Sahabat Menaruh Kasih

“Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”.Yohanes 15:13

Pengikut Kristus sudah tentu akan menghidupkan ajaran yang disampaikan oleh Yesus yakni mengasihi sesama manusia. Selanjutnya mereka yang meninggikan panji-panji Almasih akan mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat. Dalam kesehariannya pengikut Kristus akan menunjukkan peduli dengan lingkungan sekitar. Hati mereka akan peka dengan suka maupun duka yang terjadi pada sesama manusia. Semua hal kebaikan ini akan membentuk suatu keakraban dalam persahabatan yang menjadi jalan masuk kepada kelompok kecil.

Kelompok kecil sekarang ini menjadi primadona untuk membuka jalan kepada pekabaran injil terpadu. Dan untuk itu pembahasan dan pelaksanaan program ini kian dimantapkan. Renungan pagi juga membicarakan mengenai hubungan yang akrab dengan masyarakat akan membentuk persahabatan yang memudahkan mereka menerima kebenaran Yesus.

Itu sebabnya hampir di semua tempat, “Small group” semakin berkibar sebagai sarana evangelisasi. Sejak diluncurkan beberapa tahun lalu dan diimplimentasi secara menyeluruh di kawasan Asia-Pasifik Selatan, program ini disambut antusias oleh Jemaat. Dimana-mana sekarang ini orang membicarakan dan meningkatkan daya penetrasi kelompok kecil ini. Di pedesaan sampai di kota yang ramai missal Jakarta dan Manila berbagai kegiatan dibentuk dengan mengorganiser kelompok kecil yang memfokus diri pada bidang tertentu maupun mengangkat topik yang lagi anyar di Masyarakat. Ada yang tertarik kepada hidup sehat dengan mengedepankan makanan bergizi dan berimbang serta olahraga yang disesuaikan dengan factor usia. Teman lain mengsasar segmen kebahagiaan rumah tangga. Mereka yang berkecimpung di bisnis menarik sesame rekan yang suka membicarakan entrepreneurship. Kepada yang berprofesi petani sudah pasti hal-hal mengenai agrikultural mendapat perhatian. Tidak ketinggalan para pemuda dan remaja yang mengedepankan soal-soal kepemudaan dan drugs. Semua topic ini dibahas dengan luas dan akrab dengan mengambil rujukan kepada kitab Suci sehingga seluruh anggota dapat melihat keagungan Tuhan melalui FirmanNya. Sangat sering di kelompok diramaikan oleh datangnya pakar yang membicarakan lebih dalam tentang pembahasan judul tertentu.

Menghadapi kultur majemuk yang ada di masyarakat kita, persahabatan menjadi jembatan penting. Dimulai dengan mengenal siapa tetangga di sebelah rumah, berkenalan dengan tokoh masyarakat dan pemerintah desa serta siapa saja yang kita ketemu menjadi modal untuk hubungan selanjutnya. Aktif di kegiatan lingkungan dan masyarakat menuntun pada persahabatan yang lebih luas. Syak wasangka dari para undangan di Kelompok dapat diatasi bila sudah saling kenal mengenal lebih dahulu. Suksesnya small group di banyak tempat adalah karena dari awal “hal-hal penolakan” telah diantisipasi lebih dahulu melalui persahabatan.

Berkenalan, bersahabat, menyampaikan uluran tangan peduli kepada sesame di berbagai strata masyarakat terbukti sangat mujarab. Seratus tahun lalu seorang kolporteur dari Singapore bernama Tuan Liem melakukan kolportasi buku dan majalah di Sandakan – Malaysia Timur (Kalimantan Utara) yang ketika itu menjadi ibukota Sabah. Tidak mudah berada di tempat yang baru dan memulai kehidupan dengan sebuah usaha peginjilan. Begitu banyak tantangan yang dihadapi seorang diri namun akhirnya dapat diatasi berkat persahabatan yang dijalin. Alhasil pekabaran SDA (Seventh-day Adventist) – nama GerejaMasehi Advent Hari Ketujuh yang dikenal masyarakat, menyebar dan dikenal dengan luas di Sabah. Sekarang ini SDA disana mempunyai keanggotaan lebih dari tiga puluh ribu jiwa dengan jumlah pengerja injil lebih dari seratus. Kantor daerah Sabah berada di Tamparuli sekitar 100 km dari Kota Kinabalu, melayani 300 buah jemaat.

Secara historis pekerjaan Tuhan di Kalimantan Utara dimulai dengan kolportasi bahan bacaan. Penginjilan melalui Literature Evangelist ini tetap dilanjutkan oleh sekitar 50 pasukan Literature Evangelist yang dengan gembira dalam pekerjaan ini. Kolporteur begitu maju sehingga selalu mendapat bonus keluar negeri seperti ke Beijing, Sydney dan Seoul Korea. Bila mengadakan perjalanan dari Kota Kinabalu ke Tamparuli terus menuju Gunung Kinabalu di sepanjang jalan akan ditemui banyak Gereja Advent dengan bangunan yang cukup baik. Bangunan Gereja yang baik ini disumbangkan oleh pemerintah setempat karena adanya hubungan yang erat dengan organisasi SDA.
Bagaimana keakraban kita dengan masyarakat maupun lingkungan dimana kita berada? Dalam dunia bisnis maupun rohani faktor “relationship” sangat memegang peranan. Dari sana tercipta langganan “If you don’t take care of your customers, someone else will!”– Bila engkau tidak memperhatikan pelanganmu, maka orang lain akan melakukannya.

Sahabat yang saling menghormati dan peduli tidak tercipta dalam satu malam. Tetapi jalinan itu sudah melalui pertemuan, pengalaman dan saling menghargai satu sama lain dalam kurun waktu tertentu. Keinginan bersahabat dengan mereka di sekitar kita perlu ditumbuh kembangkan dari saat ke saat. Kadang seperti menghabiskan waktu dan uang tetapi di sanalah awal kita mulai seperti bila kita menghadiri acara duka di lingkungan kita, maupun memenuhi undangan acara sukacita dan ringan tangan menyumbang acara di kampung dll.

Dari hubungan yang baik terciptalah saling mempercayai sehingga persahabatan itu akan jauh dari curiga. “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran”.Amsal 17:17. Ingatlah selalu akan kasih seorang sahabat yang member kehidupanNya untuk parasahabatNya. Yesus menjadi patron kita dalam persahabatan.