Mengapa Khawatir?

Siapakah diantara kita manusia yang tidak pernah merasakan rasa khawatir? Jika ada di antara kita manusia yang mengatakan bahwa kita tidak pernah merasakannya maka saya justru khawatir jangan-jangan orang itu sudah bukan manusia normal lagi. Setiap kita manusia pastilah sering merasakan hal ini. Apakah kita orang kaya, miskin atau pun kita orang berpendidikan dan tidak berpendidikan, sehat atau tidak sehat semuanya sering merasakan rasa khawatir dalam hidup ini.

Abraham Masslow pakar Managemen dunia pernah mencatat tingkatan kebutuhan manusia yang mencakup pertama; kebutuhan Fisik utama yaitu kebutuhan sandang dan pangan, kemudian kedua kebutuhan akan Keamanan yaitu satu keinginan untuk berada pada keadaan yang nyaman dan terlindung, ketiga kebutuhan akan cinta yaitu perasaan untuk disayang dan untuk menyayangi kemudian kebutuhan lainnya yaitu rasa untuk dihargai dan rasa untuk menuntut sebuah pengakuan dari orang lain. Secara alamiah memang kita membutuhkan kelima aspek kebutuhan yang diungkapkan Abraham Masslow dan bagi saya rasa khawatir itu muncul disebabkan karna kita memiliki kebutuhan-kebutuhan hidup. Banyak orang berusaha untuk memenuhi segala kebutuhannya dan semakin kita berusaha memikirkannya maka secara otomatis akan muncul rasa khawatir yang mengatakan bahwa kalau-kalau semua kebutuhan kita tidak akan terpenuhi. Kita khawatir jangan-jangan sampai tua kita tidak akan memiliki orang yang akan mencintai kita tengan tulus, kita khawatir jangan-jangan kita tidak akan memiliki rumah, pakaian dan makanan untuk setiap harinya, kita khawatir jangan-jangan kita tidak akan dihargai dan diakui dalam lingkungan kita dan hal-hal lainnya. Termasuk para team sepakbola dunia yang berlaga di ajang perebutan bergengsi memperebutkan gelar juara dunia, khawatir tentang siapakah yang akan menjadi juara dunia dan akan diakui sebagai team yang paling handal.

Sebelum kita mengulas isi Alkitab yang adalah jawaban atas semua masalah kehidupan, saya mendapati ada empat hal yang sering membuat kita selalu pada rasa khawatir, yang pertama bahwa dalam hidup ini kita tidak memiliki tujuan hidup dan sudah pasti orang-orang yang tidak memiliki tujuan hidup akan selalu berada pada rasa khawatir. Kedua tidak ada ketekunan hidup artinya tidak serius dalam menghadapi sesuatu. Ketiga tidak mau mengembangkan diri yaitu orang – orang yang berpikir kalau sudah dia yang paling hebat sehingga tidak mau lagi mengasah dan mengembangkan diri, akhirnya terlindas dengan keadaan dan akhirya kehilangan pengharapan. Keempat orang-orang yang tidak mau berdoa dan berserah; mereka inilah yang akan selalu merasakan rasa khawatir.

Nah sekarang apa yang akan kita lakukan jika kita pada posisi dimana selalu merasakan rasa khawatir? Banyak di antara kita keliru dalam mencari jawaban akan masalah ini. Saat rasa khawatir itu muncul maka kita langsung mencari jawaban dan jalan keluar sendiri, pergi ke perpustakaan dan toko buku untuk mencari buku-buku yang mencoba menguraikan bagaimana menjawab rasa khawatir, barang kali pergi ke mall dan mencoba menghilangkanya dengan menonton film komedi atau yang lebih ekstrim lagi pergi ke tempat-tempat hiburan seperti diskotik, club malam dan mencoba melepaskan rasa khawatir itu.

Alkitab katakan dalam Yoh 14 : 27 bahwa apa yang Tuhan berikan melebihi yang dunia berikan itu sebabnya melalui renungan ini saya ingin menawarkan satu konsep yaitu jika pun anda merasakan rasa khawatir maka cobalah datang kepada FirmanNya dan merenungkannya serta mencari apa yang sedang Allah katakan untuk menjawab rasa khawatir itu. Karena kuasa Firman itu akan menjamah kita. Ah mungkin anda mengatakan apa yang saya tawarkan ini adalah sesuatu yang klise tapi mari kita renungkan hal yang berikut ini. Firman Allah dapat merubah segala sesuatu! Dengan merenungkan dan mempertanyakan dengan apakah Allah menciptakan dunia ini? Jika kita mencoba menjawabnya maka ternyata Allah tidak menjadikan dunia ini dengan alat yang besar ataupun dengan sebuah rumus dan teknologi cangih dan mutakhir tapi sesungguhnya hanya oleh kuasa Firmannya saja. Kejadian 1 dan 2 menjawab hal itu bahwa hanya ketika Allah berfirman maka semuanya jadi. Jadi anda lihat bagaimana kuasa Firman itu. Sekali saja dia bersabda maka tak ada satu kuasa apapun untuk menahannya. Begitu juga dengan masalah khawatir, hal ini penting dan Allah tahu akan selalu dialami oleh manusia itu sebabnya dalam Alkitab Allah mempersembakan satu perikop yang berbicara mengenai rasa khawatir dan mari kita merenungkan hal itu sekarang untuk menjawab rasa khawatir kita.

Bukalah Alkitab kita dan bacalah Matius 6 ayat 25 – 34 dan jika anda membacanya paling sedikit anda akan mendapati lima hal yang akan menjawab rasa khawatir anda dan ini yang saya dapatkan saat membacanya. Pertama: dalam ayat 25 – 27 konsep yang saya dapati bahwa untuk mengatasai rasa khawatir kita maka kita harus sadar kalau kita ini adalah ciptaan Tuhan yang paling mulia. Indah bukan isi firmanNya? Kalau kita sadar kita ciptaan yang paling mulia sudah pasti kita mengerti kita memiliki harga dimata Tuhan jika begitu why worry? Konsep kedua: menunjang konsep yang pertama yaitu dalam ayat 28 – 31 kita mendapati Allah mengatakan bahwa memang kita diberikan kemampuan lebih dari mahkluk-mahkluk lain jika pun kita sadar dan mengerti hal ini why worry bukankan kita sanggup menghadapi rasa khawatir kita untuk memenuhi kebutuhan kita? Konsep ketiga: ada pada ayat yang ke 22 yaitu kita harus sadar kalau sesungguhnya Allah mengerti segala kebutuhan kita dan bukan hanya itu di dalam ayat 22 ini Yesus menambakan mengenai hal kepastian bahwa Dia akan memenuhi kebutuhan kita dengan berkata “Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu”. Konsep yang keempat: ayat yang ke – 33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu’ apa yang Yesus katakan di sini mengisyaratkan kepada kita kalau sesungguhnya kita harus sadar bahwa tujuan akhir kita bukan di dunia ini melainkan di surga. Saya mau katakan inilah inti dari apa yang Yesus mau katakan untuk menjawab rasa khawatir kita yaitu berpikirlah ke arah surgawi kepada sesuatu perkara yang kekal bukan pada sesuatu perkara yang tidak kekal yang justru akan membuat kita khawatir. Saya percaya jika kita menjadikan surga tujuan akhir kita masalah di dunia ini yang sering membuat kita khawatir akan tidak berarti bagi kita. Itu sebabnya Paulus katakan di dalam Kolose 3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Jika kita sadar hal ini surga adalah tujuan kita kenapa kita tidak atasi rasa khawatir itu ? Bukankah di surga segala keperluan kita akan dipenuhi didalam kehendak Bapa ? Renungkan berapa lama kita menikmati dunia ini, apakah 70 tahun? Dalam sebuah survey seseorang yang hidup 70 tahun maka dia akan mengalami stress karena kekhawatiran dalam hidupnya sebanyak 40 tahun. Bayangkan jika dibandingkan dengan surga selama-lamanya kita akan hidup tanpa stress dan khawatir manakah yang akan kita pilih? Konsep yang terakhir ada pada ayat 34 “Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” Apa yang Yesus ingin katakan di sini? Yesus ingin berkata bahwa sesunguhnya masa depan, kita ada di tangan Tuhan yang penuh belas kasihan. Saudara jika kita sadar hal ini kenapa kita akan khawatir untuk hari esok? Indah bukan Firman Tuhan itu. Itu sebabnya melalui renungan ini kembali saya mau menggoncang iman kita why worry? Jika kita berjalan di dalam FirmanNya ubahlah konsep berpikir kita, jika kita masih sering merasakan rasa khawatir percayalah bahwa FirmanNya mampu mengalahkan rasa khawatir tersebut. Amin.”. ***