan segala sesuatu agar dapat memilikinya.

Kembali kepada cerita Isteri Lot dan kita coba menelaah maksud Yesus agar kita belajar dari pengalamannya. Sesuai dengan catatan Alkitab bahwa Lot adalah kemanakan dari Abraham. Itu berarti isteri Lot adalah bagian dari keluarga rohani. Sebagaimana Abraham, Lot juga memiliki iman yang teguh. Ketika Abraham dipanggil keluar dari Mesopotamia, Lot segera mengambil keputusan mengikuti pamannya. Bersama-sama mereka membawa keluarganya ke Tanah Perjanjian dan setiap hari mempersembahkan korban bakaran dan ucapan syukur.

Namun pertengkaran terjadi antara para gembala Abraham dan para gembala Lot. Abraham pun mengambil jalan keluar oleh menganjurkan perpisahan antara mereka. Ia lebih dulu tawarkan pilihan kepada Lot.
Kejadian 13:8-12 Maka berkatalah Abram kepada Lot: “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.” Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. — Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. –Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah. Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom.

Perhatikan ayat 12: “….tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom.” Lot bermaksud baik. Ia tidak langsung membawa keluarganya ke dalam kota Sodom, Ia hanya berkemah dekat kota itu. Dari sana ia dapatkan keuntungan untuk mengembangkan usaha pertanian, peternakan dan perdagangannya. Ia tidak mau tinggal bersama para penduduk Sodom dan Gomorah. Ia juga tidak pernah memikirkan untuk tinggalkan kepercayaannya. Bahkan sama sekali tidak pernah timbul dalam ingatan untuk kehilangan hartanya bahkan nyawanya dan nyawa keluarganya.
Tetapi apa yang terjadi kemudian? Lot yang malang kehilangan isterinya, harta bendanya bahkan hampir saja kehilangan nyawanya. Maksud baiknya itu belum cukup baik. Ia mulai tinggal berangsur-angsur semakin dekat ke kota-kota jahat ini. Rencananya untuk melindungi kerohanian anak-anaknya gagal karena perhatiannya tertuju kepada harta benda. Rasionalisasi perbhaktian keluarga setiap pagi dan malam dan korban-korban persembahannya gagal melindungi keluarganya dari pengaruh bejat kota Sodom dan Gomorah. Ia mulai berkompromi dengan lingkungan sekitarnya dan memperhatikan bahwa anak-anaknya telah bergaul dan berbaur dengan tetangga-tetangga tak berTuhan ini.
     
 Lot pasti memperhatikan semua hal ini dan sangat terpukul ketika anak-anaknya turut dalam kebiasaan orang-orang Sodom dan Gomorah bahkan mereka pun kawin dengan orang-orang di situ. Di luar sana, sementara bergabung dengan musuh kebenaran, mereka kehilangan iman kepada Tuhan. Namun pun demikian kita masih bersimpati dengan Lot yang masih memegang kendali rumahtangganya. Banyak hal yang harus ia hadapi dan kelihatannya Lot semakin lemah dan gagal mengambil keputusan yang tepat. Sebuah kompromi menuntun kepada kompromi yang lain yang pada akhir membuat keluarganya gagal.
     
Akibat berpindahnya Lot ke dalam kota membuat segalanya terbalik. Masyarakat di kota-kota ini sangat jahat. Kelakuan mereka sangat memalukan, merosot dan pikiran mereka penuh kecabulan. Isteri Lot sendiri tidak dapat melepaskan diri dari ikatan pergaulan di sana, dan karena ia adalah seorang wanita yang memiliki sifat suka bersolek, berdandan dan menyenangi kehidupan mewah, ia bukan saja memasuki Sodom tetapi Sodom telah merasukinya. Pikiran, perbuatan, kebiasaan dan gaya hidup Sodom telah masuk ke dalam kehidupannya. Tetapi bagaimana mungkin hal itu terjadi kepada anggota keluarga Abraham? Bukankah Abraham juga setiap pagi dan petang melayangkan doa dan mempersembahkan korban untuk Lot dan keluarganya? Apakah Isteri Lot tidak percaya kepada himbauan Tuhan untuk keluar dari Mespotamia? Tidak. Ia percaya dan bersama-sama Lot keluar menuju tanah perjanjian itu.

Tetapi perhatikan hal berikut ini. Ia keluar bersama Lot dan Abraham, tetapi hati dan antusiasmenya tidak ada dalam program berimigrasi ini. Ia juga turut keluar dari kota Sodom dan Gomorah tetapi hatinya dan antusiasmenya masih ada di dalam kota-kota itu. Hatinya dan kehidupannya sudah begitu terikat dengan material di sana, sehingga walaupun kematian sudah merupakan ancaman, ia tetap memberontak terhadap perintah Tuhan. Apa yang salah dari isteri Lot ini? Ia masih percaya akan kebenaran. Ia tau apa yang harus ia lakukan (yaitu: lari berlepas diri dan jangan menoleh ke belakang). Ia mau diselamatkan, namun ia menunda-nunda. Ia berlari keluar kota tetapi hatinya masih di dalam. Ia menurut perintah malaikat tetapi hati dan antusiasmenya tidak selaras dengan perintah Tuhan.

Adakah di antara kita ada yang seperti Isteri Lot? Kita percaya akan kebenaran Firman Tuhan dan tau apa yang harus dilakukan agar diselamatkan. Tapi kita menunda-nunda sama seperti Isteri Lot. Banyak yang menunggu sampai pensiun, menunggu sampai tua dan menunggu sampai semua bukti dilihat. Kita menunda sampai penarikan dunia menjadi lebih besar dari kuasa bertindak. Mengapa orang menunda mengikuti panggilan Tuhan? Apakah ada di antara kita sedemikian? Mereka menunggu sampai ikatan dunia begitu kuat sehingga tidak lagi dapat dilepaskan bahkan sampai suara Tuhan sudah tidak lagi terdengar.
    
Tetapi akhirnya Isteri Lot mulai bergerak keluar dari Sodom. Kejadian 19:16 mengatakan: “Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana.” Dan mereka berpesan: “Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di mana pun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap.”
Tetapi Isteri Lot tidak mencapai pegunungan yang menyelamatkan. Ia menoleh ke belakang dan segera menjadi tiang garam. Mengapa Tuhan bertindak sedemikian keras? Bukankah itu hanya hal kecil? Apa oleh hanya menoleh ke belakang sudah harus menjadi tiang garam? Alkitab mengatakan tentang tipe kesalahan kecil ini. Namanya: “dosa”. Isteri Lot melawan perintah Tuhan dan hukuman yang ditimpakan kepadanya menunjuk kepada penurutan yang mendesak. Tuhan sangat konsekwen atas perintahNya. Tidak ada maaf bagi dosa dan Tuhan tidak akan membiarkan dosa menguasai.

Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa Tuhan memberi sedikit kelonggaran kepada manusia untuk mengurangi penurutan kepada perintah yang Ia berikan. Tuhan berfirman dan Ia adil dalam menuntut penurutan yang sempurna. Beberapa pengalaman dramatis dalam Alkitab menekankan kerelaan penuh dalam menurut. Dua orang anak Imam Besar mempersembahkan api yang lain di hadapan Tuhan, dan mereka mati di tempat. Tuhan menuntut agar mereka menggunakan api yang diambil dari medzbah perapian di dalam Kaabah. Pada pikiran mereka api yang lain juga boleh membakar korban. Menggunakan pertimbangan manusia inilah yang membuat Nadab dan Abihu melanggar perintah langsung dari Tuhan. Mereka tidak mengerti akan keseriusan pelanggaran terhadap hal-hal yang disucikan dan diasingkan untuk perkara-perkara kudus. Nadab dan Abihu tidak bersalah dalam hal-hal yang besar. Hanya soal api saja. Menurut kita ini hanya soal kecil. Mereka berpikir bahwa perkara kecil ini tidak akan membawa konsekwensi yang berarti. Tapi walaupun itu hal kecil, mereka sudah melanggar perintah Tuhan. Hanya menoleh ke belakang. Hanya api yang kecil. Tetapi karena Tuhan yang berfirman, maka perintahNya itu harus ditaati dengan sedetail-detailnya.
    
Beberapa orang membaca dengan rasa gentar akan hukuman yang ditimpakan kepada Isteri Lot, Nadab dan Abihu, Uza yang memegang Tabut Perjanjian dan yang lainnya. Ingat juga akan Hawa yang hanya memakan buah Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat yang pada akhirnya membawa malapetaka, penderitaan dan kematian bagi seluruh umat manusia. Penderitaan yang sudah berlangsung selama 6.000 tahun ini adalah sebagai akibat pelanggaran Adam dan Hawa atas perintah Tuhan.
Tidak heran pula pada jaman Lot, isterinya menerima konsekwensi yang mengerikan karena melawan perintah Allah Yang Mahakudus. Melihat ke belakang berarti memiliki perhatian yang terbagi-bagi. Itu juga merupakan bukti bahwa hatinya masih terikat dengan kesenangan dunia. Ada dua suara yang sementara mendengung saat itu di telinga Isteri Lot. Pertama, suara dari dataran tinggi, yaitu suara Tuhan yang memanggil dia untuk keluar menuju keselamatan. Suara yang lain lagi ialah suara dari dataran rendah. Suara popularitas, kepelesiran, yaitu suara Sodom dan Gomorah. Pelan tapi pasti suara dataran rendah itu menguasai daya pikirnya dan Ny. Lot pun dijadikan sebagai teladan pemberontakan terhadap kewenangan Tuhan.     

Yesus berkata: ”Ingatlah akan Isteri Lot.” Kata-kata ini Ia tujukan kepada kita yang hidup di akhir sejarah dunia ini. Kita membutuhkan pekabaran ini. Pikiran jutaan orang sedang terbagi-bagi antara hidup kekal dan mati kekal. Mereka tidak menyediakan waktu untuk berdoa. Mereka kehabisan waktu untuk membaca Alkitab dan mereka tidak punya waktu untuk mengadakan Kebaktian bersama anak-anak dan cucu-cucu mereka. Mereka lebih banyak membaca koran dan majalah daripada membaca Firman Tuhan. Mereka melagukan lagu-lagu duniawi melebih lagu rohani. Sama seperti Isteri Lot, mereka berlambat-lambat dan menunda-nunda untuk menurut Tuhan.

Anda tidak dapat menjadi netral. Pilih sekarang ini juga. Segera keluar atau tinggal dan binasa. Konfrontasi ini merupakan panggilan terakhir bagi kita di jaman akhir ini. Lukas 17:29,30 Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.
Apa yang Yesus maksudkan dengan kata: “Demikianlah halnya kelak….” Tidak perlu diragukan lagi bahwa hal yang sama, moral yang sama, problema sosial yang sama dan kebejatan yang sama di zaman Lot ada saat ini di jaman kita. Keselamatan adalah urusan pribadi. Ketika Lot dan keluarganya keluar bersama-sama, hanya Isterinya (secara pribadi) menoleh ke belakang. Kita boleh berbhakti bersama-sama, menyanyi bersama-sama, berdoa bersama-sama, hidup di dunia bersama-sama, tetapi keputusan untuk bertobat dan setia kepada Tuhan itu adalah keputusan pribadi. Bila ada hal-hal yang kita cintai melebih cinta kita kepada Tuhan, maka hati kita terbagi dan kita akan menoleh ke belakang. Pilihan ditawarkan, keputusan ada di tangan masing-masing. Cerita Isteri Lot ini membuktikan bahwa Tuhan tidak pernah bertoleransi dengan mereka yang bermuka dua, berpikiran dua, dan mendua hati. Mereka yang masih hidupkan gaya hidup ini perlu segera mengambil keputusan. Karena Yakobus berkata: Yakobus 4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Apa akibat dari dosa kecil? Kematian. Hilangnya keselamatan. Dalam Perjanjian Lama Tuhan menggunakan rhetorika  yang sama dalam memanggil umatNya untuk segera datang. 1 Raja-raja 18:21 Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: “Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia.” Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun.
Yosua 24:15 Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!”    
Sama seperti para malaikat itu menghimbau dan menarik Lot, isterinya dan anak-anaknya untuk segera tinggalkan Sodom, Roh Kudus saat ini juga sementara berbisik di hati kita untuk mengadakan komitmen yang sama pada hari ini. Bukan besok, karena besok tidak pernah akan tiba. Dari malam ke malam Pekabaran Firman Tuhan di kumandangkan oleh Para Penceramah Alkitab bagaikan himbauan Malaikat untuk kita mengambil keputusan. Bagi setiap jiwa telah disediakan satu momentum terakhir yang menentukan sebelum pintu rahmat tertutup. Apakah semua mengenal kesempatan ini? Sungguh tragis. Tidak semua orang mengambil keputusan. Tetapi siapapun dia yang mau mengambil keputusan untuk menurut Tuhan dan dibaptiskan, akan diselamatkan. Markus 16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.