Mana Itu Janji?

1980an – LANGOWAN, MINAHASA. Suara duet Greety dan Grace terdengar mendayu-dayu dari radio transistor tetangga sebelah yang dipancarkan oleh Radio Esa Genang, sebuah radio amatir yang breaking newsnya selalu ditunggu, apalagi kalo bukan “Berita Kematian.” Saat itu play list radio yang lokasinya hanya beda satu perempatan dengan rumah saya sangat manual, tidak ada electronic songs dan switcher sebagaimana yang ada sekarang.

Masih ingat lagu dari Tielman Sisters di era ’80-an yang berjudul “Mana Itu Janji?”
“Mana itu janji yang ngana ada bilang
So dari dulu ta tunggu, ngana nyanda datang
Jangan ngana Cuma ba putar bale
Biar ngana so jao, kita nyanda lupa

Bilang jo, bilang jo, kalu ngana nimau
Nyanda jadi nyanda apa, asal terus terang…”

Lagu-lagu murni dari kaset dengan pita seluloid, dan jika sekarang jutaan lagu diputar setiap tahun, dulu di zaman saya mendengar siaran Radio Esa Genang, Boy Koagouw, operator merangkap sound engineer sekaligus radio announcer, hanya memiliki sejumlah kaset yang didominasi oleh lagu-lagu tradisional kolintang dan beberapa seri rekaman Tielman Sisters yang menjadi duo ratu layar kaca di TVRI Manado dengan lagu-lagu mereka yang sangat melankolis alias super mellow.

1942 – BATAAN, FILIPINA. Tentara Amerika terlihat akan mengalami kekalahan pada pertempuran Perang Dunia II melawan Jepang di Asia Pasifik. Ratusan ribu tentara Amerika yang berada di Filipina berusaha mempertahankan Negara tersebut dari serbuan pasukan negeri matahari terbit itu, namun kelihatannya usaha mereka akan gagal. 30 ribu tentara Amerika tewas dan kuatir Jepang akanmenangkap dan membunuh Jenderal Douglas MacArthur, Panglima Tentara Amerika di sana maka Presiden F.D. Roosevelt memerintahkan agar Jenderal MacArthur segera menyingkir ke Australia.

Sebelum MacArthur meninggalkan Filipina, dia mengucapkan sebuah kalimat pendek yang memiliki makna sangat dalam, sebuah janji yang disampaikannya di depan ribuan prajuritnya: “I came out of Bataan and I shall return!” (Saya akan pergi dari Bataan dan saya pasti kembali!).

Pada 20 Oktober 1944, dua tahun setelah dia pergi meninggalkan tentaranya di Filipina, Jenderal MacArthur akhirnya dapat mendarat kembali di Negara itu melalui Pantai Merah di Palo, Leyte, dan memenuhi janjinya untuk membebaskan rakyat negeri itu dari penjajahan Kakak Tertua, Jepang.

JULI 2013 – CIPULIR, JAKARTA SELATAN. Detik.com melaporkan bahwa polisi berhasil menangkap seorang yang bernama Bakti Abadi (usia 32) yang dituduh melakukan pembunuhan terhadap Risdiyanti di Boutique Hotel, Cipulir. Setelah ditelusuri, almarhum Risdiyanti sebetulnya merupakan kekasih Bakti, yang terpaksa harus dihabisi nyawanya karena meminta dinikahi. Janji-janji manis yang disampaikan ternyata tidak pernah ditepati sehingga wanita itu harus meregang nyawa di tangan selingkuhannya sendiri yang menghabisinya.
Janji manusia tidak pernah ditepati, setelah manis direguk, pahitnya dibuang.

NOVEMBER 2013 – TANGERANG. Ratusan buruh dari Kota Tangerang melakukan demonstrasi yang menjurus kepada tindakan kekerasan setelah menyerbu Pendopo Gubernur di Kota Serang pada 19 November. Sebab aktifitas ini adalah karena janji Gubernur untuk merevisi besaran Upah Minimum Kota (UMK) tidak kunjung datang, padahal hal ini sudah dijanjikan sebelumnya. Janji, tinggal janji.

AKHIR MARET 2014 – INDONESIA. Puluhan orang berorasi di atas mimbar. Lapangan bola penuh dengan desakan manusia yang datang untuk mendengarkan kampanye dari pembicara partai tertentu. Warna-warni bendera serta umbul-umbul muncul di mana-mana. Foto-foto terpajang, kali ini lebih ramai dari biasanya. Dulu kita hanya melihat foto marketer penjual rumah mempromosikan rumah yang akan dijual, sekarang lebih banyak wajah tersebar di pinggir jalan, di pagar, tiang listrik, bahkan di angkot.

Ya, memajang foto saat ini di Indonesia untuk sementara tidak intensif di Instagram atau Facebook tapi di pinggir jalan. Terutama bagi para anggota partai yang memamerkan dirinya dalam upaya menuju Senayan menjadi Calon Anggota Legislatif (CALEG).

Janji manis disampaikan. Isu korupsi dan perbaikan ekonomi adalah bahasa jamak yang biasa disampaikan. Hal umum yang sudah terlalu sering didengar bahkan tidak pada seri kampanye PEMILU seperti saat ini. Janji-janji pemerintah untuk melakukan ini-itu sudah ada. Perbaikan jalan dan pra-sarana transportasi selalu manis di bibir, karena kenyataannya tidak pernah jadi kenyataan.

Jika ada pembaca yang kebetulan sedang berusaha untuk mewakili rakyat di gelanggang politik nasional, berhati-hatilah dengan apa yang dijanjikan. Ketika anda terpilih, berusahalah untuk memenuhinya. Atau jika pun tidak, berusahalah untuk tetap mengingatnya sebagai bagian dari komitmen anda bagi konstituen yang sudah percaya kepada anda (baca: terjebak rayuan waktu kampanye).

4 APRIL – BAIT. Janji manusia adalah janji yang sering tidak ditepati. Janji Tuhan bukanlah janji yang sama dengan yang diucapkan manusia. Di dalam Alkitab, sebagaimana dikutip dari blog Student in Christ, terdapat “1,260 janji, 6,468 perintah, lebih dari 8,000 nubuat dengan 3,268 sudah digenapi, serta terdapat 3,294 pertanyaan.”

Ribuan janji Tuhan tidak sama dengan janji manusia. Semuanya akan ditepati. Ketika sakit, janji Tuhan adalah untuk menyembuhkan kita asal kita berdoa padaNya dan meminta pertolonganNya (Mazmur 30:3). Ketika dalam penderitaan, Nabi Yesaya menulis “Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu” (Yesaya 58:8).

Lapar dan sedang dilanda kekurangan? Janji Tuhan indah, “Tetapi kamu harus beribadah kepada TUHAN, Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu” (Keluaran 23:25).

Saat menghadapi masalah dengan iman kita, berpalinglah kepada Tuhan dengan segera. Maleakhi 4:2 tertulis, “Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang.”

Nyanyikanlah lagu Tielman Sisters kepada “pemberi harapan palsu” (PHP) yang mungkin saja tidak konsekuen dengan janji-janji mereka saat kampanye. Tapi janji Tuhan telah terbukti manjur adanya. Semua yang diucapkan dan dijanjikanNya tidak pernah meleset .Percaya dan kita akan beroleh kelepasan.

Oleh : Osvald Taroreh