Matius 5:13 “Kamu adalah garam dunia” kata Yesus. “Jika garam itu menjadi tawar , dengan apakah ia diasingkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak-injak orang”
alam Matius 5:3-12 Yesus menerangkan apa orang Kristen itu dan dalam ayat 13 dan seterusnya ia menerangkan bagaimana mereka seharusnya. Yesus menerangkan fungsi dan tugas orang Kristen selalu dalam ilustrasi yang sederhana, mudah dikenal dan dimengerti tetapi melakukan arti yang sangat dalam sehingga kesannya tidak mudah dilupakan. Yesus menggunakan garam untuk menerangkan peranan orang Kristen. Siapakah yang tidak mengenal garam? Semuanya kita mengenal garam, karena garam adalah kebutuhan semua manusia setiap hari.
Jadi hidup kita haruslah seperti garam. Kekristenan tanpa kasih yang menyelamatkan adalah ibarat garam tanpa rasa asin yang harus dibuang dan diinjak-injak.
Ada 4 fungsi kebenaran besar sebagai garam:
- Dunia ini hambar, karena itu dunia memerlukan garam.
Sejak dosa masuk ke dalam dunia ini, penduduknya semakin jahat dihadapan Tuhan. Alkitab mencatat , “Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata…. Adapun bumi ini telah rusak dihadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menilik bumi ini dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia (kecuali Nuh dan keluarganya) menjalankan hidup yang rusak di bumi.” Kejadian 6:5-6; 11-12.
Dunia yang busuk, cemar, jahat, berdosa dan buruk ini sama seperti daging yang sedang busuk dan bernanah. Jika dibiarkan terus, akibatnya akan fatal. Yesus menyamakan kejahatan manusia sekarang seperti kejahatan manusia pada zaman Nuh dan Lot (Lukas 17:26-29). Dunia yang bejat ini menjadi tempat yang hambar bagi manusia. Yesus menyamakan kita seperti garam yang berguna mengatasi kehambaran. Dengan garam, kehambaran bisa diatasi. Jadi karena dunia sedang busuk dan hambar, kita harus berguna seperti garam.
- Kita harus berguna seperti garam.
Apabila orang menekankan kegunaan dan pentingnya seseorang , biasanya dikatakan, “Orang seperti dia adalah garam dunia.” Orang Yunani menyebut garam itu ilahi (theion). Orang Italia menyebut, “Tidak ada yang lebih berguna daripada matahari dan garam(Nih utilius sole et sale). Orang Romawi berkata, “Tidak ada lagi yang lebih murni daripada garam sebagai garam berasal dari yang paling murni yaitu matahari dan lautan.”
Jadi , jika orang Kristen disebut sebagai garam dunia, dia harus menjadi satu teladan kemurnian. Murni dalan kejujuran, kerajinan, perkataan, tindakan bahkan murni dalam pikiran sekalipun. Yakobus berkata: “Supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” Yakobus 1:27.
- Kita harus bercampur seperti garam.
Menurut Yesus, orang Kristen tidak dimaksudkan untuk mengurung diri dan menjadi biarawan atau biarawati. Kita harus mengadakan hubungan dengan orang lain melalui kontak pribadi dengan cara datang dekat dengan mereka. Pengaruh pribadi akan mengalir, memancar dan bercampur kepada setiap orang yang kita hubungi dan kita kawani.
Seperti garam tidak berfungsi jika belum dicampur dengan makanan, demikian juga kita tidak akan dapat mempengaruhi mereka sebelum kita mengadakan kontak pribadi dengan orang lain.
Ellen G. White menuliskan: “Hanya metode Kristus saja yang dapat membawa keberhasilan dalam menjangkau orang lain. Juruselamat bergaul dengan orang lain sebagai seorang yang merindukan kebaikan mereka. Ia menunjukkan simpatinya kepada mereka, memenuhi keperluan-keperluan mereka, memenangkan keyakinan mereka. Kemudian Ia berkata kepada mereka, “Ikutilah Aku!” The Ministry of Healing, hal. 143. - Kehilangan fungsi berarti kehidupan eksistensi.
Ellen G. white berkata: “Jika kita tidak dapat digunakan Roh Kudus sebagai agen yang olehnya kebenaran yang ada dalam Yesus disebarluaskan kepada dunia, kita sama seperti garam yang telah kehilangan keasinannya dan tidak berguna lagi sama sekali.” Thoughts from the Mount of Blessing, hal. 37.
Paulus juga berkata: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini.” (Roma 12:2). Janganlah kita menjadi busuk seperti dunia ini.
Seperti garam tidak berguna tanpa terang yang dipancarkannya, seperti gayung tidak berguna bila tidak dapat menciduk air, seperti pakaian yang tidak berguna bila tidak bisa lagi dipakai, demikian juga orang Kristen yang tidak mampu mempengaruhi orang lain sudah pasti dibuang saja. Kehilangan fungsi berarti kehilangan eksistensi.
Menjadi pertanyaan bagi kita semua: Masihkah kehidupan Kekristenan kita murni? Apakah kehidupan kita masih bekerja untuk mengawetkan kehidupan di dunia ini? Apakah diri kita masih memancarkan rasa kasih yang menggembirakan yang membuat orang lain merasa enak? Apakah kehidupan dan kata-kata kita membuat orang lain merasa enak? Apakah kehidupan dan kata-kata kita membuat orang lain haus akan Kristus Air Hidup itu? Dapatkah kehidupan kita mengangkat orang lain dari kejatuhan dan kebejatan?
Dengan Kristus , kita akan dapat berguna seperti garam. Tanpa Kristus kita tidak dapat melakukannya. Kekristenan tanpa kasih yang menyelamatkan adalah sia-sia dan harus dibuang! Kehilangan fungsi berarti kehilangan eksistensi! Berguna atau dibuang? Inilah yang harus kita pikirkan dan jawab.
Oleh : Pdt. Denny Sumajow
Gembala Jemaat Durian, Makassar