Belanja Akhir Tahun

Berapa jumlah uang yang anda rencana belanjakan pada hari Raya Natal danTahun baru 2014 ? Apakah jumlahnya signifikan di luar dugaan ataukah tetap terencana dalam kendali budget.

Dunia bisnis semakin jeli melihat peluang. Di jaman yang serba wah, hari-hari istimewa dikondisi menjadi ajang belanja.Di hari Natal dan Tahun baru dietalase Nampak pajangan barang murah meriah apalagi atribut warna warni yang menggelantung di sana sini menambah semangat orang belanja. Nafsu konsumerisme diumbar membuat orang kehilangan akal sehatnya. Lupaakan kemampuan ekonomi bahkan lupa diri terperangkap kepada suguhan berbagai barang apalagi kalau boleh kredit, ambil barang sekarang bayar belakangan. Karena harga miring customer berebutan. “Wah, sebenarnya tidak niat membeli tapi karena murah dan hanya sekali setahun jadinya aku membeli” kata seorang ibu. “Ha, aku sangat menikmati akhir tahun ini, berkunjung ke Mall putar sana jalan ke sini ketika capek lalu makan di gerai Es Teller wah enaknya window shopping, aku puas lho!” ungkap seorang ibu yang lain.

Apa yang terjadi dengan tabungan anda ketika tahun 2014 ditutup. Bertambah atau berkurang ? Meminjam ungkapan umum “Orang Bijak taat Anggaran” maka jika ketika tahun ini berakhir lalu financial anda ternyata break even artinya tidak bertambah apa-apa karena uang yang masuk dan keluar ternyata balance atau berimbang maka dapat dikatakan bahwa anda gagal dari sudut ekonomi. Karena diawal tahun ketika kalender dimulai sudah ditargetkan bahwa tabungan itu akan berkisar di 20-30% dari income. Dengan kata lain anda ketinggalan dengan sahabat lain yang bijak mengatur keuangan.
Kenapa harus bijak dengan uang? Karena ada pembiayaan bayar di muka seperti sewa rumah, ada juga pembiayaan bayar kemudian artinya mamfaat / jasanya sudah diambil duluan lalu dibayar belakangan seperti biaya uang sekolah anak atau gaji pembantu.

Bagai waktu Yusuf di Mesir ada saatnya keadaan gemuk maupun kurus. Di saat gemuk, itu terjadi di waktu anak-anak masih kecil. Di saat itu perlu sebagian uang disisihkan untuk menghadapi tahun-tahun kurus ketika biaya pendidikan anak di Perguruan Tinggi dating menagih. Dalam kenyataan 15 tahun pertama dalam pelayanan adalah masa-masa saving. 15 tahun kedua adalah masa menggunakan tabungan yang tersedia seperti biaya pendidikan dan membantu anak-anak di masa awal pernikahan mereka. Syukurlah kalau masih punya waktu pada saving tahap kedua pada 10 tahun terakhir. Yaitu pada pelayanan mendekati pensiun yang umumnya di waktu ini biaya pengobatan sudah mulai membesar.\

OK lah, tahun 2014 apa yang telah direncanakan akan lewat. Terbentang peluang besar di tahun 2015 untuk mengatur urusan keuangan dengan sebaiknya oleh mengedepankan tabungan keluarga. Secara umum banyak keluarga menargetkan 30% dari pendapatan. Tabungan ini disisihkan ketika menerima gaji bukan sebaliknya menunggu sisa uang baru disimpan sebagai cadangan. Ambil tekad untuk mengendalikan “semangat berbelanja”. Hemat selagi uang itu ada bagai semut menyimpan makanan di musim panas bersedia untuk musim hujan.

Beberapa tip untuk keuangan yang sehat di tahun 2015:

  1. Susunlah anggaran pendapatan / belanja tahun 2015. Targetkan untuk punya kelebihan kepada simpanan sebanyak 10-30% dari pendapatan.
  2. Bawa RAPBK – (Rencana anggaran pendapatan dan belanja keluarga) ini ke Rapat Keluarga lalu di Doakan.
  3. Stick to your budget. Jalankan dan amankan anggaran yang sudah didoakan itu.
  4. Jangan “goyah” dengan keadaan lingkungan. Tetap irit walau bukan pelit, ingat tabungan untuk masa depan anak-anak dan hari tua.
  5. Bila mempunyai uang terkumpul belilah harta produktif: Tanah, rumah, kebun sebagai investasi.
  6. Hati-hati dengan barang komsumptif: Mobil, peralatan Rumah Tangga mutakhir – semua barang ini harganya menyusut turun bahkan akan menagih ongkos pemeliharaan.
  7. Menyenangi keberadaan materi yang dipunyai sendiri lalu mensyukurinya.

Selamat datang tahun 2015.