‘Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”‘- Matius 19:16
Dunia tidak pernah berhenti mengabarkan peristiwa yang memilukan. Tindakan melapaui batas kemanusian terjadi. Islamic State of Iraq and Syria begitulah mereka menyebutkan namanya, membantai dengan keji etnis Yazidi di utara Irak dan menguburkan tidak kurang dari lima ratusan etnis Yazidi, hidup-hidup. Belum lagi penculikan kepada kaum wanita untuk dijadikan ‘pengantin jihad’ dan dengan tujuan lain, berusaha memutus ingatan kepada keturunan kelompok minoritas Yazidi dengan menculik kaum wanitanya. Di Mosul, kota ke-dua terbesar setalah Bahdad, ibukotanya Irak. Telah lama menjadi tempat tinggal warga Kristen dipaksa menjadi Islam ala ISIS, lalu membayar pajak khusus atau mati. Banyak yang menjadi martir demi mempertahankan sebuah nama yaitu Kristen. Kekristenan-menjadi orang Kristen melebihi harta benda, bahkan nyawa taruhannya. Satu bayaran yang tak tanggung-tanggung demi mempertahankan keyakinannya.
Pada renungan kita kali ini, mengetengakan sebuah fakta dari Alkitab sehubungan dengan nilai kekekalan. Dari 31.175 ayat Alkitab ada satu pertanyaan yang penting dan mendesak, itu terdapat di dalam Matius 19:16: ” Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Kita tahu cerita ini, boleh jadi kita mendengarkan illustrasi ini dibicarakan berualang-ulang, bahkan mungkin pernah kita khotbahkan. Orang yang datang kepada Yesus dalam cerita ini bukanlah orang biasa, ia adalah orang muda yang terpandang, kaya raya, dan memiliki kedudukan yang terhormat-Lukas menyebutnya seorang pemimpin (Lukas 18:18).
Jika kita mengacuh kepada prestasi orang muda ini, mengenai reputasinya–ia telah merengkuhnya, kepopularitasan–tentu banyak orang berusaha menjangkau orang semacam ini demi keuntungan tertentu. Kekayaanya dan berpendidikan adalah tipe ideal yang dicari banyak orang di dunia saat ini, tak terkecuali saudara dan saya. Sehingga tidak heran pandangan atau falsafah umum menyatakan bahwa orang seperti inilah yang paling berbahagia. Bolehjadi ya. Namun, sesungguhnya tidaklah demikian. Itulah sebabnya orang muda ini, ingin memeroleh yang lebih lagi. Dan untuk itulah ia datang mencari sesuatu, yang tidak didapatkan dalam kehidupannya. Nampaknya ada sesuatu yang kurang. itu sangat menggangu kesejahteraannya. Kini, ia mencoba datang kepada Yesus.
Alkitab menyebutkan tentang orang muda yang ini selain sukses, ia juga memiliki kualitas rohani yang patut dibanggakan. Mari kita lihat apa kata Alkitab: ‘Jawab Yesus….Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada-Nya: “Perintah yang mana?” Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu kepada-Nya: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?”‘ Matius 19:17-20.
Sungguh mengagumkan, jika saja kita menemukan orang muda yang sudah kaya, juga rohaniawan, betapa pendeta dan jemaat yang seperti ini mendapat keberkatan. Sebab sekali lagi Alkitab mencatat dalam Matius 19:20 sebagai berikut: ‘Kata orang muda itu kepada-Nya: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?”‘
Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya”- Matius 19:21-22. Kepada orang muda ini, dalam pertanyaan yang sombong ‘apa lagi yang yang masih kurang?’ Yesus memberikan jawaban pasti yang langsung menuju pusat kelemahanya-sebab hartanya adalah tuhannya! Sungguh terlalu mahal bayarannya untuk mengikut Yesus. “Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.”-Matius 19:22.
Kepada orang yang menyebut dirinya Kristen yang berarti pengikut Kristus; saudara dan sayaLah orangnya. Bolehjadi kita sedang menghadapi kenyataan yang demikian, tentu kita tidak lagi mencarai-cari Yesus untuk mencari tahu tentang keselamatan, kita sudah berada di dalam kasih karunia keselamatn-Nya. Namun, jawaban Yesus kepada orang muda di ayat 21, berhubungan juga dengan Saudara dan saya. Mari kita perhatikan apa kata Tuhan kepada orang muda ini: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”‘ Masih relevan hingga kini!
Relevan dalam konteks kehidupan masing-masing kita. Saya percaya Yesus tidak akan menyuruh orang yang diberkati dengan kekayaan, untuk dijual dan dibagikan kepada orang miskin. Yesus tidak akan memerintakan juallah segala hartamu, Ia hanya akan mengatakan biarlah mobil mewahmu sesekali menjemput orang yang tak bermobil ke gereja agar engkau tidak terlambat terus ke gereja! Sekalipun engkau sudah mengembalikan milik Tuhan dan dengan sukacita mengembalikan perpuluhan kedua, tetapi engkau pelit kepada anggota jemaatmu yang perlu ditolong engkau belum sempurna. Sepertinya berlebihan? Memang ada yang harus dibayar untuk nilai kekekalanmu.
Hai engkau pemimpin gereja, para pemimpin jemaat; berlakulah adil dan jujur, jangan mementingkan golonganmu, jadilah pelayan sejati Kristus yang berbelas kasihan bukan untuk dipuji dan senang dihormati. Tuhan menuntuk untuk ditaklukan untuk kesempurnaan tabiat bagi kehidupan kekal.
Saudaraku anggota Jemaat yang kekasih; setiap Sabat kita datang, duduk diam digereja–terkadang terpancing buka suara berdebat di dalam pelajaran Sekolah Sabat dikarenakan cocok dengan pengalamanya dan mencoba diri sebagai contoh yang baik. Setelahnya berdiam diri cepat-cepat beranjak dari kursi sebelum lagu penutup berakhir. Seruan-Nya kepadamu jadilah penyemangat di Jemaatmu jangan suka mengeritik, berilah penghormatan kepada Saudaramu di Jemaat, terlebih lagi kepada pemimpin rohani di Jemaatmu yang peduli dengan hidup rohani dan keselamatanmu. Jika demikian, engkau sedang membeli harta surgawi.
Siapa pun Saudara dan saya, Yesus rindu semua kita diselamatkan. Ia mau kita semua tahu apa yang Yesus kerjakan bagi damai sejahtera kita sekalian. Yesus pernah berdoa dan selalu begitu kita persatuanumat-Nya dengan umat-Nya. Terlebih lagi, Tuhan mau merangkulmu agar kita membuka hati kita karena Ia mau tinggal di dalammu melalui kuasa Roh Kudus yang ajaib. Agar terlihat buah rohani karena Kristuslah yang hidup dalam kita–kenyataan ini akan spektakuler.
Harga hidup kekal rupanya menuntut pertobatan yang terlihat dalam prilaku kita, kasih yang tidak mementingkan diri, pengorbanan oleh penyangkalan diri itulah bayarannya untuk hidup kekal. Tuhan memberkati Saudara:.