HUKUM TRUK SAMPAH

Suatu hari, Donny dan kawannya naik taksi menuju bandara. Saat itu, mereka melaju di jalur yang benar ketika tiba-tiba sebuah mobil hitam melompat keluar dari tempat parkir tepat di depan mereka. Sopir taksi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa sentimeter dari mobil tersebut. Pengemudi mobil hitam tersebut mengeluarkan kepalanya dan memaki ke arah mereka. Sopir taksi hanya tersenyum dan melambaikan tangannya pada orang tersebut.

Donny sangat heran dengan sikapnya yang bersahabat. Donny bertanya, “Mengapa Anda melakukannya? Orang itu hampir merusak mobil anda dan dapat saja mengirim kita ke rumah sakit!” Saat itulah Donny belajar dari sopir taksi tersebut mengenai apa yang Donny kemudian sebut “Hukum Truk Sampah”. Sopir taksi menjelaskan bahwa banyak orang seperti truk sampah. Mereka berjalan keliling membawa sampah, seperti frustrasi, kemarahan, kekecewaan, dan hal negatif lainnya. Seiring dengan semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya dan sering kali, mereka membuangnya kepada anda.

Jangan ambil hati, tersenyum saja, lambaikan tangan, berkati mereka, lalu lanjutkan hidup. Jangam ambil sampah mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yang Anda temui, di tempat kerja, rumah, atau perjalanan. Intinya, orang yang sukses adalah orang yang tidak membiarkan “Truk Sampah” mengambil alih hari-hari mereka dengan merusak suasana hati. Hidup ini terlalu singkat untuk bangun pada pagi hari dengan penyesalan. Kasihilah orang yang memperlakukan Anda dengan benar dan berdoalah bagi yang tidak. Hidup itu 10% mengenai hal yang anda buat dengannya dan 90% tentang cara Anda menghadapinya. Hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu, tetapi tentang cara belajar menari dalam hujan. Selamat menikmati hidup yang diberkati dan bebas dari “Sampah”.

Inspirasi
Untuk Direnungkan : Apakah Anda pernah mengalami hari seperti yang dialami oleh penumpang taksi? Atau Andalah sopir taksi itu? Atau justru Andalah sopir mobil hitam itu? Setiap kita bisa menjadi salah satu dari tiga orang dalam kisah di atas. Pilihan kita atas peran itulah yang mempengaruhi hidup kita, menjadi pecundang atau pemenang.

Untuk Dilakukan : “Kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar.” 1 Korintus 4 : 12

Hidup memang tidak selalu ramah terhadap kita, tetapi kita bisa berlaku ramah terhadap kehidupan. Lingkungan bisa saja tidak ramah terhadap kita, saudara sekalipun, teman dan tetangga kita, dan siapa saja yang mungkinn berhubungan dengan kita setiap hari. Sadarkah Anda bahwa ada banyak orang disekeliling kita yang membawah sampah didalam hidup mereka, sering kita tidak sadar orang itu membuang sampah kepada kita membuat kita kotor, bau busuk. Ketika kita menerima sampah orang lain dalam hidup, saat itu juga kita menjadi kotor dan berbau dimana akan terbawa di rumah, diteman, tetangga dan kepada siapa saja disekitar kita dan hal itu akan menjalar. Sebagai contoh sederhana ketika kita mendengar keluhan, omelan, ketidakpuasan, keritikan atas apa yang dihadapi orang itu, ketika kita tidak menfilter atau menolak dalam pikiran artinya kita ikut terbawa, maka hal yang sama pasti akan Anda sampaikan kepada orang lain. Nah, kalau hidup kita penuh dengan sampah yang dibuang orang lain, pasti hidup tidak akan berbahagia, tidak puas, dan tidak berterimakasih, karena pada akhirnya andan ikut mempersalahkan, mengkeritik, selalu berpikiran negatif. Jangan biarkan diri anda menjadi tempat membuang sampa orang lain. Makanya, berhati-hatilah berteman dengan orang yang membawah sampah disekitar kita. Beranilah menolak sampah ketika itu dibuang kediri Anda agar hidup tentram, damai dan berbahagia. Apakah Anda seperti sopir taksi yang hanya tersenyum, atau seperti sopir mobil hitam yang memaki? Pilihan di tangan Anda. “Take Care of Yourself”

Oleh : Bredly Sampouw