Temukan Yesus Sekarang Juga

Ketika seseorang bertemu dengan Yesus Kristus, hidupnya tidak akan sama lagi. Hidupnya akan berobah seiring dengan kehadiran Yesus di dalam kehidupannya. Kita dapat memberikan kesaksian tentang perobahan itu berdasarkan atas pengalaman diri pribadi, atau dari pengalaman-pengalaman orang lain yang kita saksikan sendiri perubahan-perubahan yang mereka alami. Di dalam Alkitab, kita dapati begitu banyak catatan tentang pengalaman orang-orang yang berubah hidupnya ketika Yesus ‘menjamah’ kehidupan mereka secara langsung. Kali ini kita akan menyimak ceritera tentang seorang pria yang dirasuk setan. Kisah ini menjadi istimewa karena dua alasan penting, yang pertama. Peristiwa ini menjadi salah satu dari peristiwa-peristiwa yang paling ganjil yang dicatat dalam seluruh Kitab Injil, dan alasan penting yang kedua adalah karena. Kisah ini menjadi salah satu dari kisah-kisah dramatis tentang kehidupan manusia yang betul-betul berubah – setelah mereka bertemu dengan Yesus Kristus.
Kasus dalam kisah ini adalah kasus ‘penguasaan Iblis’ yang paling luar biasa. Ada berbagai cara dan kadar penyerangan Iblis terhadap manusia. Kita bisa sebut dalam tiga bidang:

  1. Bidang spiritual (kerohanian). Jika Iblis menyerang seseorang dalam bidang kerohaniannya, maka serangan itu akan mempengaruhi hubungan intimnya dengan Allah.
  2. Bidang mental atau kejiwaan. Jika Iblis menyerang seseorang pada mental atau kejiwaannya, maka serangan itu akan menyebabkan kebingungan, kurangnya kewaspadaan, bahkan dapat berakhir pada sakitnya jiwa orang tersebut.
  3. Bidang fisik. Jika Iblis menyerang seseorang pada fisiknya, maka akibat dari serangan itu adalah rusaknya fisik orang itu, contohnya Ayub yang menderita luka-luka borok di sekujur tubuhnya.
    Peristiwa yang dicatat dalam Markus 5:1-20 adalah peristiwa serangan Iblis kepada seseorang yang kemungkinan besar menyerang pada ketiga bidang tersebut yaitu, spiritual, mental atau jiwa, dan juga fisik orang tersebut. Mari kita mulai baca ayatnya satu demi satu.
    Markus 5:1-2. (1) “Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. (2) Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. (3) Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, (4) karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. (5) Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu.”
    Di ayat 2 dikatakan bahwa Yesus bertemu dengan orang yang dirasuk setan ini segera setelah Ia turun dari perahu di daerah Gerasa – yang kemungkinan besar sebutan ‘daerah Gerasa’ ini dikaitkan dengan kota kecil yang bernama Gerasa. Kota ini terletak dekat dengan laut kira-kira setengah perjalanan ke arah timur dari tepi danau itu. Tempat dimana Yesus bertemu dengan orang yang dirasuk setan itu berlokasi dekat dengan kota kecil Gerasa ini dimana terdapat banyak bukit-bukit yang curam merentang ke arah pantai. Kira-kira 2 km. di sebelah selatan kota kecil itu terdapat pekuburan-pekuburan – yang kemungkinan besar di salah satu pekuburan inilah si lelaki yang dirasuk setan itu tinggal. Kita dapati bahwa orang ini menderita gangguan rohani, mental, dan juga fisiknya. Kita klasifikasikan orang ini sebagai seseorang yang ‘DIKUASAI OLEH IBLIS,’ karena jelas sekali ayat-ayat tadi menyatakan bahwa Iblis-iblis yang tinggal di dalam diri orang ini telah menguasai diri dan pikirannya dan Iblis-iblis ini sebenarnya berbicara melalui suara orang itu.
    Jelas sekali bahwa orang yang dirasuk iblis ini telah ditolak oleh orang-orang sekampungnya bahkan oleh keluarganya, mungkin oleh karena mereka sudah tidak sanggup lagi untuk mengontrol dia. Itu sebabnya dia harus tinggal di pekuburan. Iblis-iblis ini mempunyai kekuatan dan penguasaan yang luar biasa terhadap orang ini sehingga dia sanggup memutuskan rantai yang membelenggu dirinya.
    Ayat 5 dari Markus 5 melukiskan penderitaan mental dan fisiknya yang menyebabkan dia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit siang dan malam sambil berteriak-teriak dan mencederai dirinya dengan batu. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Iblis adalah suatu kegiatan yang nyata dan sangat berbahaya. Konsep yang kita kenal dan sudah mendunia adalah mempercayai bahwa Setan atau Iblis hanya ada dalam film-film cartoon dan juga mainan anak-anak. Tetapi, Setan atau Iblis adalah sesuatu unsur yang benar-benar ada dan sangat berbahaya. Tujuan mereka adalah untuk membinasakan manusia, dan mereka mempunyai kuasa untuk melakukan itu. Kita baca 1 Petrus 5:8: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”
    Iblis dapat menyerang dan membinasakan manusia dalam bidang mental, fisik dan kerohanian mereka, namun demikian, ada kabar baik yang ingin saya sampaikan kepada saudara sore ini bahwa, Alkitab jelas menyatakan bahwa orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus tidak dapat dimiliki oleh Ibis oleh karena kehidupan mereka dihuni dan dipenuhi oleh Rohulkudus. Mari kita baca 1 Korintus 6:19: “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”
    Markus 5: 6-10: (6) Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkanNya lalu menyembahNya, (7) dan dengan keras ia berteriak: “Apa urusanMu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” (8) Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” (9) Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: “Siapa namamu?” Jawabnya: “Namaku Legion, karena kami banyak” (10) Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Dari ayat-ayat ini kita dapati bahwa Iblis menghargai Yesus karena Iblis dan pengikut-pengikutnya mengetahui semua fakta tentang Yesus – lebih dari yang kita ketahui karena mereka pernah bersama-sama tinggal dengan Yesus di Surga sebelum mereka jatuh ke dalam dosa. Mereka mengakui Yesus sebagai Mesias atau Pelepas. Oleh karena keSucianNya, kekuasaanNya, keAgunganNya, mereka tidak dapat berbuat lain kecuali menyembah di hadapanNya. Yesus ketika itu berada dalam posisi menguasai dan mengendalikan situasi, sama seperti Ia selalui mengendalikan segala sesuatu di alam semesta ini.
    Di ayat 6 dicatat bahwa Iblis menyembah Yesus, dan di ayat 7 dikatakan bahwa Iblis mengakui Yesus adalah “Anak Allah Yang Mahatinggi.” Sebutan “Anak Allah” menyatakan “KeAllahan Yesus, dan sebutan “Yang Mahatinggi” menempatkan Yesus di atas dari segala “ilah” dan di atas segala sesuatu. Sebenarnya Iblis sangat membenci Allah, jadi sebutan-sebutan ini hanyalah sekedar sebuah perasaan terpesona atau kagum dan hormat atas kenyataan “siapa Allah itu.” Di ayat 9, terjadi hal yang sangat menarik. Yesus bertanya: “Siapa namamu?” Yesus tahu segala sesuatu, dan sudah pasti Ia tahu nama Iblis yang bersarang dalam tubuh orang yang malang itu. Ia sesungguhnya tidak perlu mengajukan pertanyaan itu, tetapi mengapa Ia bertanya “Siapa namamu,” mungkin supaya murid-muridNya dan juga orang-orang banyak yang berada di sekitar itu dapat mengerti problema yang dihadapi oleh orang yang dirasuk Setan ini, dan mereka dapat menyadari betapa Iblis mampu menguasai manusia dengan kuasa yang sangat besar.
    Yesus bertanya kepada Iblis siapa namanya dan sang Iblis menjawab, “NamaKu Legion karena kami banyak. Satu Legion sama dengan 6,000 serdadu infantri dalam organisai ketentaraan Romawi. Jumlahnya sangat banyak, dan para Iblis ini menganggap diri mereka sebagai serdadu. Seorang komentator Alkitab mengatakan bahwa adegan dalam kisah ini seperti dalam satu pertempuran di antara dua kuasa, kuasa jahat dan kuasa Yesus.
    Jadi di sini kita melihat siapa orang itu dan juga Iblis yang telah menguasai dia. Kitapun melihat Yesus Kristus, Sang Pelepas itu. Dan kita juga melihat di sini bahwa adegan ini telah berkembang menjadi satu ajang pertempuran di antara Iblis dan Allah. Ini adalah cicipan awal dari pertempuran akhir yang bakal terjadi antara yang baik dan yang jahat seperti yang dilukiskan dalam Wahyu 16.
    Kuasa Yesus yang besar dan perlindunganNya yang eklusive terhadap umat-umatNya telah dipamerkan melalui kegentaran dan ketakutan dari Iblis-iblis ini atas kehadiran Yesus. Walaupun kita – sebagai umat-umat yang percaya kepada Yesus – tidak dapat dikuasai oleh kuasa Iblis, namun kita harus berhati-hati dan waspada atas siasat dan tipu muslihat yang dibuat oleh Iblis. Itu sebabnya Kristus menawarkan kepada kita alat penangkal yang kita perlukan yang terdapat dalam Ephesus 6:10-18: (10) “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasaNya. (11) Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; (12) karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (13) Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. (14) Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, (15) kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; (16) dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah apai dari si jahat, (17) dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, (18) dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.”
    Mari sekarang kita baca ayat 11-13: (11) “Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, (12) lalu roh-roh itu meminta kepadaNya, katanya: “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya! (13) Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.”
    Iblis memohon dengan sangat kepada Yesus agar tidak mengusir mereka keluar dari daerah Gerasa itu. Mungkin karena Iblis-iblis itu telah lama berhasil menguasai orang-orang di daerah itu dan mereka telah menjadi pengikut yang setia dari Iblis. Sekarang Iblis merasa ‘sayang’ dan ‘rugi’ jika harus meninggalkan daerah kekuasaannya. Itu sebabnya mereka meminta ijin kepada Yesus untuk pindah ke dalam babi-babi yang jumlahnya 2000 ekor. Dan sangat mengejutkan karena Yesus mengabulkan permintaan mereka dengan satu kata perintah “PERGILAH!!” – seperti yang dikutip oleh Matius. Ketika mereka memasuki babi-babi itu, saudara dapat melihat besarnya pengaruh dan kuasa yang berhasil mereka timpakan di atas diri satu orang. Hanya karena kasih karunia Allah sajalah maka orang itu masih bisa bertahan hidup. Kawanan babi itu kemudian menyerbu dan terjun dari tepi jurang ke dalam danau. Ada 2000 ekor babi yang mati lemas dan tenggelam di dalam danau hari itu. Kata “tenggelam” menggambarkan satu adegan yang dahsyat mengerikan ketika kawanan babi itu jatuh ke dalam air, tenggelam, dan mati lemas.
    Sekarang mungkin saudara bertanya, “Apa yang terjadi dengan Iblis-iblis itu? Apakah mereka mati, binasa, atau tewas juga? TIDAK!! Mereka tidak mati karena nasib mereka masih sama yaitu mereka akan dibuang di dalam dapur api yang menyala-nyala. Mungkin ada juga yang bertanya, “Mengapa Yesus membiarkan Iblis-iblis ini memusnahkan kawanan babi itu? Pertanyaan ini tidak dapat saya jawab, tetapi mungkin, para pemilik babi-babi ini adalah orang-orang Yahudi yang tahu betul bahwa babi adalah binatang haram, tidak boleh dipelihara dan dimakan. Tetapi orang-orang ini telah melanggar hukum Yahudi. Itu sebabnya Yesus membiarkan kawanan Iblis itu masuk ke dalam babi yang menyebabkan babi-babi itu kemudian mati – adalah sebagai hukuman kepada mereka.
    Mari kita baca ayat 14-17: (14) “Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. (15) Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka. (16) Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. (17) Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.”
    Para penjaga babi itu kemudian lari dalam ketakutan untuk melaporkan kejadian yang baru saja mereka saksikan kepada orang-orang di dalam kota dan kampung-kampung di sekitarnya. Tetapi gantinya mereka menjadi senang karena orang yang dirasuk setan itu kini telah duduk dengan tenang dalam keadaan waras dan sudah mengenakan pakaian, mereka malah meminta Yesus untuk meninggalkan daerah itu. Saudara, bukankah hal itu sesuatu yang menyedihkan? Gantinya mereka bersama orang yang disembuhkan itu merayakan suatu kemenangan atas kehadiran seorang ‘Raja,’ mereka takut dan tinggal dalam kekhawatiran serta kebutaan rohani mereka. Mereka tidak ingin berurusan dengan Yesus. Di ayat 18 dicatat bahwa, ‘dengan segera Yesus beranjak untuk masuk ke dalam perahu dan pergi.’
    Yesus adalah pribadi yang Suci dan banyak orang tidak suka mempunyai hubungan dengan kesucianNya. Ada begitu banyak orang yang lebih suka tinggal di dalam ke dalaman dosa. Walaupun mereka takut akan penghakimanNya, tetapi mereka lebih suka untuk tidak bertobat dari segala kejahatan yang memenuhi kehidupan mereka. Namun bagi orang-orang percaya yang sejati di satu pihak, mereka bertumbuh di dalam kebencian mereka terhadap dosa oleh karena mereka ingin menjadi lebih seperti Yesus setiap hari.
    Kalau itu menjadi akhir dari kisah ini, maka kita dapat sebutkan bahwa kisah ini mempunyai akhir yang menyedihkan. Tetapi ini bukanlah akhir dari kisah dramatis itu. Ada reaksi spiritual yang terjadi dari seseorang yang bertemu dengan Yesus. Ayat 19 dan 20 mengatakan bahwa orang yang dirasuk setan tetapi telah disembuhkan oleh Yesus itu kemudian sangat berterima kasih dan berulang kali meminta kepada Yesus agar diijinkan pergi bersama Dia. Kalau saudara perhatikan, semua permintaan yang diajukan kepada Yesus hari itu dipenuhi, kecuali satu yaitu permintaan orang yang disembuhkan itu. Mengapa? Karena Yesus mempunyai satu rencana yang lebih besar bagi orang ini. Yesus meminta dia untuk menjadi pembawa ‘Berita Kesukaan’ (Injil) kepada orang-orang sekampungnya yang telah menolak Yesus. Ceriterakan kepada mereka tentang keAgungan Allah dan Kebesaran Rahmat dan KasihNya.
    Yesus datang ke dunia ini bukan hanya untuk melepaskan kita dari kuasa Iblis saja, tetapi dari segala bentuk kuasa kegelapan. Memang benar semua kuasa kegelapan bersumber kepada Iblis, tetapi saya ingin agar saudara melihat bahwa orang ini pindah dari Kerajaan Kegelapan kepada Kerajaan Terang. Ia adalah makhluk yang baru yang benar telah dilepaskan dari kuasa kejahatan dan kuasa dosa setelah pertemuannya dengan Yesus.
    Jika saudara ingin mengalami perubahan yang serupa dapat terjadi di dalam kehidupan saudara, temuilah Yesus dan ijinkan dia menghuni di dalam kehidupan saudara. ***