Amsal 16:25 Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
Di selatan Kanaan Abraham dengan kekayaan melimpah tiba dari satu perjalanan panjang. Dari Mesir rombongan ini membawa banyak ternak, emas, perak dan pasukan. Abraham yang kebapaan memimpin satu rombongan besar tanpa kesulitan ekonomi dan keamanan. Semuanya berjalan lancar sesuai yang direncanakan. Abraham amat memperhatikan rombongannya serta sangat mengasihi keluarganya. Lot anak dari adiknya Haran yang telah almarhum turut serta dalam rombongan besar ini.
Dimasa sukar orang jadi toleran, sepenanggungan, gampang memahami situasi, lebih solid secara keluarga tapi akan lain ceritanya bila setting nya adalah kemakmuran. Dan dalam keadaan seperti ini kisah anak muda yang bernama Lot berlangsung. Ia seorang yang agresif, pintar dan cekatan. Ia keciprat harta pamannya yang tidak pelit. Sekarang Lot memiliki ternak juga mempunyai gembala, lalu dengan amat antusias orang muda ini ingin menggandakan harta dan kesenangan.
Soal rezeki berkembang jadi masalah yang mengancam. Lahan peternakan yang luas sekarang menjadi sempit oleh bertambahnya populasi hewan. Apa boleh buat jalan aman mengatasi soal ini hanya satu yaitu dua keluarga ini berpisah mengikuti pilihan masing-masing sehingga lahan menjadi luas cukup untuk manusia dan ternak. Tapi siapa yang mau ke kiri atau kekanan, siapa yang rela mengalah? Inilah Abraham, baginya perdamaian serta kekeluargaan harus diutamakan. Hubungan persaudaraan jangan sampai retak hanya karena soal harta. Orang tua yang bijaksana ini bersikap arif ketika konflik muncul. Ia memilih mengalah demi persaudaraan oleh menyerahkan pilihan kepada sang keponakan untuk menentukan pilihan lebih dahulu.
Kejadian13:10, 11 Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar.– Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah.
Inilah pilihan yang lebih dititik beratkan pada kepentingan jangka pendek. Orang yang matanya telah dibutakan dengan kemakmuran tidak pernah akan puas untuk meraih lebih banyak lagi walau mengorbankan sopan santun. Lot tidak lagi mengindahkan tatakrama ketimuran waktu memilih arah ke kanan menuju lembah Yordan. Sebagai orang muda mestinya ia memberi kesempatan kepada orang yang lebih tua dan mempunyai kedudukan lebih tinggi untuk memilih duluan. Apalagi menghadapi paman sendiri yang telah banyak melepas budi kepadanya. Tapi Lot sang keponakan, melayangkan pandangannya dan dilihatnya, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman Tuhan. Dipilihnya wilayah yang menjanjikan.
Didalam membuat pilihan besar tidaklah cukup hanya berhati-hati. Juga jangan tergesa-gesa tapi diperhitungkan dengan matang disertai permintaan doa kepada Tuhan. Menghadapi keserakahan sang keponakan, Abraham bertindak agung didalam roh yang tidak mementingkan diri sendiri. Perpisahan mengambil jalan masing-masing berjalan lancar tapi cerita manis yang dikisahkan Musa pada buku Kejadian fasal 13 berakhir tragis di fasal 14 dengan puncaknya kota Sodom dan Gomora dimusnahkan Tuhan pada fasal 19.
Seperti Taman Tuhan adalah gambaran wilayah yang menjanjikan kesuburan dan keindahan. Memang benar bahwa diantara kota-kota yang terdapat di lembah Yordan yang terindah adalah kota Sodom. “Disini tanaman-tanaman iklim panas tumbuh dengan suburnya. Ini merupakan tempat bersemainya pohon palem, pohon zaitun dan pohon anggur; dan bunga-bunga menyerbarkan harum sememerbaknya sepanjang tahun. Gandum yang menguning menutupi ladang-ladang, dan kawanan domba serta ternak memenuhi bukit-bukit sekelilingnya. Seni dan perdangan memnambah kebanggan kota yang teletak diatas padang itu. Harta kekayaan negeri-negeri Timr menghiasi istana-istananya, dan kafila-kafilah dipadang pasir mengangkut barang yang berharga untuk melengkapi pusat perdangannya. Dengan pemikiran serta usaha yang sedikit, segala kebutuhan hidup dapat dipenuhi, dan speanjang tahun seolah-olah merupakan satu babak yang penuh dengan pesta pora” Alfa Omega 1 hal. 176.
Kemakmuran dan kemewahan perlu diwaspadai. Sesungguhnya hal itu untuk disyukuri serta mendekatkan kita kepada sumber berkat bukannya melupakan Nya. Kelimpahan yang mendatangkan kemewahan dan kesombongan sering menuntun kepada kepelesiran dan nafsu duniawi. “Seperti Taman Tuhan” adalah ungkapan pembenaran diri masuk kewilayah berbahaya. Kota Sodom yang cantik, banyak kemudahan serta sangat menjanjikan, apa salahnya untuk menempatinya? Apa yang dilihat Lot itu hanyalah sebatas kulit yang tampak dari luar, yang merupakan hasil pengamatan pribadi sebagaimana ketika Hawa memperhatikan buah larangan di taman Eden yang nampak baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya tapi pada akhirnya membawa petaka.
Bagai buku yang tidak dinilai dari cover nya. Mendapatkan sesuatu yang baik tidaklah elok hanya melihat pada kemasan. Walau kelihatan indah dan menarik, perlu pula dilongok isinya. Seperti taman Tuhan bukan berarti jalan yang di ridlahi Tuhan. Ketika semuanya berjalan lancar di jalan yang menyimpang, perlu kita bertanya apakah ini berkenan kepada Tuhan atau hanya untuk menyenangkan diri. Karena ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. Nah!.. ***