Yesus Domba Paskah

Di berbagai sudut kota Manado sekarang ini terlihat pemandangan menarik dengan hiasan aneka lampu yang menunjuk kepada Salib. Ya kita sementara memasuki hari libur Paskah yang dirayakan luas diseluruh dunia. Hari ini diklasifikasi sebagai hari libur fundamental yang perayaannya dibanyak tempat melebihi perayaan Natal (Christmas). Berbagai kesibukan menandai hari istimewa ini. Di Amerika utara dan Inggris keluarga berkumpul pada hari sabtu sebelum Minggu Paskah mewarnai serta menghiasi telur. Dibeberapa keluarga mengatur perayaan yang digemari anak-anak berburu telur paskah yang diletak secara diam-diam oleh Kelinci Paskah. Di Yunani telur paskah diberi warna nuansa merah terang menggambarkan darah Yesus Kristus. Orang Etiopia menggunakan pakaian putih melambang kemurnian dengan ikat kepala terbuat dari daun palem menunjuk kepada daun palem sebenarnya selama perjalanan Yesus sebelum penyaliban. Di Cina telur Paskah, anak ayam dan kelinci menjadi landasan tradisi menggambarkan kehidupan dan kelahiran. Sementara di Pilipina sejak Rabu abu, prosesi mengingat dan merasakan penderitaan Yesus Kristus sudah dimulai dengan puncaknya pada minggu kebangkitan.

Perayaan besar ini dirayakan secara khusus dan besar-besaran didalam diam disekitar bulan April. Dinegara-negara Kristen,umumnya mall, toko termasuk pompa bensin ditutup tidak melakukan kegiatan. Semua berhenti memperingati hari raya Paskah (Easter) dengan memasukan banyak elemen budaya. Paskah (bahasa Yunani: Πάσχα atau Paskha) adalah perayaan terpenting dalam liturgy Kristen. Bagi umat Kristen, paskah menunjuk kepada Yesus yang oleh Rasul Paulus disebut sebagai “anak domba Paskah”. (1 Korintus 5:7)

 Paskah atau Passover dimulai pada saat terakhir orang Israel keluar dari perhambaan Mesir. Kekerasan hati Raja Firaun yang menahan Bangsa Israel untuk keluar pergi beribadah kepada Tuhan mengakibatkan penderitaan orang Mesir. 10 belah, tulah atau kutuk diturunkan Tuhan keatas mereka dan yang terakhir adalah yang paling berat dan menyedihkan sehingga membuat hati Firaun luluh. Itulah kutuk kematian anak sulung dari manusia sampai kepada anak binatang (Keluaran 12:12). Diperintahkan agar bangsa Israel merayakan Paskah dengan cara menyembelih seekor anak domba, jantan, tidak bercela dan satu tahun usianya (ayat 3-6), darah anak domba itu harus dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas (ayat 7), dagingnya harus dipanggang dan dimakan bersama roti yang tidak beragi beserta sayur pahit (ayat 8). Semua aturan ini harus dikerjakan dengan hati-hati bahwa satu tulangpun dari anak domba itu tidak boleh dipatahkan (ayat 46).

Persiapan teliti harus diperhatikan ketika makan yaitu: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi TUHAN (ayat 11). Ketika itu terdengar tangis seruan memilukan diantara bangsa Mesir karena kematian anak sulung mereka. Begitu keluar perintah Firaun agar bangsa Israel pergi, mereka memang telah siap dan segera berangkat meninggalkan tanah perhambaan yang telah ditempati turun temurun selama 430 tahun. Selanjutnya Tuhan memerintahkan agar peringatan hari Paskah ini dirayakan setiap tahun sebagai hari kelepasan yang besar dari tanah Mesir dan pula menandai dimulainya sejarah perhitungan penanggalan bagi bangsa Israel (ayat 2).

Kelepasan umat Israel dari perbudakan Mesir masuk kepada kemerdekaan sebagai suatu bangsa adalah karena tuntunan Tuhan semata. Untuk itu tuhan memerintahkan umat Israel merayakan 7 hari raya Tahunan atau 7 Sabat Tahunan. 7 Sabat Tahunan ini adalah upacara tambahan selain perayaaan Sabat hari ketujuh, yang harus dirayakan setiap minggu/pekan.  Setiap tahun bangsa Israel harus tiga kali datang ke tempat yang ditentukan oleh Allah untuk merayakan 7 hari raya Sabat tahunan itu (Imamat 23:1-4; Ulangan 16:16). 

Ke tujuh hari raya yang disebut Sabat Tahunan / Hari Perhentian tahunan yang harus dirayakan bangsa Israel:

  1. Hari Raya Paskah – hari ke-14 bulan pertama (Abib/Nisan, Imamat 23:5).
  2. Hari Raya Roti Tidak Beragi – hari ke-15 s/d hari ke-21 (7 hari) dari bulan pertama (Abib/Nisan – Imamat 23:6-8)
  3. Hari Raya Hulu Hasil – hari ke-16 bulan Abib/Nisan (Imamat 23:11).
  4. Hari Raya 7 Minggu (Pentakosta) – 7 miggu sesudah Sabat itu, yaitu dihitung hari ke-50 sesudah hari ke-16 bulan Abib/Nisan- ini jatuh di bulan ketiga, yang disebut bulan Sivan – Imamat 23:15,
  5.  Hari Raya Meniup Serunai – hari pertama bulan ke-7 (Tishri) – Imamat 23:24, 25
  6. Hari Pendamaian – hari ke-10 bulan ke-7 (Tishri) – Imamat 23:27-33
  7.  Hari Raya Pondok Daun – hari ke-15 s/d hari ke-21 – Imamat 23:34-36

Hari-hari raya ini menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai “Anak Domba Paskah”

I Korintus 5:7 “Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.”

Setiap anak domba tidak bercacat cela yang dikorbankan mengartikan pengorbanan pada kematian menggantikan manusia yang seharusnya mengalami kematian. Selanjutnya untuk manusia masalah kematian menjadi hal yang menakutkan bilamana tidak punya jalan keluar. Tetapi Syukur, maut tidak lagi berkuasa kepada Manusia karena anak domba Allah yaitu Yesus Kristus telah mengalahkan maut itu. (Roma 6:23; 1 Korintus 15:55-58).

Apakah perayaan-perayaan tahunan itu masih berlangsung hingga sekarang termasuk perayaan Paskah?
Di malam terakhir sebelum Yesus di Salibkan, telah dilembagakan sebuah upacara untuk diteruskan oleh pengikut Nya. Upacara itu adalah Perjamuan Kudus.

“Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. (1 Korintus 11:23-26).

Kita tidak melihat lagi darah ataupun domba yang dikorbankan pada tata cara ibadah sekarang ini karena upacara-upacara perayaan keagamaan tahunan itu telah berakhir di Kayu Salib dan digantikan dengan upacara perjamuan kudus. Sementara Sabat Tuhan yang disucikan disetiap hari Sabtu setiap pekan tetap dilangsungkan sampai di Kerajaan Surga.

“Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap. Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN.” Yesaya 66:22,23.

Di jalan Via Dolorosa, jalan salib Yesus Kristus sebagai anak domba Allah adalah penderitaan, pengampunan dan penebusan dosa manusia. Kematian Yesus Kristus bukan akhir segalanya tapi disusul dengan peristiwa sukacita berikutnya yaitu Kebangkitan. Yesus mati pada hari jumat ( Jumat Agung), beristirahat pada hari Sabat (Sabtu hitam) di kubur, bangkit pada hari yang ketiga yaitu hari Minggu (Paskah).

Kebangkitan Yesus Kristus adalah kemenangan umat Kristiani. Yesus sementara menyediakan tempat dan akan kembali menjemput umat Nya. (Yohanes 14:1-3). Sementara dunia merayakan Paskah, kita syukurkan kasih karunia Yesus domba paskah yang begitu limpah untuk kita.

Oleh: Pdt. Dr. Moldy Mambu