Pilih Jadi Tuan Atau Hamba

“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” Ibrani 13:5

Pembicaraan mengenai topic uang dimana saja pasti menarik. Kemudahan, fasilitas, kelancaran pekerjaan, jalannya roda organisasi termasuk gereja semua membutuhkan dana. Di dunia yang serba komersil jumlah uang umumnya menjadi tolok ukur besarnya suatu projek maupun penentu keberhasilan suatu proyek. Sering kita mendengar lagu patriotik Maju tak gentar membela yang benar dipelesetkan menjadi Maju tak gentar membela yang bayar menunjuk betapa berkuasanya uang itu. Kadang juga orang guraukan Sila Pertama Pancasila sebagai “Keuangan yang Maha Kuasa”. Tapi memang benar dijaman yang serba cepat dan serba bayar sekarang ini, suatu program akan lancar bila ditunjang oleh keuangan yang memadai. Bagaimana dengan dana yang tersedia diorganisasi gereja kita. Siapa yang menyediakan dana dan siapa pemilik jemaat.

Gereja adalah gagasan Allah organisasi gereja kita digagas dan didirikan oleh Tuhan yang secara bertahap melengkapkan semua kebutuhannya. Gereja yang berarti satu perkumpulan setempat atau tertentu (1 Kor. 1:2; 1 Tes.1:1) dapat berarti satu jemaat setempat tertentu, satu umat Allah yang diperbaharui ditiap tempat dan di tiap zaman (Mat. 16:18; 1 Kor. 12:18; Ef. 1:22, 23; 3:10). Rencana gereja adalah rencana Ilahi, bukan rencana manusia. “Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan” Kisah 2:47. Gagasan menambah umat kedalam gereja tidak berasal dari pendeta, penginjil, atau ketua konferens. Ini adalah gagasan Tuhan semata untuk keberhasilan didunia ini walaupun terdapat ketidak sempurnaan. Ellen White menegaskan, “Saya bersaksi pada saudara-saudariku bahwa gereja Kristus, betapapun lemah dan tidak sempurnanya, adalah satu-satunya sasaran dibumi diatas mana ia memberi perhatian-Nya yang tertinggi … Ia sendiri datang melalui Roh Kudus-Nya ke tengah-tengah gereja-Nya.” (Testimonies to Ministers, hlm 15).

Gereja didirikan oleh Kristus. Yesus berbicara tentang dirinya waktu Ia berkata, “Diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku” (Mat. 16:18). Kata-kata yang sedikit ini paling tidak mengatakan tiga hal yang paling penting tentang Kristus dan gereja. Ia mendirikannya diatas diri Nya, dan itu adalah gereja-Nya. Kristus adalah “Kepala jemaat” ( Ef.5:23). Ia menunjuk para pemimpin pertamanya (Mrk. 3:14). Ia mengasihi gereja-Nya seperti seorang pengantin laki-laki mengasihi pengantin perempuannya (Ef. 5:25-32).
Kepala gereja yakni Yesus Kristus tidak pernah kekurangan dana didalam menjalankan jemaatNya karena dia juga adalah pemilik dunia (Mazmur 24:1) dan penciptanya. (Kej. 1:1). Tetapi mengapa sangat sering terdengar kita kekurangan dana. Adakah kekeliruan yang terjadi kepada mereka yang dipercaya Tuhan mengelola jemaatnya ataupun kepada anggota jemaat yang menjadi stakeholder didalam organisasi? Berkat telah diberikan kepada umat Nya namun bahaya besar mengancam yakni ketamakan seperti yang diamarkan Yesus : “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu. (Luk. 12:15).

Ketamakan bersumber dari cinta diri. Sifat jelek ini selalu menggoda manusia secara teratur dan terus menerus. Bila ada kegiatan, mereka yang mementingkan diri akan melihat setiap program di jemaat maupun evangelisasi dari sudut financial, bukannya berapa banyak yang dapat saya berikan untuk Tuhan tetapi berapa banyak keuntungan yang boleh diraup dari kegiatan ini. Hal ini sangat merusak karena akan membelokkan perhatian kita kepada hal-hal yang bukan rohani.

Adakah ini menjadi masalah bagi sebagian anggota jemaat? Adakah juga problema ini menjadi sandungan bagi pengerja Tuhan? Dibeberapa tempat walau tidak nampak tapi sudah terdengar ada yang “lemah” ketika diberikan tanggung jawab yang berkaitan dengan uang. Akibatnya uang menjadi tuan yang memerintah seluasnya dan manusia takluk dibawah kendalinya.
Bilamana didalam jemaat Tuhan ada roh saling membangun, saling mengasihi, saling mendahului dalam memberi hormat, saling memperhatikan diantara anggotanya maka hal-hal rohani ini akan bermuara kepada kesukaan untuk memberi kepada Tuhan. (Yoh. 13:34; Roma 12:10; Roma 14:19; 1 Kor. 12:25). Hal-hal yang baik untuk persatuan dan saling tolong menolong diantara seseorang dengan orang yang lain, diantara satu keluarga dengan keluarga yang lain, diantara sebuah jemaat dengan jemaat lain yang lebih kuat dalam soal financial akan memberikan faedah besar gantinya saling membenci, saling menyerahkan, saling menghakimi, saling bertentangan satu dengan yang lain (Mat. 24:10; Roma 14:13; Luk. 12:53) yang kontra produktip dengan maksud sebuah jemaat didirikan Tuhan.

Uang adalah berkat bagi pelayanan pekerjaan Tuhan. Keteraturan pengelolaan keuangan Gereja melalui system, policy dan kebijakan komite yang dijabarkan didalam strategic planning dan budgeting akan sangat ampuh bila diimplementasi oleh mereka yang berserah kepada Yesus Kristus. Karena menurut firman, manusia mestinya tegak dan berwibawa dalam pengaturan uang bukannya gelap mata, loyo dan terperdaya oleh uang.

Ingat bahwa dalam keadaan apapun termasuk menghadapi masalah keuangan, Tuhan tidak pernah akan membiarkan dan meninggalkan kita. (Ibrani 13:5).