Seorang sastrawan yang mendekam di penjara oleh karena ideologi-ideologinya, mengatakan “Anda dapat memenjarakan tubuh saya, tapi Anda tak dapat memenjarakan pikiran saya
Ajang pertempuran yang paling sengit yang terjadi sekarang ini bukanlah antara Irael dan Palestina atau di tempat-tempat lainnya di dunia ini, tetapi peperangan tersengit terjadi di dalam pikiran manusia. Peperangan-pererangan yang terjadi berawal dari pikiran para pemimpin negara-negara yang berperang itu. Mereka berpikir apakah perang harus dimulai, kemudian mereka menimbang-nimbang untung ruginya, pikiran mereka berperang, akhirnya mereka memutuskan untuk menuangkan buah pikiran mereka itu dalam bentuk peperangan fisik yang sebenarnya. Pada dasarnya, pola pikir kita menjadi pola tindak kita. Itu sebabnya mengapa walaupun kita bebas untuk berpikir, tetapi kebebasan itu tetap harus dikontrol.
Pikiran kita adalah salah satu ajang pertempuran sengit dalam kehidupan Kekristenan kita. Tim LaHaye, beberapa tahun yang lalu menulis sebuah buku berjudul: “Peperangan merebut Pikiran Anda”. Saudara, saat ini satu peperangan yang besar sedang berkecamuk untuk merebut pikiran kita. Dua kubu yang berperang adalah kubu Allah dan kubu Setan dan Setan tahu betul bahwa jika ia dapat memenangkan peperangan ini, maka besar sekali kemungkinan baginya untuk memenangkan kehidupan kita. Sementara itu, Allah sangat menaruh minat yang besar untuk juga memenangkan pikiran kita. Itu sebabnya Allah berfirman yang dicatat dalam Pilipi 4:8 tentang apa yang harus kita pikirkan. ”Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Kata Gerika untuk “pikirkan” adalah “logizesthe” yang berasal dari kata: “logizomai” yang berarti:
1) Conclude = tarik kesimpulan
2) Account of = buat perhitungan, pertanggung-jawaban
3) Think on = pikirkan
⦁ PIKIRKANLAH SEMUANYA ITU
Ayat 9 dari Pilipi 4 adalah kunci dari ayat sebelumnya. ”Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.”
Nasihat yang diberikan Rasul Paulus dalam 2 ayat tadi: Yang PERTAMA – Suatu arahan untuk pikiran, “pikirkan semuanya itu.” KEDUA – Suatu arahan untuk mempraktekkannya dalam kehidupan kita, “lakukanlah itu.” APA SEBAGAI HASIL jika kita PIKIRKAN dan LAKUKAN hal itu semua? ”Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.” Inilah sebuah janji yang indah. Jika kita pikirkan dan melakukan semua pokok-pokok pikiran yang tertulis dalam Pilipi 4:8 itu, maka damai sejahtera akan menjadi milik kita. Betapa amannya hidup kita jika ALLAH menyertai kita. Betapa tenangnya suasana kehidupan kita jita Allah yang adalah Sumber damai itu memberikan kedamaian kepada kita.
Ketidak-amanan serta ketidak-damaian di dunia ini, khususnya di negeri kita yang tercinta ini terjadi oleh karena, boleh jadi, atau lebih tepat lagi, sudah pasti, karena banyak orang tidak memikirkan, menyimpulkan, membuat perhitungan, membuat keputusan dan melakukan semua hal-hal yang benar, hal-hal yang mulia, hal-hal yang adil, hal-hal yang suci, hal-hal yang manis, hal-hal yang sedap didengar, hal-hal yang disebut kebajikan dan, hal-hal yang patut dipuji.
Seorang filsuf mengatakan: Taburlah sebuah pemikiran, Tuailah sebuah tindakan; Taburlah sebuah tindakan, Tuailah sebuah kebiasaan; Taburlah sebuah kebiasaan, Tuailah sebuah tabiat; Taburlah sebuah tabiat, Tuailah sebuah nasib!
Apa saja yang berada di dalam pikiran kita, pada akhirnya bermuara dan dipamerkan dalam kehidupan kita yaitu TINDAKAN. Tidak suatupun yang telah kita pernah lakukan yang tidak dibentuk dalam pikiran kita sebelumnya. Apa saja yang kita lakukan dalam kehidupan ini adalah hasil formulasi dari pikiran-pikiran kita. Itu sebabnya saudara-saudara, jika kita menginginkan satu masa depan yang baik, nasib yang beruntung, tabiat kita harus baik. Jika kita ingin mempunyai tabiat yang baik, kebiasaan hidup kita haruslah baik. Jika kita ingin mempunyai kebiasaan hidup yang baik, tindakan kitapun harus baik pula. Jika kita ingin selalu melakukan tindakan-tindakan yang baik, maka pikiran kita haruslah baik. Kesimpulannya, NASIB ATAU MASA DEPAN YANG BAIK ATAU BURUK, berawal dari PIKIRAN.
Otak kita itu adalah organ tubuh yang paling berpengaruh. Tim LaHaye mengatakan: “Otak Anda mengawasi segala sesuatu yang Anda kerjakan, mulai dari denyutan jantung yang terjadi di luar pengendalian kita sampai kepada keputusan-keputusan kehidupan yang kita buat secara sadar.”
Otak kita yang kecil ini, yang rata-rata beratnya hanya 1 ½ kg, sangat luar biasa kemampuannya. Otak manusia terdiri atas 12 milyard sel. Setiap sel terhubung kepada 10.000 sel-sel otak lainnya. Jadi di dalam otak manusia, terdapat 120 triliun sambungan hubungan. Seorang ilmuwan bernama Dr. Duane Gish berkata: “Otak manusia adalah pengendalian materi yang paling rumit di alam semesta ini.” Dr. Gehard Dirks, seorang pemegang limapuluh hak pantent atas computer IBM berkata: “Seandainya kita dapat menciptakan sebuah computer yang dapat meniru kemampuan otak manusia, maka dibutuhkan ruangan sebesar Empire State Building untuk menyimpan computer itu.” Empire State Building adalah gedung 102 tingkat, tinggi 448 meter dan isinya: 37 juta kaki kubik. Di gedung sebesar inilah sebuah komputer yang sama kemampuannya dengan sebuah otak manusia harus diletakkan. Jadi kesimpulannya, otak manusia ini mempunyai kemampuan yang besar dan hebat.
Potensi pikiran di dalam otak yang kecil ini sungguh mengagumkan. Para ahli ilmu jiwa mengatakan bahwa setiap harinya terdapat 10.000 pikiran yang masuk ke dalam pikiran manusia. Itu berarti ada 3.500.000 pikiran dalam setahun yang di formulasikan di dalam otak kita.
Saudara, sebagai orang-orang yang beriman, kita harus membawa setiap pikiran dari 3.500.000 pikiran itu untuk takluk kepada Yesus Kristus. Anda dapat memastikan bahwa Setan akan terus mencoba mencengkram dan menggores setiap pikiran itu, dan ingat bahwa Setan berperang untuk merebut pikiran kita yang pada akhirnya bermuara pada merebut hidup kita. Saudara, tidak ada masa depan yang baik dan gemilang di tangan Setan.
Para ilmuwan menyatakan bahwa rata-rata seseorang menggunakan hanya 10 persen dari kemampuan otak mereka sepanjang umur hidup mereka. Kebanyakan orang akan mati dengan 10 – 11 milyard sel otak yang masih tidak terpakai.
Lima belas professor perguruan tinggi terkemuka di dunia mengambil tantangan berikut ini: “Jika semua buku tentang seni manusia yang bergerak diringkaskan menjadi satu pernyataan singkat, kira-kira bagaimana bunyi pernyataan itu?” Kelima-belas profesor ini kemudian berpikir, berdiskusi, mempertimbangkan tentang issue ini, maka berikut ini adalah pernyataan mereka: Apa yang pikiran perhatikan, ia pertimbangkan; Apa yang tidak diperhatikan oleh pikiran, ia buangkan. Apa yang pikiran perhatikan terus menerus, ia percayai. Apa yang pikiran percayai, itulah yang akhirnya ia kerjakan.
Jadi sederhana saja, apa yang kita pikir-pikirkan, kita akan menjadi seperti itu dan melakukan hal itu. Itulah yang dikatakan oleh Raja Salomo di dalam AMSAL 23:7: “Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.” Dalam Bahasa Inggris-nya ayat ini lebih tepat: “For as he thinketh in his heart, so is he.” “SEPERTI APA YANG DIPIKIRKAN SESEORANG, BEGITULAH DIA.” Jadi, kita ini adalah hasil dari apa yang kita pikirkan.
Saudara, sikap mental adalah factor paling penting satu-satunya yang menyangkut kesehatan fisik dan kebahagiaan emosi manusia. Raja Salomo memberikan petunjuk-petunjuk yang sangat penting dalam AMSAL 4:23-27. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu. Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka. Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.
Saudara, ayat ini mengatakan bahwa biarlah tujuan dan jalan hidup kita lurus, sama seperti seorang pelari dalam perlombaan memandang lurus ke tujuan, tidak berpaling ke kanan atau ke kiri; atau sebagai seorang pemanah, memandang lurus ke depan kepada sasaran target. Memandang kepada YESUS, seperti dalam IBRANI 12:2 – “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan”.
Sikap mental kita dapat menguntungkan atau bisa merugikan diri kita sendiri. Jadi SESUNGGUHNYA, kita ini adalah hasil dari apa yang kita pikirkan. Jika kita berpikir benar, maka kita akan hidup benar. Jika kita berpikir salah, maka hidup kitapun akan salah. Itu sebabnya seperti yang Rasul Paulus tuliskan dalam Pilipi 4 :8, hendaknya
⦁ semua yang benar
⦁ semua yang mulia
⦁ semua yang adil
⦁ semua yang suci
⦁ semua yang manis
⦁ semua yang sedap didengar
⦁ semua yang disebut kebajikan dan
semua yang patut dipuji, PIKIRKANLAH SEMUANYA ITU.