Definsi Istilah-Istilah
Arianisme. Sebuah ajaran yang mundul abad ke-4 di TM di Alexandria. Nama ajaran ini sesudah ini adalah yang paling terkemuka mewakili Arius, seorang presbiter Alexandria. Ajran itu menolak bahwa Yesus Kristus adalah substansi yang sama (kata Yunani. homoousios) dengan Bapa dan menurunkan Anak kepada tingkat yang lebih rendah dari satu makhluk ciptaan, walaupun ia sudah ada sebelum dunia dijadikan. Arianisme dikuntuk di Konsili Nicaea (tahun 325 TM).
Semi-Arianisme. Semi-Arian mengupayakan suatu kompromi kedudukan antara kaum Katholik orthodoks dan kaum Arian terhadap kodrat alami Kristus. Mereka menolak pandangan kaum Arian bahwa Kristus diciptakan dan sudah memiliki satu kodrat alamiah yang berbeda dari Allah (istilahYunani, anomoios- tidak serupa), tetapi mereka tidak menerima Pengakuan Iman Nicea yang mana menyatakan bahwa Kristus adalah “salah satu dari substansi (homoousios) yang sama dengan Bapa.” Semi-Arian mengajarkan bahwa Kristus adalah sama (homoios) dengan Bapa, atau substansi yang menyerupai (homoiousios), tetapi posisi-Nya masih berada tunduk (berada di bawah) dari Bapa.
Trinitarianisme. Trinitarianisme adalah kepercayaan orthodoks bahwa ada Allah yang Esa yakni Allah yang hidup dan benar. Namun demikian Allah yang Esa ini adalah kesatuan antara tiga pribadi, yang adalah satu substansi, berkuasa dan kekal, Bapa , Anak dan Roh Kudus
Anti-Trinitarian. Anti-Trinitarian adalah umat yang melawan doktrin Tritunggal untuk untuk berbagai alasan. Mereka bisa saja adalah kaum Arian, semi-Arian, atau pandangan lain yang menolak Tritunggal.
Para Perintis Mula-Mula
Dua pendiri utama GMAHK, yakni Joseph Bates dan James White, adalah anggota-anggota yang secara mula-mula dari The Christian Connection Church (Gereja Perhubungan Kristen) yang menolak doktrin Trinitas. James White diurapi sebagai pendeta di gereja itu. Ketika ia dan Bates begabung dengan Pergerakan Advent, mereka melanjutkan untuk memegang pandangan anti-Trinitarian yang mana mereka sudah pelajari di dalam Christian Connection Church.
Di tahun 1855 James White menerbitkan sebuah artikel di dalam Review and Herald berjudul “Preach the Word” (Khotbahkan Firman). Di dalam kaitannya dengan pernyataan Paulus dalam 2 Timotius 4:4: “Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng,” James menulis, “Di sini kita boleh menyebutkan Tritunggal, yang mana menjauhkan kepribadian Allah dan Anak-Nya Yesus Kristus,…” Joseph Bates menulis di tahun 1868, “Mengenai tritunggal, saya menyimpulkan bahwa adalah mustahil bagi saya untuk mempercayai bahwa Tuhan Yesus Kristus, Anak Bapa, juga Allah yang Berkuasa, Bapa, satu dan oknum yang sama.” Para pengemuka Advent lain berbicara melawan Tritunggal seperti J. N. Loughborough, R. F. Cottrell, J. N. Andrews, dan Uriah Smith:
J. N. Loughborough. Di dalam menjawab pertanyaan “Apakah ada keberatan yang serius terhadap doktrin Trinitas?” Loughborough menulis, “Ada banyak yang beberatan yang kita mungkin desakkan, tetapi bagaimanapun ruang yang terbatas yang kami punyai, kami akan menurunkan mereka ke dalam tiga hal berikut: 1. Itu bertentangan dengan akal sehat. 2. Itu bertentangan dengan Kitab Suci [sic]. 3. Itu berasal dari kafir dan dongengan.”
R. F. Cottrell. Didalam artikelnya berjudul Trinitas, Cottrell menulis, “Untuk memegang doktrin trinitas adalah tidak begitu banyak bukti maksud-maksud jahat dari anggur yang memabukkan bangsa-bangsa dengan hawa nafsu cabulnya. Fakta bahwa ini adalah salah satu daridoktrin-doktrin yang sedang memimpin, jikalau bukan yang paling utama, keatas mana bishop Roma mengagungkan kepausan, tidak mengatakan itu di dalam cara yang menyukakan hati.”
J. N. Andrews. Di dalam sebuah artikel yang berkenaan dengan identitas Melchizedek dalam Ibrani 7:3, Andrews berargumen bahwa perkataan-perkataan “tidak memiliki hari-hari asal mula” tidak diambil secara harafiah karena setiap makhluk di alam semesta (kecuali Allah Bapa) memiliki asal mulanya . Berada di dalam konteks bahwa ia menulis, “Dan sebagaimana Anak Allah, Ia tidak dapat dikecualikan, karena Ia memiliki ke-Allahan karena Bapa-Nya, dan melakukan, pada poin yang sama di dalam kekekalan di masa lampau, memiliki harai-hari permulaan.”
Uriah Smith. Di tahun 1865 edisi buku Thoughts, Critical and Practical, on the Book of Revelation, Smith menyebutkan Kristus “mahkluk ciptaan yang pertama.” Betapapun, menjelang tahun 1881 edisi itu telah diterbitkan namun ia sudah modifikasi pandangannya. Berkenaan dengan frase “the Beginning of the creation of God” (Permulaan dari Ciptaan Allah) dalam Wahyu 3:14 ia menuliskan, “Beberapa orang melalui bahasa ini bahwa Kristus adalah diciptakan mula-mula … Tetapi bahasa itu tidak perlu mengimplikasikan bahwa Ia diciptakan… Ia sendiri menampakkan diri (datang ke dalam eksistensi) di dalam satu cara yang berbeda, seperti pada saat ia disebut ‘Anak yang Tunggal’ dari Bapa.” Para perintis MAHKsecara jelas berpegang pada pandangan-pandangan Arian atau Semi-Arian terkati dengan pribadi Kristus. Mereka pahami frase, “yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan” (Kol 1:15) dan “Anak yang Tunggal” (Yohanes 3:16) di dalam arti harafiah. Oleh karena itu, Bapa, adalah yang pertama, lebih tinggi, dan Anak, yang memiliki satu permulaan di dalam kekekalan, adalah tunduk kepada Bapa. Sebuah akibat wajar dari pandangan ini adalah kepercayaan bahwa Roh Kudus adalah pengaruh atau kekuatan Allah, tetapi bukan sebagai satu pribadi.
Kedudukan Ellen G. White
Selama beberapa dasa warsa yang mula-mula dari sejarah GMAHK Ellen G. White telah mebuat pernyataan-pernyataan yang mana menurut Gerhard Pfandl hal itu seolah-olah dapat ditafsirkan sebagai anti-Trinitarian (anti Tritunggal). Di saat itu ia merujuk kepada Roh Kudus, di dalam konteks penjelasannya akan kejatuhan Setan, dia menulis:
“Sebuah sorotan cahaya di wajahnya (Setan), dan menyinari sekeliling semakin terang dan cantik dari pada malaikat-malaikat lain di sekitarnya; namun Yesus Anak Allah yang dikasihi itu, memiliki pra-keutamaan melebihi semua makhluk malaikat. Ia adalah satu dengan Bapa di hadapan malaikat-malaikat yang diciptakan, Setan mencemaskan cemburu kepada Kristus, dan secara perlahan-lahan mengangap bahwa kuasa memerintah telah dipindahkan kepada Kristus saja. Sang pencipta yang agung mereka tidak mengetahui atau mengenal bahwa Kristus sama dengan Bapa sehingga itu telah diadakan “dewan musyawarah sorga,” untuk menginformasikan akan hal ini. Mengumpulkan semua penghuni surga, sehingga ia boleh berdiri di hadapan semua malaikat yang menganugerahkan penghormatan kepada Anak-Nya. . . . Bapa kemudian diperkenalkan bahwa kuasa itu telah ditahbiskan oleh diri-Nya Sendiri bahwa Kristus, Anak-Nya harus sama dengan diri-Nya sendiri, sehingga, apa kapan saja hadirat-Nya ada. . . . .Anak-Nya akan membawakan kehendak dan maksud-maksud-Nya, tetapi tidak akan melakukan apa-apa terhadap diri-Nya Sendiri saja..
Ini nampaknya mengimplikasikan bahwa sesudah malaikat-malaikat diciptakan, mereka tidak diciptakan, mereka tidak mengetahui atau mengenal bahwa Kristus sama dengan Bapa dan mengadakan satu “musyawarah sorga” untuk menginformasikan mereka akan hal ini.
Di sisi lain, kesamaan Kristus adalh sebuah “kehormatan khusus” yang dianugerahkan kepada Dia, implikasinya bahwa ia tidaklah sama dengan Bapa sebelum waktu itu. Di dalam buku Patriarchs and Prophets (1890) ia menulis: “Ia (Setan) dicintai dan dikabumi oleh roh surgawi, malaikat-malaikat senagn untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan ia diselubungi dengan hikmat dan kemuliaan di atas mereka. Namun Anak Allah diagungkan di atas Dia, Esa di dalam kuasa dan kewenangan dengan Bapa. Dua paragraf lebih lanjut yang ia jelaskan:
Tidak ada perobahan di dalam posisi atau otoritas Kristus. kecemasan Lucifer dan perwakilannya yang salah dan tuntutan-tuntutannya terhadap kesamaan dengan Kristus sudah membuat keharusan sebuah pernyataan akan kedudukan yang benar dari Anak Allah; tetapi ini memang sudan sama sejak permulaan. Banyak malaikat, betapapun dibutakan oleh penipuan-penipuan Lucifer. Namun demikian, jenis-jenis pernyataan ini digunakan dewasa ii untuk menyokong posisi semi-Arian yang sudah mulai dibela oleh beberapa orang Advent dewasa ini. Dapatkah itu terjadi bahwa perikop-perikop ini mengungkapakn pemahaman Ellen G. White terhadap posisi Kristus di surga pada sat itu? Dan bahwa pada saat berjalannya waktu ia menerima terang yang lebih bear yang menuntunnya kepada peryataan-pernyataannya yang sangat jelas sebagai penganut Trinitas di akhir tahun 1890an
Carsten Johnson
Carsten Johnson, satu saat sebagai dosen di fakultas Teologia di Andrews University mengajarkan bahwa kemuliaan Allah tidak terdiri atas tertinggi dan agung melainkan terhadap kemanusiaan-Nya dan tidak menonjolkan diri. Kemuliaan-Nya “berkurang” kepada tingkat ciptaan-Nya. Dan kemuliaan ini menjadi tidak nampak di dalam penjelmaan Kristus menajdi menusia, namun Allah sudah tetap menjadi serptiitu sepanjang zaman.
Sifat-Nya yang “berkurang” bukanlah sebuah sifat Allah yang hanya berkembang pada saat yang kritis ketika “ sifat merosot” menjadi satu kebutuhan yang terpisah, sebuah ukuran dari darurat demi keselamatan kita. Itu tidak terbatas kepada kejatuhan bapa kita kita Adam ke dalam dosa di taman Eden. Itu adalah sebuah the garden of Eden. Adalah sebuah cahaya yang bersinar dengan amat terang dari makhluk ciptaan Allah mula-mula sepanjang waktu. Kemereosatan Allah ke dalam suatu kedalaman makhluk ciptaan dan tebusan adalah sebuah ungkapan kodrat-Nya yang tetap.
Dengan demikian, Johnson percaya bahwa ketika malaikat-malaikat diciptakan Kristus sudah menyembunyikan kemulian-Nya di dalam kerendahan. Dari fakta itu terlihat bahwa “malaikat Tuhan (Hakim-hakim 6:22) adalah makhluk ilahi, dan Mikhael disebut malaikat (1 Tesalonika 4:16), ia menyimpulkan bahwa Kristus pada masa penciptaan malaikat-malaikat mengidentifikasikan diri-Nya Sendiri dengan mereka. Oleh sebab itu ketika Setan cemburu kepada Kristus. Allah didesak untuk memperlihatkan fakta-fakta itu. Itu telah ada di dalam konteks pesitiwa-peristiwa yang digambarkan di dalam halaman 36-38 dari buku Patriarch and Prophets,
Bersambung….