Crisis in Syria (Suriah) mencuat di mass media AS setelah Presiden Barack Obama (AS) mengatakan pada Sabtu (31/8) di Gedung Putih bahwa dia siap mengambil keputusan aksi militer melawan Presiden Bashar Assad (Suriah) namun dia akan meminta persetujuan dari kongres sebelum melangkah lebih lanjut. Berikut ini adalah cuplikan dari mass media di AS yang penulis ikuti.
Para Senator Republik Lindsey Graham dan John McCain setelah meninggalkan pertemuan Labor Day/Hari Buruh (2/9) di Gedung Putih mengatakan bahwa mereka memiliki keyakinan yang lebih besar dalam strategi Presiden Obama di Suriah. Keduanya mengatakan bahwa mereka akan mendukung resolusi Presiden Obama untuk aksi militer, jika presiden bisa menjelaskan rencananya untuk memperkuat pasukan oposisi Suriah.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Prancis Le Figaro, Presiden Suriah Bashar Assad menyebut Timur Tengah sebagai “tong bubuk” dan memperingatkan bahwa serangan militer Barat terhadap negaranya dapat memicu perang regional. Presiden Assad juga menantang AS dan Perancis untuk menyajikan bukti bahwa pemerintahnya bertanggung jawab atas serangan (21/8) kimia di Damaskus.
Sebuah laporan pemerintah Perancis yang diterbitkan Senin (26/8) tentang program senjata kimia Suriah yang menemukan bahwa setidaknya 281 kematian dapat dikaitkan dengan serangan di daerah-daerah di luar Damaskus. Sebuah perkiraan intelijen Perancis menuduh bahwa rezim Suriah melancarkan serangan 21 Agustus yang melibatkan “penggunaan besar bahan kimia,” lapor AP.
Kesepakatan dari komite kecil Hubungan Luar Negeri pada Selasa malam (3/9) akan menetapkan batas waktu 60 hari untuk aksi militer di Suriah dengan perpanjangan waktu 30 hari demikian menurut rancangan resolusi yang dibuat. Usulan tersebut disusun oleh para senator Robert Menendez dari partai Demokrat New Jersey selaku ketua komite dan Bob Corker dari partai Republik Tennessee mewakili partainya. Resolusi ini akan dihadapkan pada kongres Rabu nanti.
Senat Komite Hubungan Luar Negeri mengotorisasi Presiden Barack Obama untuk menggunakan kekuatan yang terbatas terhadap Suriah Rabu (4/9), setelah mengadopsi amandemen dari Senator John McCain dirancang untuk mendesak Presiden Obama untuk “mengubah persamaan militer di medan perang.” Resolusi Senat akan membatasi permusuhan untuk 60 atau 90 hari, aksi militer terbatas untuk perbatasan Suriah dan melarang pasukan AS di tanah Suriah. Proposal McCain tidak mengubah ruang lingkup itu tapi mendesak bahwa tujuan akhir harus “kesepakatan negosiasi yang berakhir konflik dan mengarah ke pemerintahan yang demokratis di Suriah.” Pemungutan suara adalah 10-7. Lima dari partai Republik dan dua dari partai Demokrat sebagai menentangnya.
Dalam kitab Wahyu sedikitnya ada tiga peperangan sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali yang dicatat oleh Rasul Yohanes. Yang pertama adalah Wahyu 12 : 7 yang berbunyi “Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya.” Perang Inilah yang dikenal dengan permulaan pertentangan yang besar (great controversy) antara Yesus dengan Setan. Yang kedua terdapat dalam Wahyu 12 : 1-5 yaitu antara Perempuan dan Naga atau antara Yesus dan Setan. Yesus lahir ke dunia ini untuk menebus umat manusia yang jatuh dalam dosa. Yesus rela menderita dan mati di kayu salib, darahNya tercurah guna menghapus dosa-dosa kita. Dan Yesus bangkit dari antara orang mati demi untuk umat manusia dan juga demi untuk kemenanganNya terhadap Setan.
Yang ketiga terdapat dalam Wahyu 12 : 17 berbunyi demikian “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.” Umat Allah yang sisa yang hidup pada akhir zaman akan menjadi sasaran Setan. Pandangan GMAHK akhir zaman dalam doktrin kaabah dimulai sejak Yesus berpindah dari bilik yang suci ke bilik yang maha suci. Jadi peperangan yang ketiga ini yang disebut oleh Ellen G. White sebagai peperangan yang terakhir yang harus kita waspadai.
Oleh: JUFRIE WANTAH