Melipatgandakan Pekerjaan
“Semua dari pendapatan kita haruslah dibuat yang pemberian yang terutama kepada Allah. Di dalam sistem kedermawanan yang diperintahkan ke atas orang-orang Yahudi dituntut baik untuk mebawa kepada Tuhan hulu hasil dari semua pemberian-Nya apakah di dalam pertambahan kawanan-kawanan ternak mereka atau hewan-hewan ternak gembalaan, ataupun di dalam hasil-hasil ladang, kebun buah-buahan, ataupun kebun-kebun anggur, atau mereka harus menebusnya oleh menggantikan yang sama dengan itu. Bagaimana mengubah aturan-aturan hal-hal ini di zaman sekarang! Tuntutan-tuntutan Allah dan keharusan-keharusan Allah, jikalau mereka menerima perhatian apapun, adalah masih tertinggal hingga akhir zaman. Namun pekerjaan-pekerjaan kita sekarang membutuhkan 10 kali lipat dari pada yang diperlukan oleh orang-orang Yahudi. Perintah Agung telah diberikan kepada para rasul untuk pergi ke seluruh dunia dan mengkhotbahkan injil. Ini menunjukkan perluasan dari pekerjaan dan bertambahnya tanggung jawab yang dibebankan ke atas para pengikut Kristus di zaman kita sekarang ini! Jikalau hukum yang menuntut persepuluhan dan persembahan-persembahan itu diberikan beribu-ribu tahun lalu, betapa itu lebih mendasar sekarang ini. Jikalau orang kaya dan miskin memberikan jumlah yang sebanding dengan properti mereka di dalam perekonomian orang Yahudi, malahan itu berlipat ganda sekarang ini. . “Mayoritas yang mengaku orang-orang Kristen mengambil bagian dengan kekayaan mereka mereka dengan keengganan yang besar. Banyak dari mereka tidak memberikan seperduapuluh dari pendapatan mereka kepada Allah, dan banyak yang memberikan jauh lebih kurang dari pada itu, sementara ada sejumlah kelas yang besar yang merampok Allah dari persepuluhan yang sedikit, dan orang lain yang akan memberi hanya persepuluhan. Jikalau semua persepuluhan dari umat kita mengalir ke dalam perbendaharaan Tuhan seperti yang seharusnya mereka lakukan, berkat-berkat tersebut akan diterima sehingga anugerah-anugerah dan persembahan-persembahan untuk maksud-maksud yang suci hendaklah digandakan sepuluh kali lipat, sehingga saluran antara Allah dan manusia akan tetap terbuka. Para pengikut Kristus seharusnya tidak menunggu untuk getaran hati misionari untuk memanggil mereka berdiri untuk bertindak. Jikalau secara rohani terbangun, mereka akan mendengar di dalam pendapatan setiap minggu, apakah banyak atau sedikit, suara Allah dan hati nurani dengan kewenangan yang meminta persepuluhan dan persembahan-persembahan diserahkan untuk Tuhan”—4T 474. Menjelang tahun 1880 itu adalah pemahaman umum bahwa dana-dana itu berasal dari persepuluhan yang harus diserahkan secara ekslusif, atau hampir sedemikian rupa, demi sokongan terhadap pelayanan injil.
Catatan ini dari James White: “Persepuluhan adalah milik Allah—sejak kejatuhan manusia adalah sebuah keharusan bahwa manusia harus menyerahkan seluruh pelayanannya kepada Allah. Nampaknya bahwa sejak permulaan Tuhan mengajarkan umat-Nya untuk menyerahkan satu per sepuluh untuk menyokong para pelayan-pelayan-Nya”—RH 15 Januari 1880.
Di 1880 beberapa gereja lokal sudah harus mempergunakan dana-dana persepuluhan untuk biaya-biaya gereja. Sekurang-kurangnya ini tersirat di dalam sebuah tindakan yang diambil pada rapat General Conference tanggal 6 Oktober: “Diputuskan, bahwa jemaat tidak harus menyerahkan bagian tertentu dari persepuluhan untuk pembangunan atau perbaikan gerejanya, tanpa izin bebas dari Komite Konferens Negara,”—RH 14 Oktober 1880.
Gereja sedang merasakan jalannya. Sementara itu sudah memiliki pemahaman yang umum bahwa dana-dana persepuluhan harus dipelihara untuk pelayanan injil, permintan-permintaan dari satu pekerjaan yang sedang bertumbuh, dan sumber daya-sumber daya yang bertambah di dekat menuntun kepada sebuah pendirian yang lebih bebas dan seseorang yang dipertahankan oleh ketua General Conference. George I. Butler menulis sebuah pamflet yang tidak disertai tanggal tetapi memberikan bukti yang sudah diterbitkan pada tahun 1884: “Sebelum tahun 1878 kita mencoba menggalang rencana Kedermawanan Sistematis. Masing-masing orang memperkirakan nilai propertinya, 10 persen yang dihitung sebagai pendapatannya, dan satu per sepuluh dari hal ini kemudian adalah persepuluhan yang ia harus bayar atas propertinya. Sumbangan-sumbangan mingguan disendirikan. Inilah, nama yang terkandung, kedermawanan sistematis, tetapi itu jauh dari nama yang sama seperti yang terkandung di dalam persepuluhan Alkitab. Persepuluhan bukanlah satu kedermawanan perasaan semata. Itu bukanlah milik kita untuk diserahkan, tetapi itu adalah milik Tuhan sepanjang masa. Materi persepuluhan dibawakan di hadapan General Conference bulan Oktober, 1878, dan sebuah komite 5 (atau 3) ditentukan untuk menyediakan satu pekerjaan pada pokok persoalan ini. Umat kami kemudian secara umum menerima prinsip persepuluhan secara teoritis, dan sudah mempraktekkan itu terhadap sebuah perluasan tertentu yang sudah pernah ada sebelumnya.—The Tithing System, hlm. 69.
Pada halaman 71 dan 72 Ketua G. I. Butler sepakat dengan penggunaan persepuluhan: “Materi-materi di dalam maksud tersebut sedang mengasumsikan sebuah fase baru. Permintaan-perminaan baru ke atas kita dijalur para pekerja sedang datang semakin lama semakin mendekat, dan secara pasti waktu dicapai ketika kita mau menjadi jujur dengan Allah dan memberikan kepada Dia milik-Nya.” Lalu di dalam menguraikan mana yang membuat hal ini suatu keharusan, ia telah membuat pernyataan ini: “Hingga di dalam beberapa tahun silam, persepuluhan sudah digunakan hampir secara menyeluruh untuk menyokong para pendeta injil, yakni mereka yang mengkhotbahkan pendirian tersebut. Di dalam beberapa cara nampaknya itu dipahami secara universal bahwa tidak ada orang lain yang berhak untuk sesuatu persepuluhan. Tetapi secara lebih terkini itu sudah menjadi kebiasaan untuk membayar para Sekretaris-Sekretaris Traktat dan Misionaris Negara Bagian yang diambil dari persepuluhan. Dan komite pemeriksa kami sudah menetapkan dengan nama mereka sama dengan nama para pendeta. Itu sudah diambil, di dalam banyak kasus, argument yng dipertimbangkan untuk membawakan hal ini: “Dengan satu atau dua tahun terakhir sudah sedang bekerja di dalam maksud tersebut, dan di dalam pertanyaan yang sudah diangkat, Bagaimana hal-hal ini akan dibayar? Kami merujuk kepada para penginjil literatur dan para pekerja misionari dari berbagai kelas yang berbeda, sedang bekerja di ladang atau misi-misi di kota-kota. Hal-hal ini di dalam beberapa hal sudah dibayarkan dari persepuluhan. Tetapi di dalam beberapa jarak tempat yang jauh itu suah menjadi paksaan yang berat terhadap perbendaharaan, dan di dalam beberapa kasus pelayanan itu tidak memiliki sebuah sokongan beralasan oleh sebab hal ini. Pertanyaan sudah tiba ke depan di dalam satu cara yang begitru memaksa sehingga itu harus dipenuhi dan ditetapkan. Banyak orang dapat bekerja secara efektif di dalam pekerjaan misionari sebagai penginjil literatur dan pekerja-pekerja seperti mereka yang berkhotbah dari meja tulis. Banyak, yang ragu-ragu, akan menjual,dan membayar biaya perjalanan mereka dengan keuntungan-keuntungan dari hasil penjualan, tetapi ada banyak yang lain yang tidak dapat disokong dari cara ini, yang merupakan pekerja-pekerja yang pantas membawakan kebenaran. Bagaimana hal-hal ini ditopang? “Sesudah memberikan materi yang banyak refleksinya kami sudah menentukan pertanyaan di dalam pikiran kami. Kami percaya bahwa persepuluhan dirancang Allah untuk jadi penyokong, sejauh itu akan digunakan, terhadap semua pekerja yang dipanggil oleh maksud Allah untuk memberikan waktu mereka kepada pekerjaan ini. Kami tahu tidak ada system khusus yang lain untuk maksud ini.—G. I. Butler in An Examination of the Tithing System From a Bible Standpoint, hlm. 71, 72.
Pada kutipan di atas belum disebutkan bagaimana guru-guru sekolah jemaat memperoleh gajinya sebab pada tahun 1878 General Conference (GC) belum memiliki sekolah gereja yang terorginisir. Namun ada sebuah diskusi terkait penggunaan yang lebih luas akan persepuluhan yang diadakan di GC pada tanggal 13 Oktober 1896, pada rapat musim Gugur. Inilah sebagian kutipan hasil rapat yang diambil dari arsip yang disebut the minutes: “Saudara Breed menanyakan nasihat dengan rujukan kepada sidang itu yang harus diberikan kepada jemaat-jemaat terkait penggunaan persepuluhan untuk tagihan-tagihan dan biaya-biaya jemaat. Itu sudah ditunjukkan bahwa, sementara itu adalah kebiasaan yang agak umum dari gereja-gereja kita menyimpan persepuluhan di dalam jaringan teratur yang menyokong pelayanan—namun di dalam beberapa contoh, khususnya di antara dua atau tiga gereja terbesar di dalam denominasi MAHK saat itu, praktek tak biasa di dalam hal ini tidak dipatuhi. Anggota-anggota dari komite ini mengungkapkan penolakan sedemikian rupa terhadap kondisi dari hal-hal tersebut, dan menyarankan langkah-langkah yang harus diambil untuk memperbaiki kejahatan secepat mungkin.”—General Conference Committee, 13 Oktober 1896.
Catatan menjelaskan bahwa di pertengahan tahun 1890an, Tuhan melalui juru kabar-Nya memberikan arahan-arahan panggilan yang khusus untuk sebuah kebijakan yang berhubungan dengan ketat dari penggunaan persepuluhan. Hal ini datang kepada sebuah komunikasi tertulis dari Cooranbong, New South Wales, pada tanggal 14 Maret 1897. Itu diterbitkan oleh General Conference di dalam sebuah traktat setebal 39 halaman tanggal 21 Mei 1897: “Surat-surat sudah tiba kepada saya dari Oakland dan Battle Creek, mencari tahu lebih lanjut apa yang harus diperbuat dengan persepuluhan. Para penulis menganggap bahwa mereka diberi wewenang untuk menggunakan uang persepuluhan di dalam rapat biaya-biaya gereja, saat biaya-biaya ini agak berat. Dari mana itu telah ditunjukkan kepada saya, persepuluhan itu tidak ditarik dari perbendaharaan. Setiap penny (di Indon., setiap rupiah) dari uang ini adalah milik perbendaharaan suci dari Tuhan, untuk dipantaskan untuk penggunaan khusus. “Ada satu waktu ketika sangat sedikit pekerjaan misionari yang harus dilakukan, dan persepuluhan sedang menumpuk. Di dalam beberapa hal persepuluhan digunakan utnuk maksud-maskud yang sama seperti yang diusulkan sekarang ini. Ketika umat Tuhan merasa dibangkitkan untuk melakukan pekerjaan misionari di rumah dan di ladang-ladang misi luar negeri dan mengirimkan para misionari ke segala penjuru dunia, mereka yang menyandang minat-minat yang suci harus memiliki kejelasan, menyucikan ketajaman pikiran untuk memahami bagaimana dana-dana itu harus digunakan. Ketika mereka melihat pra pendeta sedang bekerja tanpa uang untuk menyokong mereka, dan perbendaharaan kosong, maka perbendaharaan itu harus dikawal dengan ketat. Janganlah ada satu penny (di Indon. rupiah) yang harus dihilangkan dari perbendaharaan itu. Para pendeta harus memiliki hak yang pantas sama seperti hak para pekerja di kantor Review and Herald, dan para pekerja di Pacific Press Publishing House. Sejumlah perampokan sedang dipraktekkan di dalam upah-upah yang kurang dibayarkan kepada beberapa pekerja. Jikalau mereka memberikan waktu dan pemikiran mereka dan bekerja untuk pelayanan terhadap Tuan itu, mereka harus mempunyai upah yang cukup untuk memenuhi keperluan keluarga mereka dengan makanan dan pakaian. “Terang yang Tuhan berikan kepada saya pada pokok persoalan ini yaitu bahwa dana-dana kekayaan yang di dalam perbendaharaan untuk sokongan terhadap para pendeta di ladang-ladang yang berbeda itu janganlah digunakan untuk maksud yang lain. Jikalau persepuluhan yang jujur dibayarkan, uang masuk ke dalam perbendaharaan terkawal secara berhati-hati, para pendeta akan menerima itu sebagai upahnya. . . Pendeta yang bekerja harus disokong. Tetapi menahan yang persepuluhan ini, mereka yang mengelola pekerjaan ini melihat bahwa tidak ada uang di dalam perbendaharaan untuk menggaji pendeta. Mereka sedang menarik persepuluhan untuk biaya-biaya lain—untuk mermelihara keperluan-keperluan rumah-rumah pertemuan atau beberapa kedermawanan lain. Allah tidak dimuliakan di dalam pekerjaan-pekerjaan tersebut . . . Pemberian-permberian dan persembahan-persembahan haruslah dibawa ke dalam oleh umat sebagaimana mereka diberikan kesempatan istimewah di dalam rumah-rumah ibadah.. . .Biarlah pekerjaan dari rumah ke rumah dilakukan di dalam suasana di hadapan keluarga-keluarga di Battle Creek dan Oakland tugas mereka di dalam bertindak di dalam bahagian yang membahas di rapat akan biaya-biaya ini, yang mana yang boleh disebut dana umum atau sekuler, dan jangan biarkan perbendaharaan dirampok.” — Special Testimonies to Ministers and Workers, pp. 16-19.
Sementgara menjelaskan dengan baik bahwa gereja-gereja yang dibangun sedemikian rupa seperti yang ada di Oakland dan Battle Creek seharusnya tidak menggunakan dana-dana persepuluhan bagi biaya gereja tiu, Ellen White melakukannya pada saat yang sama (1897) mengakui bahwa ada sejumlah lingkungan di mana dana-dana persepuluhan mungkin digunakan untuk bangunan-bangunan gereja: “Ada kasus-kasus pengeculian, di mana kemiskinan terlalu dalam sehingga agar supaya mengamankan tempat ibadah yang amat sederhana, itu mungkin harus untuk mengambil persepuluhan. Tetapi tenpat itu bukanlah Battle Creek atau Oakland. Biaralah mereka yang berkumpul untuk beribadah kepada Allah mempertimbangkan penyangkalan diri dan pengorbanan diri dari Yesus Kristus. Biarlah saudara-saudara itu yang mengaku untuk menjadi anak-anak Allah belajar bagaimana mereka dapat menyangkal diri mereka sendiri, dan bagaimana mereka dapat mengambil bagian dengan beberapa berhala mereka, dan secara berhati-hati berhemat di dalam setiap jalur. Di masing-masing rumah harus ada sebuah kotak untuk dana gereja, untuk digunakan bagi kebutuhan-kebutuhan gereja. . . .“Janganlah biarkan mereka yang dipercayakan tanggungjawab-tanggungjawab, mengijinkan perbendaharaan yang Allah sudah tetapkan untuk menyokong para pendeta di ladang, untuk dirampok untuk memenuhi biaya-biaya yang dikeluarkan di dalam memelihara di dalam mengatur dan membuat nyaman rumah Allah. Beribu-ribu dollar (di Indon. rupiah) sudah diambil dari persepuluhan dan digunakan untuk maksud-maksud ini. Ini seharusnya tidak terjadi. Pemberian-pemberian dan persembahan-persembahan yang telah membiayai beberapa orang yang menyangkal diri haruslah dibawa ke dalam perbendaharaan. Sebuah dana yang terpisah untuk maksud membiayai biaya-biaya yang mana setiap anggota gereja harus tanggung bersama menurut kesanggupannya haruslah dilembagakan di setiap tempat di mana ada sebuah gereja.— Ms 24, 1897.
Pekabaran ini telah menuntun kepada sebuah kegiatan surat-menyurat. C. H. Jones dari Oakland menulis secara langsung kepada Nyonya White bahwa gereja Oakland church tidaksedang menggunakan dana-dana persepuluhan untuk biaya gereja, dan Ny. White menjawab paa tanggal 27 Mei 1897, menuliskan sebuah uraian pernghargaan yang panjang dan sekali lagi menekankan pentingnya menjaga dana-dana persepuluhan untuk maksud khusus unguk mana itu dimaksudkan. D dalam hal ini ia menyatakan: Jikalau ada sebuah kelebihan dana di dalam perbendaharaan, ada banyak tempat di mana itu boleh digunakan secara teliti di dalam jalur-jalur yang ditentukan” (Letter 81, 1897).
Pada tahun berikutnya Ellen White menyatakan kembali pokok persoalan tersebut di dalam sebuah cara yang berkenaan dengan mana tidak ada yang dapat ditanyakan: Para pendeta adalah gembala-gembala Allah, ditentukan oleh Dia untuk memberi makan kawanan domba-Nya. Persepuluhan adalah persediaan-Nya untuk biaya hidup mereka, dan Ia merancang bahwa itu akan dipegang dengan sucinya untuk maksud ini.”—Ms 139, 1898.
Lagi-lagi, 6 tahun kemudian, ia menekankan poin ini: “Persepuluhan harus digunakan untuk satu maksud—untuk menyokong para pendeta yang Allah sudah tentukan untuk melakukan pekerjaan-Nya. Itu digunakan untuk menyokong mereka yang membicarakan perkataan-perkataan kehidupan umat, dan memikul beban kawanan domba Allah . . .“Kesan agaknya sedang menjadi biasa bahwa penempatan yang suci dari persepuluhan tidak lagi eksis. Banyak sudah kehilangan perasaan mereka terhadap tuntutan-tuntutan Tuhan.” Ms 82, 1904.
Bersambung….