Kita sering memgambil pelajaran dari orang terhormat seperti Daniel, dari orang terpandang seperti rasul Paulus, atau dari murid-murid Tuhan yang memang telah disendirikan untuk maksut-maksut Tuhan yang istimewa dan suci. Tetapi kali ini saya ingin mengajak anda untuk juga mengambil suatu nilai penting dari sekelompok orang yang tidak diistimewakan oleh budaya di zamannya. Yang saya maksutkan disini adalah orang samaria, dan itupun bukan si orang samaria yang terkenal karena kebaikan hatinya yang suka menolong itu. Tapi kali ini mengenai sekelompok orang samaria.
Dalam Yoh 4:1-42 kita bisa mendapati suatu catatan mengenai percakapan Yesus dengan perempuan samaria. Ketika perempuan Samaria diyakinkan bahwa Yesus adalah mesias, dia cepat-cepat memberitahukannya kepada tetangga-tetangganya dan orang-orang sekotanya. Dia berkata, (dalam ayat 29) “Mari, lihatlah! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?…” yah sering kita melihat kalimat ini lalu kita meyerapnya sebagai dorongan untuk menginjil.
Tetapi ada suatu lain yang juga menarik dan penting dalam ayat ini, ayat ini dilanjutkan dengan ayat 30 yaitu “Maka mereka pun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus.”
sebenarnya mereka sudah bisa mengambil kesimpulan saat itu, karena mereka mendapat berita tentang Yesus itu dari seorang wanita yang bisa disebut sebagai “sumber informasi tangan pertama,” Tetapi mereka tidak langsung puas dengan hanya mendegar tapi mereka ingin pergi dan datangi Yesus itu secara langsung, sehingga pada ayat 42 ada catatan disana bahwa mereka menyimpulkan “dan mereka berkata kepada perempuan itu: “Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.” Sebagai pemimpin-pemimin jemaat, dan sebagai anggota jemaat pada umumnya, adalah sangat penting agar kita bukan bersikapa dan mengambil keputusan hanya sekedar berdasarkan apa kata orang tetapi mendapatkan data yang benar dari sumber utama secara langsung.
Sehubungan dengan kebutuhan kita untuk semakin follow the bible sehingga bisa tetap bersikap dan mengambil keputusan berdasarkan Alkitab, Ny. Ellen G. White menuliskan dalam Review and Herald, 21 Maret 1890:
“Alkitab mengingatkan kita untuk jangan hanya percaya kepada hikmat manusia, atau kepada penyelidikan seseorang saja. Pergilah sendiri kepada Alkitab untuk dirimu sendiri. Selidikilah firman yang diinspirasikan dengan rendah hati. Kesampingkan pertimbangan sebelumnya, karena engkau tidak akan memperoleh keuntungan kecuali engkau datang kepada firman Allah seperti anak kecil yang tidak tahu apa-apa…Kapan saja kita menyelidiki kebenaran Alkitab, Tuhan ada bersama kita.”