Amsal 31:10-31
Salomo menutup kata-katanya yang sangat romantis dan puitis pada Amsal 31 ayat yang ke-30, “Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.” INILAH KRITERIA WANITA UNGGUL ITU YANG TERUTAMA MENURUT ALKITAB: WANITA ATAU ISTRI YANG TAKUT AKAN TUHAN.
Ada kalimat yang mengatakan bahwa SESUDAH MERASA PUAS BARULAH DATANG KESALEHAN. Artinya sebelum menjadi SALEH, seseorang harus mempunyai RASA PUAS DALAM HIDUPNYA terlebih dahulu.
Seringkali kita sebagai wanita tidak merasa puas atas penghasilan suami – (Kok sedikit sekali ya gajimu? Cari dong tambahan supaya kita bisa hidup lebih baik lagi). Seringkali kita sebagai wanita tidak merasa puas atas keadaan diri kita – (Kenapa ya hidung saya tidak semancung hidung dia? Kenapa ya suara saya tidak sebagus suara dia? Kenapa ya kulit saya tidak sekuning kulit dia? Kenapa ya rambut saya keriting, tidak sebagus rambut dia yang lurus? Kita tidak puas dengan keadaan diri saya. Kita tidak merasa puas atas pencapaian kita, dengan mobil yang kita miliki – kita ingin yang lebih bagus lagi supaya sama bagusnya dengan mobil tetangga.
Salah satu ciri dari seorang wanita yang unggul merasa puas atas apa yang dimilikinya, tidak menginginkan lagi lebih dari yang dimilikinya, benar-benar merasa senang dengan keadaan dirinya dan senang dengan apa yang dipunyainya
Ada tiga hal mendasar dimana manusia berusaha, bekerja keras, berjuang untuk memenuhi mangkok kepuasannya.
- Yang pertama kepuasan memiliki hal-hal yang bersifat materi: punya mobil, rumah, pakaian, punya tabungan yang banyak, perhiasan, dll.
- Yang kedua, kepuasan mempunyai status seperti: termasuk dalam kategori kelompok menengah ke atas, bergaul dengan orang-orang kaya, orang-orang terkenal, dls.
- Yang terakhir, kepuasan mempunyai posisi atau jabatan.
Seringkali untuk memenuhi tiga hal mendasar itu tadi, banyak orang melakukan hal-hal yang tidak terpuji, hal-hal yang negatif untuk mencapai cita-citanya. Banyak istri-istri membuat suami mereka melakukan hal-hal yang tidak terpuji, sekedar untuk memenuhi keinginan dan kepuasan diri sendiri.
Rasul Paulus mengatakan kepada kita di dalam Ibrani 13:5 “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
Untuk menjadi wanita yang unggul ada satu KATA KUNCI yang selalu harus kita ingat: ‘PUASLAH DENGAN APA YANG ENGKAU MILIKI.” Mengapa hal ini sangat penting untuk kita mengerti dan lakukan? Karena, kalau kita merasa puas, kita mempunyai rasa damai di dalam hati kita, kita berada dalam keadaan damai dengan orang lain,hati kita merasa tenang dan tidak ada rasa iri hati terhadap orang yang melebihi kita. Sebagai hasilnya, kita tidak hanya sehat secara fisik saja, atau secara mental dan emosi kita, tetapi kita juga berada dalam keadaan sehat secara rohani yang memelihara pertumbuhan kerohanian kita.
BAGAIMANA CARANYA KITA DAPAT MERASA PUAS? Rasul Paulus memberi rahasianya kepada kita dicatat dalam Pilipi 4:11“Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.”
Saudara tangkap apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus? “AKU TELAH BELAJAR” mencukupkan diri dalam segala keadaan. Rasul Paulus belajar merasa puas. Ia belajar melalui pengalaman, melalui petunjuk, sehingga ia menjadi tahu bagaimana caranya, bagaimana mempunyai kebiasaan dan bersikap MERASA PUAS
Rasul Paulus belajar 3 prinsip yang khusus tentang RASA PUAS, dimana iapun ingin agar kita kita juga mempelajarinya:
- BELAJAR MENGHARGAI DASAR KEHIDUPAN. Ayatnya terdapat dalam 1 Timotius 6:8: “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.”
Kebutuhan dasar kehidupan adalah: MAKANAN, PAKAIAN, dan TEMPAT BERTEDUH. Itu saja yang kita perlukan. Dari ketiga jenis kebutuhan dasar itulah kita perlu memulai menemukan RASA PUAS. Apa saja di luar itu (mobil, tanah, piano, komputer, televisi, dll.) hanyalah tambahan berkat dari Allah, tetapi bukan sebagai dasar kepuasan. Tanpa itu semua, jika kita sudah memiliki makanan, pakaian, dan tempat berteduh, kita sudah harus merasa cukup puas.
Ibu-ibu dan para wanita, untuk menjadi wanita yang unggul kita sudah harus merasa puas jika SUDAH ADA MAKANAN DAN PAKAIAN dan TEMPAT TINGGAL. - BELAJAR MENYEDERHANAKAN GAYA HIDUP (Pilipi 4:12)
“Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.”
Gaya hidup Rasul Paulus sangat sederhana, dia pernah merasakan kekurangan, dia pernah merasa kelaparan, dia pernah merasa kekurangan.
Kita dinasehatkan untuk BELAJAR UNTUK HIDUP SECARA SEDERHANA. Apakah kita punya rasa puas jika kita memiliki banyak? SUDAH BARANG TENTU YA! Apakah ada rasa puas jika hanya memiliki sedikit? SUDAH BARANG TENTU YA.
Tetapi jumlah yang kita punyai bukanlah hal yang penting. Ingatlah, barang-barang yang kita miliki hanyalah mempunyai arti secara duniawi, semua itu akan kita tinggalkan ketika kita mati.
1 Timotius 6:7 “Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.”
- BELAJAR UNTUK PERCAYA DAN TAKUT KEPADA ALLAH (Amsal 19:23)
“Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka.”
Bagi kebanyakan manusia, ‘PERCAYA’ adalah satu pokok persoalan yang sulit untuk dipecahkan di dalam kehidupan kita. Adalah lebih mudah mudah percaya kepada hal-hal yang kita dapat lihat (seperti: uang simpanan kita, pekerjaan kita, atau benda-benda milik kita). Itu semua menjadi ‘ilah’ yang kita puja dan sembah dan kita berusaha untuk mendapatkannya atau memilikinya.
Ibrani 11:1 memberikan kepada kita definisi yang tepat tentang iman: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Seringkali manusia berjuang untuk percaya kepada Allah oleh karena mereka tidak kenal Allah, oleh karena Allah tidak kelihatan. Yang benar adalah Allah tidak menyembunyikan diriNya dari kita. Allah sedang menunggu, rela dan sanggup untuk menyatakan diriNya dan membangun satu hubungan yang intim dengan kita. Gantinya, adalah ke-tidak-relaan kita yang menghalangi hubungan yang lebih dalam dengan Allah. Mungkin saja kita berjuang untuk percaya kepada Allah oleh karena kita mengalami pengalaman yang pahit, yang kita anggap bahwa Allah telah meninggalkan kita.
Tetapi saudara-saudaraku, mari kita baca Ibrani 13:5 bagian akhir mengatakan: Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Itu sebabnya, percayalah akan Allah. Percayalah bahwa Ia tidak akan meninggalkan kita.
MUSUH YANG MERAMPOK RASA PUAS KITA
- CINTA AKAN UANG (Ibrani 13:5a) “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.” Timotius 6:9-10 “Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. 10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Ketika timbul keinginan atau idaman kita akan uang dan benda-benda atau kekuasaan yang uang dapat beli menjadi “ilah” kita, kita sementara menuju pada jalan yang penuh dengan kegelisahan dan kesusahan.
- KECIL HATI ATAU KEKECEWAAN. Dalam Josua 7:7: Dan berkatalah Yosua: “Ah, Tuhanku ALLAH, mengapa Engkau menyuruh bangsa ini menyeberangi sungai Yordan? supaya kami diserahkan kepada orang Amori untuk dibinasakan? Lebih baik kalau kami putuskan tadinya untuk tinggal di seberang sungai Yordan itu!” Allah menyediakan jalan bagi Bangsa Israel untuk meninggalkan kehidupan menjadi budak di Mesir. Ia menuntun mereka melewati Laut Merah dan melewati padang belantara ke tanah yang Ia telah pilih khusus bagi umat-umatNya. Tetapi dalam perjalanan, mereka mengalami hal-hal yang sulit dan sukar sehingga kekecewaan dan putus asa timbul. Mereka takut menghadapi masa depan, merasa frustrasi dengan keadaan yang mereka alami hari ini, dan mereka merasa iri hati akan masa lalu yang mereka telah alami.
Saudara, kita sering kali jatuh ke dalam perangkap yang sama. Dan jika itu terjadi maka merasa puas hanyalah sebatas mimpi saja.
Saudara, kadang-kadang Allah menginginkan agar kita meletakkan segala-galanya di atas mezbah sehingga Allah dapat memberikan kepada kita sesuatu yang lebih baik sebagai balasannya.
Bertumbuh di dalam kehidupan kerohanian kita adalah sebuah perjalanan -- bukan sekedar tujuan akhir. Bertumbuh di dalam kerohanian akan memakan waktu seumur hidup. Tetapi kita mempunyai Bapak Surgawi yang penuh kasih, penuh pengertian yang mau berjalan bersama kita dan menemani kita sepanjang jalan.
Apa yang perlu kita lakukan adalah mengundang Dia untuk bergabung dengan kita, untuk menuntun kita, untuk mengajar kita. Dan tidak perduli keadaan apa yang akan kita lalui, kita dapat bergantung pada janjiNya bahwa Ia akan berjalan bersama kita. Ia tidak akan pernah meninggalkan kita. Betapa satu berkat yang luar biasa yang akan kita terima jika kita berjalan bersama Yesus.
Kiranya Tuhan memberkati kita, khususnya kaum wanita, agar kita dapat menghidupkan kehidupan yang terpuji, menjadi WANITA-WANITA YANG UNGGUL dimata Allah.