Rini…Rini…bangulah, jam telah menunjukkan pukul 6:30 pagi, segeralah bersiap-siap untuk ke sekolah karena akan terlambat”, Ibu Rini memanggilnya, sarapan pagi telah disiapkan. Rini pun bergegas bangun, berdoa dan menyiapkan dirinya untuk sarapan setelah itu Ibu akan mengantarkan Rini ke sekolahnya yang tidak jauh dari rumahnya.
Hari itu adalah pelajaran menggambar di kelas, Ibu guru telah memasuki kelas, meletakkan sebuah papan besar berbentuk lingkaran dan tak jauh dari sana diletakkan sebuah meja dengan banyak anak panah di atasnya, serta ada kertas dan perlengkapan untuk menggambar.
“Pagi ini kita akan membuat gambar, masing-masing ambillah selembar kertas dan alat gambar, lalu gambarlah wajah seseorang yang kalian tidak suka, orang yang selalu membuatmu marah.” Teman-teman Rini ada yang menggambar wajah temannya, ada juga yang menggambar wajah ayahnya, ada pula wajah kepala sekolah dan guru-guru yang tidak mereka sukai. Masing-masing siswa sudah menyelesaikan gambarnya.
Secara bergilir mereka mulai menyematkan hasil gambar mereka ke papan bundaran di depan kelas, lalu mereka mulai melemparkan anak-anak panah pada gambar tersebut. Beberapa anak menunjukkan kebencian sekaligus rasa puas ketika melemparkan anak panah pada orang yang dibencinya.
Tak berapa lama, ibu guru menyuruh mereka untuk kembali duduk karena waktunya sudah habis. Sang guru menurunkan gambar dan juga papan bundar tesebut dari tembok. Kini yang tampak adalah gambar YESUS yang ternyata berada dibalik papan bundar tersebut.
Keheningan memenuhi kelas ketika setiap anak termasuk Rini memandang gambar Yesus tersebut.
Gambar wajah dan mata-Nya penuh lubang, bahkan ada yang robek karena hujaman anak-anak panah tadi. Sang guru hanya berkata singkat, “Apa yang kamu lakukan terhadap sesamamu, kamu telah melakukannya terhadap Yesus.”
Puluhan pasang mata anak-anak di kelas menitikkan air mata. Mereka kini menyadari bahwa dengan membenci sesamanya, mereka telah melukai hati Yesus.
Pada saat selesai kelas hari itu Rini bergegas pulang, ia murung dan tampak bersedih, Ibunya bertanya kepadanya “ Apa yang telah terjadi padamu sayang?’ Dengan tertunduk sambil berlinang airmata Rini menceritakan pelajaran menggambar di kelas hari itu, “Ibu…Rini tidak mau menyakiti hati Yesus, Rini sayang kepada Ibu dan Ayah, Rini ingin menjadi anak yang baik suka dengar-dengaran kepada Ibu dan Ayah terlebih kepada Yesus.
Yoh 14:15 berkata, “Jikalau kamu mengasihi AKU, kamu akan menuruti segala perintah-KU”. Kasih kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kasih kepada sesama, karena mengasihi sesama merupakan perintah Tuhan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa kita mengasihi Yesus, tetapi kita masih membenci sesama kita.
Jika saat ini kita menyimpan kebencian kepada seseorang, ingatlah bahwa target kebencian kita adalah Yesus karena apa yang kita lakukan terhadap sesama, kita telah melakukannya terhadap YESUS.
Oleh Max Kaway