Waktu pesta itu sedang berlangsung, Yesus masuk ke Bait Allah lalu mengajar di situ. Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata: “Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar!” Jawab Yesus kepada mereka: “Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Yohanes 7: 14-16
Ketika Yesus menunaikan tanggungjaw aba keagamaan-Nya di Yerusalem pada Hari Raya Pondok Daun, satu hal yang Yesus sadari adalah keberadaan-Nya di Yerusalem akan membawa dampak buruk kepada diri-Nya. Dia sebagai oknum yang Maha Tahu menyadari bahwa keberadaan-Nya disana dapat mendatangkan celaka bahkan kematian kepada diri-Nya sendiri. Orang-orang Yahudi mengikuti Yesus kemanapun Ia pergi untuk mencari kesalahan Yesus sehingga mereka akan membunuh Yesus dengan cara memberikannya kepada pemerintahan Roma yang alergi terhadap adanya Raja Yahudi karena mengancam kerajaan Roma itu sendiri.
Sebagai pengemban misi penyelamatan manusia, Yesus tidak melihat dampak buruk yang akan terjadi kepada diri-Nya. Dia melihat dari sudut yang berbeda. Dengan kehadirannya di Yerusalem maka ada banyak orang yang dapat lebih mengenal akan Kasih Karunia Allah Bapa yang besar kepada seluruh umat manusia. Ketika satu hal yang ada didepan yang akan Yesus lakukan berdampak baik bagi umat-Nya maka Ia akan pergi melaksanakannya tanpa melihat hal buruk yang akan menimpa diriNya.
Buktinya adalah ketika Yesus pergi ke Yerusalem, Ia tidak sembunyi-sembunyi. Hanya ingin tunjung muka pada orang-orang bahwa Ia sudah hadir dan pergi meninggalkan Yerusalem. Malahan dalam ayatnya yang ke 14 disebutkan disana bahwa Yesus mengajar disana. Apakah kita dapat berbuat seperti Yesus dalam satu hal yang akan kita lakukan terhadap orang lain? Apakah mampu kita berbuat kebaikan kepada orang lain yang sangat membutuhkan yang juga dapat menyusahkan diri kita sendiri? Sepertinya hal itu adalah tindakan bodoh atau bunuh diri. Tetapi Yesus melihat bahwa hal itu perlu dilakukan untuk keselamatan orang lain. Pasti Dia akan pergi melakukannya.
Ketika Yesus mengajar, ada 3 kelompok pendengar yang hadir menyaksikan Yesus. Kelompok yang pertama adalah orang-orang yang meyakini bahwa Yesus adalah orang yang baik (:12). Kelompok yang kedua adalah orang-orang yang manganggap bahwa ajaran Yesus adalah Sesat karena Ia kerasukan setan (:13,20). Dan kelompok yang ketiga adalah kelompok orang yahudi yang berniat membunuh Yesus.
Beragam respon dari pendengar. Yang Yesus sampaikan adalah Firman Tuhan yang Hidup dan mampu membawa mereka kepada kehidupan yang kekal, tetapi ada orang yang menganggap itu adalah sesat. Alangkah sedih hati Tuhan Yesus ketika Ia melihat anak-anak-Nya menganggap perintahNya adalah sesat. Kadangkala kita berpikir bukan kitalah orangnya, namun mari kita melihat lebih jelas lagi siapa diri kita dihadapan Firman Tuhan. Ketika satu perintah tidak kita turuti, ataupun satu aturan yang baik seperti aturan kesehatan yang menuntut kita untuk makan makanan yang sehat tidak kita jalankan maka itu adalah salah satu contoh tindakan yang menyatakan bahwa Tuhan itu menyesatkan. Tuhan menginkan kita sehat dengan makan makanan yang telah Ia atur, namun kita memilih untuk makan makanan yang bukan pilihan Tuhan. Mungkin makanan itu bukan pilihan antara halal dan haram, tapi tidak semua makanan yang halal dibutuhkan oleh tubuh kita. Akibatnya adalah sakit yang diakibatkan oleh salah aturan makan.
Yesus melakukan hal yang baik dan benar kepada semua orang dengan mengajar kitab perjanjian lama, tetapi kelompok orang yang mengangap bahwa Yesus adalah orang baik tidak mampu berbuat banyak terhadap Yesus ketika Yesus akan dibunuh. Mereka tidak mampu berbuat baik dengan membela Yesus karena takut dibunuh oleh kelompok orang yang ingin membunuh Yesus (:1) Adakalanya kita mampu berbuat benar dan baik ketika ada dukungan dari banyak orang atau kita ada pada golongan mayoritas. Namun ketika kita berada pada golongan minoritas, kita tidak mampu berbuat apa-apa bukan karena tidak mampu berbuat tapi karena kita takut untuk melakukan action.
Tuhan membutuhkan orang-orang yang mau berbuat walau dalam keterbatasan mereka. Tuhan membutuhkan orang-orang yang rela berbuat untuk orang lain terlebih dahulu, kemudian dirinya sendiri. Tuhan membutuhkan orang-orang yang bukan pengecut dan termotifasi oleh kelompok dalam bekerja. Tuhan membutuhkan orang-orang yang mau menyerahkan dirinya dalam pelayanan yang akan Dia tunjukkan bagi kita. Ada kepuasan tersendiri yang Tuhan sediakan kepada mereka yang mau melakukan tugas mulia terhadap sesama manusia yang membutuhkan. Tuhan tidak pernah menutup mata terhadap orang-orang yang berani berbuat untuk sesamanya. Apalagi untuk keselamatan sesamanya manusia.
Misi Tuhan untuk menyelamatkan manusia, jika kita mau bersama Tuhan untuk menyelamatkan mereka yang hilang maka Tuhan sendiri yang akan memenuhi segala kebutuhan kita. Jangan pernah kuatir akan pimpinan dan berkat Tuhan. Dia memiliki segala sesuatu di dalam kelimpahan sedia diberikan bagi kita yang meminta kepadanya. Tuhan kiranya memberkati kita dalam memberikan yang terbaik kepada sesama kita. Momen bencana alam yang ada disekitar kita kiranya adalah sarana yang efektif untuk kita berbuat yang terbaik untuk Allah dalam membantu mereka yang membutuhkan.
Oleh: Pdt. Raynald Makalew