Dua Benih

Di sebuah ladang yang subur, terdapat 2 buah bibit tanaman yang terhampar. Mungkin bibit pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dengan sangat dalam di tanah ini dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah. Aku ingin membentangkan semua tunasku untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari serta kelembutan embun pagi dipucuk-pucuk daunku.” Dan bibit pertama ini pun, semakin menjulang.

Bibit kedua mungkin bergumam, “Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah di sana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku ke atas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.” Dan bibit itu pun menunggu dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit kedua tadi dan memakannya segera.

Inspirasi
Untuk Direnungkan : Kemajuan membutuhkan keberanian untuk bertindak. Pernahkah Anda merasa ragu-ragu untuk melangkah karena cuaca sedang buruk? Saya mengenal seorang yang tetap meneruskan perjalanan walau hujan turun dengan lebatnya. Padahal ia memakai sepeda motor. “Kalaupun saya berhenti dan berteduh, saya tidak tahu kapan hujan akan reda. Lebih baik basah, tetapi segera sampai ke rumah, mandi dan beristirahat daripada meringkuk kedinginan di atas motor di depan rumah orang!” Ujarnya. Apakah kita berani mengambil langkah meskipun ada halangan di depan? Hidup memang pilihan. Mari memilih dengan bijak. Pintu kesempatan terbuka lebar bagi mereka yang berani membukanya.

Untuk Dilakukan : “Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Yohanes 12 : 24

Jika kita mengayunkan langkah kita, memang ada kemungkinan untuk terantuk batu atau terjerumus dalam lubang. Namun, jika tidak pernah melangkah, kita juga tidak akan pernah sampai ke tujuan. Dalam melangkah kita perlu memikirkan resiko dihadapi, tetapi ketika kita terlalu memikirkan resiko yang dihadapi membuat kita takut melangkah atau mengambil keputusan. Hanya mereka yang berani melangkah dengan pasti serta siap menerima resiko yang akan berhasil. Ketika perasaan kita menutupi pikiran dan akal sehat maka saat itulah timbul keraguan dalam melangkah. Tips melangkah dengan pasti mintalah petunjuk Tuhan dengann Iman baru melangkah. Karena itu kita dinasihati bekerja dan berdoa, banyak orang sukses karena mereka melangkah dengan berani dan yakin disamping itu berserah kepada Tuhan. “Tiap langkahku di atur oleh Tuhan”

Oleh : Bredly Sampouw