Keruntuhan Lembaga Keluarga Akhir Zaman

Satu lagi kemenangan gemilang diraih kaum LGBT, lesbian – gay – biseksual – transgender Amerika. Dalam pemungutan suara di Senate hari Senin 4 November semua Senator partai Demokrat setuju, ditambah tujuh suara dari partai Republik, menghasilkan 61 setuju dan 30 menentang. Sejumlah Senator Republik ternyata blangko alias tidak bersuara. Kaum LGBT sekarang mendapat perlindungan di tempat pekerjaan dalam segala bidang di seluruh negeri.

                Rancangan Undang-Undang ENDA, Employment Non-Discrimination Act, pertama kali muncul di arena legislative tahun 1965, pada waktu mayoritas penduduk mengecam praktek kelamin sejenis hidup bersama.  Itu kembali maju ke arena perdebatan tahun 1996 disaat mana usulan itu gagal oleh kekurangan satu suara saja.  Kali ini pandangan masyarakat umum sudah semakin berobah, semakin banyak politisi mendukung sikap hidup kelamin sejenis.

                Langkah maju kaum LGBT ini menyusul kemenangan besar bulan Juni lalu ketika Mahkamah Agung menetapkan bahwa pasangan-pasangan  LGBT memiliki hak-hak sama dengan keluarga-keluarga hetero seksual.

                Babak berikut untuk usulan undang-undang ENDA adalah pemungutan suara di arena Dewan Rakyat, House of Representatives. Perdebatan nanti dalam badan ini, yang jumlah anggotanya 700-an dengan partai Republic saat ini memiliki mayoritas tipis, dipastikan akan sengit, jauh lebih alot dari pada perdebatan minggu lalu di Senate yang dikuasai oleh Demokrat—60 dari 100 Senator saat ini adalah dari partai Demokrat.

                Yang mempersulit posisi kaum konservatif—Republik mewakili kaum konservatif—gelombang paham lesbian-gay-bisesksual-transgender sedang melanda masyarakat kini. Hampir semua media masa “mendukung” LGBT. Kebanyakan media cetak, radio dan televisi “berpihak” pada Demokrat, liberal, fahamnya orang-orang biasa, bukan kaum kapitalis.

                John Boehner, Ketua DPR dari Republic menjawab ketika diwawancarai sesaat setelah keputusan Senate dibacakan, bahwa partainya akan menggugurkan RUU itu apabila itu maju ke persidangan House of Representative.  Segera dari berbagai penjuru datang suara bahwa kalau sampai ENDA gugur di House maka posisi Partai Republik akan lebih memburuk dalam putaran pemilihan2014.  Itu akan memungkinkan Demokrat menguasai House juga, selain Senate dan Kepresidenan, dua tahun mendatang.

                Perkembangan terakhihr di California, ketentuan baru menetapkan sekolah-sekolah negeri diwajibkan menerima dan mengakui jenis kelamin murid sekolah sesuai apa yang diinginkan murid itu.  Kalau si Johnny atau Robert mengaku dirinya perempuan, ia mesti diizinkan ikut kegiatan perempuan termasuk masuk ke kamar kecil dan kamar mandi perempuan, dll. Juga sebaliknya untuk anak perempuan mengaku dirinya laki-laki. Kabarnya banyak gereja sedang mengumpul tanda tangan untuk membatalkan ketentuan itu.

                Ratusan tahun konfrontasi paham konservatif versus liberal mewarnai sikap kaum tua versus generasi muda.  Orang-orang tua berusaha mempertahankan prinsip-prinsip religious dan etika sedang generasi muda mau bebas, lepas dari segala macam ikatan termasuk norma budaya dan agama.  Ini lumrah dimana-mana. Kaum tua dan gereja berupaya melestarikan nilai-nilai agama dan etika yang luhur—dari sini lahir konsep konservatif [to conserve: menjaga, memelihara]; di lain pihak kaum muda ingin bebas dari ikatan atau liberal [liberti, kebebasan].

                Begitulah banyak kaum tua dan gereja membela paham Republik yang konservatif sedang kaum muda memilih Demokrat yang liberal. Dalam dua Pemilu terakhir Partai Demokrat berhasil memobilisasi kaum muda yang biasanya masa bodoh dan tidak peduli untuk tampil dan menggunakan hak pilih mereka memberikan kemenangan kepada calon-calonnya.

                Bagaimana sikap gereja kini? Masyarakat Kristen membela keutuhan keluarga tradisionil dengan bapak, ibu dan anak-anak. Secara historis gereja-gereja mendukung tokoh-tokoh politik konservatif, yaitu yang membela nilai-nilai gereja. Sebagai akibat makin dahsyatnya arus popularisasi LGBT, gereja-gereja beraliran tradisionil kini terpojok. Ada tokoh-tokoh konservatif, untuk menyelamatkan posisi politiknya, terpaksa berobah sikap terhadap LGBT.

                Gereja Katholik selama ini tegas dan konsekuen mengecam aborsi dan perkawinan sejenis. Namun perkembangan baru agak memprihatinkan. Awal minggu ini, tgl. 5 November persisnya, muncul berita bahwa Paus Francis mengedarkan instruksi ke paroki-paroki di seluruh dunia untuk mengadakan survai atau jajak pendapat topic keluarga. Pertanyaan berkisar pada bagaimana member pelayanan rohani kepada kaum berkelamin sejenis. Apakah gereja juga sudah mulai “lunak” posisinya dan berobah sikap dalam ini? Kita tunggu.

                Zaman sungguh telah berobah. Pergeseran nilai budaya dan  moral jelas terlihat di sini. Nilai-nilai tradisional seperti kepedulian antar tetangga, kebersamaan dalam susah dan senang, dan keutuhan keluarga dengan ayah-ibu dan anak-anak sudah berangsur-angsur digantikan oleh individualisme, kebebasan, dan ketidak-pedulian.  Apa yang diperbuat seseorang dengan dirinya, gaya hidupnya, itu urusan dia sendiri; selama ia tidak mengganggu atau melibatkan orang lain, tidak ada yang boleh ambil pusing, apalagi mencampuri.  Penilaian  moral telah menjadi kabur.  Batas-batas dan norma budi pekerti dan susila sekarang menjadi relatif.  Setiap orang mengatur dirinya sendiri, sesuai selera dan kepentingannya sendiri.

                Sungguh berbeda dengan Amerika Serikat yang didirikan oleh perintis-perintis dulu kala. Benar, bila ditanya:  Apakah AS negara Kristen?  Jawabannya “Tidak.” Negara ini didirikan secara secular, bukan  agama. Tapi para pendiri Negara menolak unsur-unsur agama dalam UUD adalah untuk menjamin kebebasan warga dari otoritas absolut gereja-gereja Eropah, yang adalahwarisan system abadpertengahansaat gereja berkuasa secara semena-mena.Namun para pendiri Negara ini dua ratusan tahun lalu semuanya adalah orang-orang Kristen yang taat dan beribadah kepada Tuhan. Mereka sama sekali tidak punya niat untuk mendirikan negara yang bebas, sebebas-bebasnya sehingga melawan kaidah-kaidah Kekristenan.

                Rumah tangga yang dikenal secara universal sebagai building block, seperti batu-batu bata yang menjadi unit-unit dasar untuk membangun rumah, adalah lembaga dasar pembentuk masyarakat dan Negara kini terancam.  Lembaga yang didirikan Allah di Taman Firdaus: “It is not good for the man to live alone, I will make a suitable companion to help him . . . That is why a man leaves his father and mother and is united with his wife, and they become one.”  Kejadian 2: 18,24.  Allah menciptakanpasangan “Adam and Eve,” tetapi sekarang manusia merekayasa “Adam and Steve.”

                Sampai ke mana tendensi ini akan berlanjut kita tak tahu, tapi ada banyak contoh dan peringatan dalam Kitab Suci.  Kejadian 6:5-7; “TUHAN melihat betapa jahatnya orang-orang di bumi;  semua pikiran mereka selalu jahat . . . Akan Kubinasakan manusia yang telah Kuciptakan itu . . .”

                Alkitab tidak pernah menjanjikan kehidupan manusia bahagia dan abadi di dunia ini. Riwayat dosa akan berakhir, Allah akan bertindak.  Saat perhitungan akhir akan datang.  Dosa semakin marak, bumi semakin rusak, peradaban manusia terancam. Generasi zaman Nuh dan zaman Sodom-Gomorah begitu juga bangsa-bangsa dahulu kala dihukum Tuhan oleh karena dosa dan kejahatan mereka yang amat sangat. Dunia zaman kitapun sedang melaju kearah yang sama.  Allah akan menghentikan riwayat dosa dunia kita sekarang, kalau tidakIah mungkin mesti minta maaf kepada orang-orang zaman Nuh dan Sodom-Gomorah.                 Umat-umat  yang memilih bertakwa kepada Tuhan akan terusik, tertekan, dan tersiksa oleh semakin parahnya dosa dan merosotnya peradaban.  Dan mereka akan berseru kepada Tuhan minta perlindungan.   Dunia ini bukan rumah  kami, Tuhan, bawalah kami pulang segera ke rumah-Mu.

Oleh : Jack Kussoy