Menurut Lavine: “Apakah anda kadangkala bertanya, apa yang biasa kita ketahui? Apakah kebenaran yang biasa kita yakini? Apakah sebuah pertanyaan benar hanya jika didasarkan pada apa yang ditangkap indera anda, pada apa yang anda biasa lihat atau sentuh? Namun adakah jaminan kebenaran akan dunia? Apakah kebenaran itu abadi dan absolut, seperti yang dinyatakan oleh beberapa filsuf dan agama besar, ataukah kebenaran merupakan subyek yang biasa diubah? Apakah ilmu pengetahuan itu nyata? Ataukah kita seharusnya kembali ke tradisi sebuah agama besar Kristen Judeo demi kebenaran? Atau kembali pada filsuf besar dunia Barat? Pembela ilmu pengetahuan mencemooh agama dan filsafat dalam pandangannya terhadap kebenaran, dan bersikeras bahwa tak ada kebenaran selain yang ditunjukkan ilmu pengatahuan. Agama dan filsafat, keduanya tidak hanya diserang dan disalahkan oleh para pembela ilmu pengetahuan namun juga saling serang. T.Z. Lavine, Dari Socrates ke Sartre, xxii.
Kebenaran yang hakiki yang perlu diketahui oleh semua manusia adalah Kebenaran Injil Keselamatan, terkait salib Kristus, penebusan Yesus Kristus terhadap manusia dari dosa-dosanya yang biasa kita kaji dalam ajaran Alkitab tentang Pembenaran dan Penyucian Oleh Iman. Seperti kata rasul Paulus berikut ini: Roma 1:1, “Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. 1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. 1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.” 1 Korintus 1:30, “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita” 1 Korintus 2:1 “Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. 2:2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.”
Kebenaran ini dinyatakan dalam bentuk kesaksian Allah melaui firman-Nya yang tak dapat dibantah oleh ilmu pengetahuan atau filsafat manapun di dunia ini. Inilah kebenaran telah berabad-abad diteliti oleh nabi-nabi dan yang juga hendak diketahui oleh malaikat-malaikat (1 Petrus 1:12). Lebih lengkap dapat dibaca apa yang telah ditunjukkan oleh konteks 1 Petrus 1:9-12 berikut ini: 1:9 karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. 1:10 Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. 1:11 Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. 1:12 Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
Jadi kalau demikian, kontekstualisasi adalah sebuah proses penyelidikan yang seksama mengenai cara-cara pendekatan bagaimana membawakan atau mewartakan suatu kebenaran atau teori atau pengajaran tertentu akan Firman Allah untuk berterima dalam sebuah pemahaman dan praktek di suatu lingkungan agama tertentu. Dalam sebuah pendahuluan dari tesis yang menggunakan metode pendekatan deskriptif-evaluatif yang ditulis oleh Coleman, suatu penelitian cermat untuk deskripsi-deskripsi akan doktrin- doktrin dan kebijakan MAHK atas terbitab-terbitannya sendiri dalam bentuk buku, format dokumen elektronis yang diperoleh atas website resmi gereja Marc Coleman menyatakan bahwa Gereja sedang bergulat dengan masalah utama yang nyata bagaimana memenangkan Muslim kepada Kristus
- Apa Kontekstualisasi Masih Relevan bagi Kita Dewasa Ini ? Apakah Kontekstualisasi
Dapat Menuntut Keterlibatan Kita Semua Dalam Penginjilan?
Sama seperti Kristus, rasul Paulus menggunakan metode penginjilan dengan disertai beragam model, cara dan gaya pendekatan. Salah satu pendekatan yang ia gunakan adalah model pendekatan yang mempelajari etnis-budaya di tempat-tempat yang sempat ia jangkau dalam mengkontekstualkan Injil. Di satu sisi ia mendapat tantangan bagimana membawakan Injil ke daerah yang mayoritas Yahudi yang fanatis tetapi di sisi yang lain ia harus menghadapi orang-orang yang berlatar belakang budaya Hellenisme Greeco-Roma (perpaduan antara budaya Yunani dan Roma) yang kelihatannya susah untuk ditembus oleh pekabaran Injil. Sejarah pun mencatat bahwa kehidupan Roma terkenal dengan suka berhura-hura dengan tontonan gladiator dan berpesta pora sementara orang-orang Yunani marak dengan tontonan olah raga dan seni olimpiade kuno di mana kaum cendekiawan dan bangsawan mengenggemari hikmat dan filsafat Socrates, Aristoteles, Plato, dan lain-lain. Bahkan filsafat Yunani dari kaun Epikurros dan Stoa amat mempengaruhi pola berpikir para cendekiawan Yunani menyebabkan mereka agak susah menerima hal-hal yang bukan berbau filsafat. Tetapi seperti yang ia katakan dalam dua ayat di atas bahwa ia mampu menyesuaikan dirinya dalam segala situasi dengan pertolongan Tuhan. Paulus berkata dalam Efesus 5:16: “dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” Kolose 2:8: “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.” Lebih lanjut seperti apa yang terdapat dalam II Timotius 4:2, 5, rasul Paulus menasihati dan menghibur Timotius dan para tua-tua jemaat dewasa ini bahwa sebelum melangkah keluar dalam upay pendekatan kontekstualisasi Injil kepada sesama Kristen dan kaum Muslim maka pekerjaan memberitakan firman itu adalah persiapan yang harus dibuat terlebih dahulu dari dalam jemaat: 4:2“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” 4:5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! - Apa Peranan dan Keterlibatan Kita dalam Kontekstualisasi?
Peranan kita sebagai anggota jemat dalam pemberita Injil adalah harus selaras dengan pernyataan Alkitab dan Roh Nubuat.
a. Matius 28:19, 20: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
Markus 16:16: “Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”
Kisah Para Rasul 20:20: “Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;”
Kolose 1:25-28: “Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, 1:26 yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. 1:27 Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaanDialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.”
1 Korintus 9:20, 21. “Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat.”
b. “Kepada semua orang pekerjaan telah diberikan, dan tak seorangpun dapat mengganti yang lain. Tiap orang mempunyai satu misi yang sangat penting,yang tak dapat dilalaikan atau diabaikan, karena kegenapannya mencakup keselamatan beberapa jiwa dan mengabaikannya berarti celaka bagi orang yang untuknya Kristus mati.” (Review & Herald, Dec. 12, 1893).
⦁ Jikalau anda mengasihi Kristus, menghargai sesuatu daripengorbanan yagn ia sudah buat bagimu, anda akan menyangkal dirimu demi Dia, berpaling dari segala kesenangan cinta diri, dan menggunakn uang, waktu, tenaga, dn pengruh untuk memenangkan jiwa bagi siapa Krsitus sudah mati. (Youth Instructor, 29 Juni 1893)
⦁ “Allah mengharapkan Pelayanan pribadi dari tiap orang yang padanya Ia percayakan pengetahuan kebenaran zaman ini. Tidak semua dapat pergi sebagai misionaris keluar negeri, tapi semua boleh menjadi misionaris dalam negeri bagi keluarga dan tetangga mereka.” (Testimonies for the Church, vol. 7, p. 30)
⦁ “Jangan ada gereja yang merasa terlalu kecil untuk menyampaikan pengaruh dan melakukan pelayanan pekerjaan agung zaman ini. Saudaraku pergilah bekerja… Usaha yang paling sederhana dari kasih yang tidak mementingkan diri akan dimahkotai dengan berkatnya yang besar. Lakukan apa yang kau bisa lakukan, dan Ia akan menambah kesanggupanmu.” (Review & Herald, 13 Maret, 1888)
⦁ “Anggota gereja, biarlah terangmu bercahaya. Biarlah suaramu didengar di dalam doa penuh kerendahan,.. dan sampaikan kebenaran saman ini . Suaramu, pengaruhmu semua diberikan dari Tuhan dan digunakan untuk memenangkan jiwa bagi Kristus.” – Testimonies, vol. 9, p. 38.
⦁ “Harus ada rencana yang tersusun baik untuk menempatkan pekerja ke semua gereja besar dan kecil, untuk mengajar anggota tentang bagaimana bekerja, dan juga bagi yang belum percaya. Yang dibutuhkan adalah latihan dan pendidikan.”Testimonies, vol. 9, p. 117.
A. Segala Macam Pengetahuan.
Apa maksud Paulus segala macam pengetahuan?
1. Jemaat Korintus Dipanggil Menjadi Umat Allah Untuk Diperlengkapi Dengan Segala Macam
Pengetahuan Kebenaran Untuk Menginjil Bukan Untuk Mengadakan Perselisihan. 1 Korintus 1:9-14)
1:9 Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia. 1:10 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. 1:11 Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloë tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu. 1:12 Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus. 1:13 Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus? 1:14 Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorang pun juga di antara kamu yang aku baptis selain Krispus dan Gayus,
Paulus mengakui bahwa tidak seorangpun yang ia baptis selain Krispus dan Gayus. Siapakah Krispus dan Gayus? Krispus, adalah kepala rumah ibadat (sinagog Yahudi) di Korintus (Kisah 18:7, 8), dan Gayus adalah orang Makedonia, yang pernah menjadi teman seperjalanan Paulus (Kisah 19:29).
2. Jemaat Korintus Dipanggil Menjadi Umat Allah Untuk Diperlengkapi Dengan Segala Macam
Pengetahuan Akan Kebenaran Supaya Terus Memberitakan Injil. (Kisah 18:8-11)
Dalam memberitakan Injil jangan pernah berhenti, sebab pengalamn Paulus di Korintus (Lihat
Kisah 18:8-11 disebutkan: 8:8 Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis. 18:9 Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: “Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! 18:10 Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.” 18:11 Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka. Juga dalam 2 Timotius 4:2“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” 2 Timotius 4:5: “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayanan.”
- Jemaat Korintus Dipanggil Menjadi Umat Allah Untuk Diperlengkapi Dengan Segala
Macam Pengetahuan Akan Kebenaran Untuk Menginjil Sehingga Mempermalukan
Orang Berhikmat (1 Korintus 1:23-28)
1:23 ”tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, 1:24 tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. 1:25 Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.1:26 Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. 1:27 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, 1:28 dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti.” - Jemaat Korintus dipanggil menjadi umat Allah untuk diperlengkapi dengan segala
macam pengetahuan akan kebenaran untuk menginjil, sama seperti Paulus, Injil tidak disampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh (1 Korintus 2:4). - Jemaat Korintus Dipanggil Menjadi Umat Allah Untuk Dperlengkapi Dengan Segala
Macam Pengetahuan Akan Kebenaran Untuk Menginjil Berpusat Pada Salib Kristus
(1 Korintus 2:2) “Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, – dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami — demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini. Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, Aku mau menguji keikhlasan kasih kamu.” (2 Korintus 8:7-8).
Ajakan dan panggilan agar jemaat lebih bersungguh-sungguh meyakini bahwa Kesaksian Firman Allah patut ditinggikan (Yohanes 12:32; Filipi 2:9, 10) terkait penebusan melaui peristiwa penyaliban Kristus di mana tidak dapat dibantah oleh ilmu pengetahuan manapun dan oleh orang berilmu manapun di atas dunia ini bahwa penebusan Kristus adalah satu-satunya kebenaran yang patut ditinggikan di atas dunia ini. Mengapa, kalau itu yang tinggikan, maka selain itu mengangkat hati dan iman kita lebih tinggi kepada Allah, itu juga akan selalu menjadi pengingat dan penangkal segal kesombongan jasmani, mental, dan rohani jemaat Laodikea di akhir zaman.