Harta Kita : Anak-Anak Kita

Surga bertaburan emas permata, tapi hidup bersama Yesus itulah yang utama – bila aku diundang kesana, sekarang juga kita berangkat bersama” adalah kata-kata syair penutup yang dibawakan dengan lancar oleh seorang anak kelas satu pada Sabat Pendidikan beberapa waktu yang lalu disebuah Jemaat. Acara yang dikemas begitu apik berupa pementasan drama singkat, pidato, menghapal ayat hapalan, syair dan lagu di ikuti dengan cermat oleh hadirin. Ada orang tua yang tersenyum bangga, ada yang meneteskan air mata haru sekaligus berdoa bagi masa depan anak-anak mereka. Ya, anak-anak adalah masa depan jemaat. Sekarang mereka dituntun besok akan memimpin.

Sudahkah jemaat memberi perhatian dan sokongan semestinya kepada anak-anak kita?. Barangkali “ia” namun mungkin juga belum. Dibanyak tempat kita lalai mengikutkan mereka pada program jangkauan keluar, penggembalaan dan acara-acara jemaat. Kemudian kita kaget dan panik melihat mereka telah beranjak menjadi ABG. Lalu kita menjejalkan mereka dengan uang, materi mengangankan “mempertahankan” mereka dari gemilaunya gemerlapan duniawi. Kita khawatir mereka akan lebih tertarik kepada “dunia” daripada gereja oleh melihat asesoris aneh yang bergantungan pada tubuh mereka. Lalu pernakah kita menyadari bahwa keadaan fatal ini karena kelalaian yang dibuat ketika mereka masih kecil, diwaktu masih kanak-kanak. Kenapa kita tidak menunjukkan urgensi yang sama ketika mereka masih kecil sama dengan yang dibuat ketika mereka mencapai umurbelasan tahun.

Tak dapat disangkal bahwa jemaat perlu secara aktif mengupayakan pelayanan yang mantap dan berkesinambungan kepada mereka. Terobosan ide baru perlu diimplimentasi untuk menarik minat anggota dalam menjaga anak-anak. Bahan-bahan acara SS, alat peraga, program kelas kemajuan disemua tingkatan, penyediaan sarana camping, peralatan tenda, outing, retreat untuk mereka dibeberapa jemaat menjadi porsi terbesar dalam anggaran jemaat. Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengaruh orang tua memantulkan Yesus kepada rekaman tabiat mereka. Interaksi mereka dengan orang dewasa dari sabat ke sabat akan memberi impresi kuat mengenai “gereja” yang akan dibawa sampai mereka menjadi besar.

Pernah lihat kuda berbelang? Itu namanya Zebra. Ketika lahir, ada dua hal penting yang harus dilakukan anak Zebra pada 15 menit pertama. Yaitu berusaha untuk berdiri dan yang kedua adalah merekam dalam ingatan bentuk belang sang Ibu. Hal ini harus dipastikan oleh ibunya supaya dia tau siapa yang melahirkannya karena setiap Zebra mempunyai belang yang berbeda. Dengan demikian si kecil tidak akan terlantar karena mengikuti belang yang lain. Untuk itu ibu Zebra harus melindungi anaknya pada menit-menit awal supaya hanya belangnya saja yang dilihat sang bayi sebab ada banyak zebra lain yang ingin melihat lahirnya bayi yang baru. Sebagai anggota jemaat barangkali kita perlu belajar dari Zebra – yakni, memastikan bahwa anak-anak kita mendapatkan rekaman kerohanian yang benar dari kita orang tua pada waktu mereka kecil, yang akan selalu diingat sepanjang hidup mereka. Memenangkan pergumulan kerohanian ketika berada di masa remaja sangatlah tergantung kepada rekaman yang tepat ketika mereka masih kanak-kanak.

Kalau soal makanan bergizi, mainan serta pakaian mungkin kita inginkan yang terbaik dan sudah diberikan pada anak-anak kita. Tetapi bagaimana dengan pendidikan tabiat mereka? Apakah cukup kita percayakan kepada pembantu, baby sitter atau orang lain untuk mengisi mereka dengan self-control, discipline, humility, honesty, responsibility? Rentang umur yang paling penting dalam pendidikan anak adalah tujuh tahun pertama dalam kehidupan mereka. Dalam masa inilah tabiat anak dibentuk untuk sepanjang masa hidupnya. “Deny them anything rather than the education that they should receive in their earliest years”– Child guidance p.17. Selanjutya dianjurkan agar dengan berhati-hati dan kasih sayang orang tua memberi pendidikan yang mengangkat mereka kepada sukses. “Not by scolding, for it will do no good. Talk to your children as if you had confidence in their intelligence. Deal with them kindly, tenderly, lovingly” Child guidance p. 33.

Kelihatannya sepele menggunakan waktu dengan anak-anak tetapi itu akan berarti banyak bagi mereka. Bukankah sering kita mendengar mereka katakan kepada guru mereka yang setiap hari member teladan “When I grow up I want to be a teacher like you”. Para orang tua, guru-guru mempunyai tanggung jawab memberi pengaruh positif mengenai Yesus dalam kehidupan mereka melalui setiap acara yang disediakan. Coba lihat ketika cerita anak-anak di bawakan, apakah mata mereka kepada pembawa cerita? Mungkin kurang diperhatikan karena ceritanya dibawakan dalam bahasa orang dewasa. Orang besar langsung ketawa, tersenyum menangkap sari dari cerita sementara untuk anak-anak, bagi mereka cerita itu hanya lewat diatas kepala. Jangan heran bila pada lima belas menit acara cerita anak, mereka hanya bermain, bergulingan, lari bolak balik kepada orang tua, naik di mimbar dan melompat. Ada anjuran: Remember that children can only listen one minute for every year of their age!. Jadi, anak umur 4 tahun hanya dapat mendengar dengan baik cerita yang panjangnya 4 menit.

Pendidikan yang benar bukan hanya disampaikan melalui ucapan semata tetapi sikap. Ujar China berkata “Words teach, example attracts”. Kata-kata itu penting namun akan kehilangan arti tanpa keteladanan. Itu sebabnya keluarga adalah pusat ke Kristenan dimana anak-anak bertumbuh. Masa kanak-kanak adalah masa mereka mengisi tabiat mereka. Sudah pasti bukan pertunjukan kekerasan, kata-kata kasar, pertengkaran yang mereka perlukan untuk di panuti tetapi principle of love, faithfulness, mutual respect and friendship. ***