Tetaplah Berdoa

Dalam kategori surat-surat rasul Paulus, surat kepada jemaat Tesalonika dikategorikan “Eschatological Letter”. Ini berarti, pekabaran dalam surat Tesalonika adalah penting untuk disimak. Lebih dari pada itu, pekabaran dalam surat kepada jemaat di Tesalonika akan dihidupkan oleh mereka yang menjadi umat Allah yang sebenarnya di akhir zaman. Salah satu pekabaran dalam surat Tesalonika adalah “Tetaplah berdoa” 1Tes. 5:17.

Kita sudah sering mendengar kata-kata ini dalam bahasa Indonesia, tapi saat ini, saya ingin mengajak saudara-saudara untuk melihat dalam beberapa versi Alkitab sehingga kita dapat mengerti arti ayat ini. KJV “Pray without ceasing” atau berdoa tanpa berhenti. CEV “and never stop praying” atau dan janganlah pernah berhenti berdoa. GNB “pray at all times” atau berdoalah pada setiap waktu/detik. GW “never stop praying” atau jangan berhenti berdoa. ISV “Continually be prayerful” Berdoa berkelanjutan. Ellen G. White mengibaratkan doa itu seperti nafas. Mar. 85. Renungkan sejenak, apakah kehidupan kerohanian saya masih hidup?

Dari pengertian ini, kita mendapati bahwa berdoa tanpa henti adalah ciri mereka yang menjadi umat Allah yang sebenarnya di akhir zaman atau zaman dimana kita hidup. Namun jangan salah mengerti, berdoa bukan selamanya dalam sikap tutup mata dan bertelut atau berdiri. Doa yang dimaksudkan di sini adalah suatu jenis hubungan yang tidak pernah putus dengan Tuhan. Suatu perasaan yang sangat membutuhkan Tuhan. Suatu perasaan yang berpikir tanpa Tuhan, tanpa pertolongan-Nya kita tidak ada apa-apa.

Yesus memberikan suatu penegasan dalam Lukas 18:1 “Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu”. Doa yang tidak berkeputusan, permohonan yang terus menerus menurut pengertian Yesus adalah sangat penting. Jika nasihat ini begitu jelas, menyatakan kepada kita untuk tidak putus dalam doa, pertanyaan, apa sebenarnya alasan dibalik perintah ini? Berikut beberapa alasan dari Alkitab dan Roh Nubuat:

  1. Alkitab menggambarkan Iblis seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari mangsa untuk ditelannya. Perlu kita ketahui, selama kita memiliki hubungan dengan Tuhan, setan tidak berkuasa atas kita. Ellen G. White menyebutkan ”No man (termasuk Yesus) is safe for a day or an hour without prayer” GC. 530. Itu sebabnya Yesus menegaskan bahwa kita harus selalu berdoa tanpa jemu-jemu. Mengapa? Karena pada saat kita putus hubungan dengan kita, Setan berkuasa atas kita, kata lain kita jadi budak Iblis, artinya, kita hamba Iblis bukan hamba Tuhan. Selanjutnya, Ellen G. White menyatakan bahwa tujuan Setan satu-satunya hanyalah memisahkan kita dari Kristus, TTP 154. Renungkan, berapa berapa jam lamanya Setan mencapai tujuannya dalam hidup kita?
  2. Kita berdoa karena kita butuh Tuhan dan memang setiap detik sebenarnya kita butuh Tuhan. Detik dimana kita tidak butuh Tuhan adalah detik ketika kita rasa yakin dengan kemampuan pribadi kita. Orang yang merasa yakin dia dapat melakukan sesuatu tanpa Tuhan sedang mempraktekkan kehidupan Righteousness by Works yang mana orang jenis ini tidak mendapat tempat dalam kerajaan Allah.
  3. Kalau kita mengaku carang dari Pokok Anggur, maka adalah tugas kita untuk menempel (keep in connect). Kecuali kita bukan carang dari Pokok Anggur, kita tidak nempel. Hanya carang pokok anggur yang akan terus nempel pada pohonnya.
  4. Lukas 18:7 “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya?” Perhatikan, siapa orang yang dibenarkan Allah? Apakah Saudara, sejauh ini sudah merasa orang benar karena sudah Advent bahkan sudah Pendeta? Renungkan! Selanjutnya, siapa umat pilihan Allah? Mereka yang berseru kepada Tuhan siang dan malam. Kita tentu tau istilah ”banyak yang dipanggil sedikit yang dipilih” bukan? Kita sudah dipanggil, tetapi apakah kita sudah dipilih untuk diselamatkan. Periksa kehidupan doa kita, kita tahu jawabannya. Selama hari itu disebut siang dan sepanjang hari itu disebut malam, apakah kita tetap berdoa pada waktu itu?
  5. Jika Allah mendapati suatu kelompok yang memiliki intensitas doa semakin lama semakin banyak doanya, later rain tiba, TTP 151. Bukankah kita semua merindukan hal itu? Bukankah kita semua ingin menikmati pengalaman later rain itu? Berdoalah tanpa berkeputusan!

Untuk praktek doa, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan menurut catatan Alkitab dan Roh Nubuat.

  1. Setiap detik, dalam segala tempat dan keadaan, tetap angkat hati kita kepada Tuhan. Sadari alasan-alasan kenapa kita harus berdoa. Berdoa seperti Henokh berdoa, dia hidup bergaul dengan Allah.
  2. Ambil waktu untuk berdoa secara pribadi di tempat doa atau tempat-tempat tersembunyi minimal 3 kali sehari dimana kita berada di sana hanya dengan Tuhan. Kenapa 3 kali sehari? Saya mengambil kehidupan Daniel dalam Daniel 6. Dia melakukan hal ini (Dan. 6:11) dan dia disebutkan ”hamba Allah yang hidup” Dan. 6:21. Ingatlah hal ini saudaraku, kelompok 144.000 mereka juga disebut sebagai ”hamba-hamba Allah” yang mendapat ”meterai Allah yang hidup”, Wah. 7:2,3. Adalah sangat mungkin, kelompok 144.000 ini, final generation, yang akan menerima later rain, dan memasuki great tribulation, mendengar suara Allah mengumumkan hari dan jam kedatangan-Nya, dan akan melihat Tuhan tanpa mengalami kematian, adalah mereka yang memiliki kehidupan doa seperti Daniel. Bukankah Anda ingin merasakan pengalaman itu? Alami suatu kehidupan berjalan bersama Tuhan melalui kehidupan doamu!