Pernyataan Tuhan Yesus berikut ini; “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan,” Lukas 11:23, dengan sangat tegas menarik garis pemisah tentang siapa pengikutnya, pengikut Kristus, dan siapa bukan pengikutnya, bukan pengikut Kristus. Kalimat di Lukas 11:23 juga menunjukkan siapa kawan dan siapa lawan. Kalimat “melawan Aku” diayat itu lebih popular dengan kata “anti Kristus.” Pernyataan Yesus ini mengelompokkan umat manusia dalam dua kelompok saja, yaitu pertama kelompok “bersama Aku (Kristus),” dan kelompok kedua yaitu kelompok “melawan Aku (Kristus)” atau kelompok “Anti Kristus.” Ayat ini juga mengandung pengertian tidak ada kelompok yang netral, karena setiap insan diharuskan menetapkan dikelompok mana dia berdiri, terutama pada masa krisis besar yang menghadang didepan kita.
Dengan demikian, berdasarkan keterangan diatas, maka mempertimbangkan adanya beratus-ratus aliran agama didunia, dan mempertimbangkan pula bahwa hanya ada satu kelompok “pengikut Kristus” yang sejati, maka kelompok Anti Kristus itu jumlahnya sangat banyak, yaitu beratus-ratus kurang satu. Akan tetapi di Kitab Suci yang dimaksud dengan kelompok Anti Kristus hanya ada satu kelompok saja, dan kelompok aliran agama lain akan bergabung ke dalam kelompok Anti Kristus yang satu ini, yaitu menggenapi yang dinubuatkan di buku Wahyu pasal 13:3 “Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.” Kata berkoalisi mungkin kata yang tepat untuk usaha “bergabung” ini, yang dalam istilah ke-agama-annya di sebut “oikumene.” Ciri-ciri khas kelompok “Anti Kristus” ini terdapat di buku Daniel pasal 7 dan Wahyu pasal 13,17 dan 18.
Kalau kita buka website;
http://www.remnantofgod.org/4fathers.htm, satu kutipan yang menarik untuk dibaca disitu yaitu, “Setiap Reformator, tanpa kecuali, berbicara tentang kepausan sebagai Antikristus” -R. Allen Anderson, Unfolding the Revelation, p.137. Dan di website yang sama dapat dibaca pendapat-pendapat dari para reformator dan tokoh agama yang dikenal diantaranya; Arnulf Bishop of Orleans (Roman Catholic), Eberhard II, archbishop of Salzburg (Roman Catholic), John Wycliffe, Martin Luther (Lutheran), Cotton Mather (Congregational Theologian), John Wesley (Methodist), Ellen G. White: Seven Day Adventists, Thomas Cranmer (Anglican), Roger Williams (First Baptist Pastor in America), 1689 London Baptist Confession, John Knox (Scotch Presbyterian), John Calvin (Presbyterian), Presbyterian Church (Year 2000), yang menyatakan bahwa kepausan adalah Anti Kristus. Di tulisan ini hanya dikutip dua pernyataan saja yaitu pertama dari Arnulf Bishop of Orleans (Roman Catholic) yaitu; “deplored the roman popes as “monsters of guilt” and declared in a council called by the King of France in 991 AD that the pontiff, clad in purple and gold, was, “Antichrist, sitting in the temple of God, and showing himself as God” -Phillip Schaff, History of the Christian church, 8 vols., reprint of the 3d (1910)ed. (Grand Rapids Mich.: Wm. B Eerdmans Publishing Co., n.d.) dan kedua dari John Wycliffe, yaitu; “Ketika gereja dibarat terbagi dua untuk 40 tahun oleh karena dua paus yang bersaingan, satu di Roma dan yang lainnya di Avigon, Perancis, setiap paus menyebutkan paus yang lain anti Kristus – dan John Wycliffe mengatakan yang ia menganggap keduanya adalah benar; “two halves of Antichrist, making up the perfect Man of Sin between them.” Selanjutnya di website yang sama dicatat kurang lebih dari 70 tokoh-tokoh di Eropah, diantaranya John Huss dan Sir Isaac Newton, yang mengatakan hal yang sama, bahwa kepausan adalah anti Kristus.
Pernyataan-pernyataan yang miring tentang kepausan tersebut diatas disikapi oleh Collen, di website, http://www.catholicsistas.com/2013/02/28/will-the-next-pope-be-the-antichrist-is-the-end-of-the-world-near/, Thursday, February 28, 2013 by: Colleen, sebagai berikut “The Papal-Antichrist theory was gradually developed by three historical bodies: the Albigenses, the Waldenses, and the Fraticelli, between the eleventh and the sixteenth centuries: are these the expositors from whom the Church of Christ is to receive the true interpretation of the prophecies?” – Cardinal John Henry Newman. Pernyataan “Paus adalah Antikristus bukan dari Katolik, tetapi dari mereka yang bersemangat anti Katolik; hal itu ditujukan kepada kepausan secara keseluruhan, dan bukan semata-mata kepada paus berikut, disamping itu juga oleh penerima penglihatan modern (yang penglihatannya tidak diakui oleh Gereja).Tidak ada anggota Katolik dalam tanggung jawab apapun yang telah menyatakan bahwa Antikristus akan duduk di tahkta Petrus, juga tidak pernah gereja menganut kepercayaan yang Antikristus datang dari seorang Paus.”
Bilamana diteliti lebih mendalam lagi pernyataan-pernyataan di website tersebut diatas, tentang kepausan adalah Anti Kristus, dapat dibaca bahwa hampir semua pernyataan-pernyataan tersebut dinyatakan sebelum abad kesembilan belas, dan para pengikut dari tokoh-tokoh reformator itu, yang hidup sekarang ini pada umumnya sudah tidak mengangkat isu ini secara serius, kecuali kelompok GMAHK, padahal kekuasaan Anti Kristus yang sama yang berjaya di abad pertengahan akan berkuasa lagi untuk yang terakhir kali dan akan menimbulkan kesusahan besar yang dicatat di buku Matius disebut sebagai berikut; “Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat,” Matius 24:21, 22, dan di buku Wahyu 13:7 dikatakan, “Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.” Hal yang sangat penting untuk diingat bahwa kekuasaan Anti Kristus terakhir ini, keberadaannya akan dimusnahkan oleh kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali.
Dalam waktu dua atau tiga tahun terakhir banyak dibicarakan oleh pengamat nubuatan dan pengamat Gereja Katolik tentang paus yang terakhir yang memimpin gereja Roma Katolik pada waktu Yesus datang untuk kedua kali. Isu ini dipicu oleh nubuatan seorang santo dari gereja Roma Katolik yaitu St. Malachy (1094-1148) dari Irlandia, Uskup Agung Armagh. Sejarawan meyakini bahwa St. Malachy menerima penglihatan tentang paus-paus yang akan datang, berurutan sampai akhir zaman, dalam perjalanannya ke Roma di tahun 1140 untuk menghadiri pelantikan Paus Innocent II. Sejarawan juga menyatakan yang St. Malachy memberikan catatan tentang nubuatan itu kepada paus yang baru untuk “menghibur dia dalam kesedihannya.” Kemudian Paus Innocent II menyimpan dokumen itu di tempat penyimpanan dokumen kepausan, dimana dokumen itu disimpan selama lima abad, yang hanya dibaca oleh kepala perpustakaan dan pejabat-pejabat tinggi gereja. St. Malachy menyebutkan nama dan ciri-ciri khusus paus-paus pemimpin Gereja Roma Katolik secara berurutan mulai dari Paus Celestine II (1143-1144) sampai dengan paus terakhir pada waktu tutupnya sejarah dunia, yang jumlahnya 112 orang. Tentang paus yang terakhir St. Malachy menulis tentang ciri-ciri khasnya sebagai berikut: “Di penganiayaan terakhir pada Gereja Suci Roma, akan memimpin Petrus dari Roma (Peter the Roman), yang akan menggembalakan dombanya dalam banyak kesukaran, dan bila hal-hal ini telah selesai, kota diatas tujuh gunung akan dihancurkan, dan hakim yang menakutkan akan menghakimi umatnya. Tamat (The End).” http://en.wikipedia.org/wiki/Prophecy_of_the_Popes. Peristiwa-peristiwa yang di nubuatkan St. Malachy yang akan terjadi pada waktu Peter the Roman memimpin Gereja Roma Katolik, adalah berhubungan dengan waktu kedatangan Yesus yang kedua kali. “The end” pada kalimat itu mengartikan kesudahan dunia. Dan nama “Peter the Roman” adalah ciri-ciri dari nama paus dan negeri asal dari paus terakhir itu, dalam hal ini berasal dari Roma atau Italia.
Oleh karena Paus Fransiskus I adalah paus ke 112 atau paus terakhir menurut nubuatan St. Malachy, maka pertanyaannya adalah apakah Paus Fransiskus I identik dengan “Peter the Roman” dalam nubuatan St. Malachy sehingga peristiwa akhir dunia yang disebut yaitu, penganiayaan, penghakiman dan kesudahan dunia akan terjadi dimasa kepemimpinan Paus Fransiskus I dimasa kini? Menjawab pertanyaan ini, baiknya dibaca di website, http://www.wnd.com/2013/03/pope-francis-historys-final-pontiff/,Thursday, March 14, 2013, Tom Horn, co-author with Cris Putman dari buku “Petrus Romanus: The Final Pope is Here,” hari ini mengatakan kepada WND, bahwa pemilihan Bergoglio sebagai Paus merupakan “penggenapan yang luar biasa dari nubuatan,” (Yang dimaksud disini adalah nubuatan dari St. Malachy). Horn telah mengatakan yang paus keturunan Italia akan menggenapkan nubuatan, memperhatikan bahwa kedua orang tua Bergoglio berasal dari Italia dan juga seorang Jesuit.” Tentang nama “Peter the Roman” menunjuk kepada Paus Fransiskus I, juga dapat dibaca di http://en.wikipedia.org/wiki/Francis_of_Assisi. “Paus yang memimpin Gereja Katolik sekarang ini adalah Fransiskus I. Ibu bapanya adalah asli Italia sehingga Paus Fransiskus I sesungguhnya adalah orang Italia (Roma). Dia memilih nama untuk pelayanannya “Fransiskus,” yang dia ambil dari nama Saint dari Asisi yang terlahir dengan nama lengkap Giovani di Pietro di Bernardone,” (Pietro adalah bahasa Italia yang sama dengan Peter dalam bahasa Inggris).”
Memperhatikan tulisan-tulisan diatas tentang nubuatan St. Malachy tentang paus terakhir adalah “Peter the Roman” identik dengan Paus Fransiskus I dan peristiwa-peristiwa yang berlaku pada kepemimpinan “Peter the Roman” adalah juga indentik dengan peristiwa kesudahan dunia yang dicatat di buku Wahyu pasal 13, 17 dan 18, dan di Matius 24, maka karena seriusnya isu ini, satu pertanyaan terakhir adalah, “Dapatkah nubuatan St. Malachy yang dikenal dengan “prophecies of the pope” dipakai sebagai bahan acuan tentang peristiwa-peristiwa kesudahan dunia yang segera terjadi? Berikut adalah pendapat beberapa orang tentang hal itu.
“M.J. O’Brien, pendeta Katolik yang menulis 1880 risalah tentang nubuatan-nubuatan, memberikan banyak penilaian kritis, menurutnya: nubuatan ini tidak ada gunanya. Sama sekali tidak punya arti. Bahasa latinnya jelek. Tidak mungkin memperlengkapi hal-hal remeh dan tak masuk akal itu ke dalam sumber yang suci (holy source). Mereka yang menulis untuk membela nubuatan ini telah mengedepankan sanggahan yang tidak mungkin dari sudut mereka sendiri. Usaha mereka untuk menerangkan nubuatan setelah 1590, Ia berkata dengan segala hormat, membuang waktu yang sangat disesalkan.” O’Brien 1880, p. 110
http://en.wikipedia.org/wiki/Prophecy_of_the_Popes.
Di http://govtslaves.info/final-pope-already-running-the-vatican/ dapat dibaca, “ Versi modern 1969 dari nubuatan St. Malachy, menurut Uskup Agung H.E. Cardinale, wakil kerasulan untuk Belgia dan Luxembourg menulis “adalah adil untuk mengatakan bahwa bagian terbesar dari ramalan Malachy tentang urutan Paus yang akan datang akurasinya luar biasa – dengan selalu mengingat bahwa dia hanya memberikan sedikit informasi.”
Peter Bander, then Head of Religious Education at a Cambridge college, wrote in 1969: Bila kita menempatkan pekerjaan mereka yang tak mengakui nubuatan dari Malachy diatas timbangan dan menimbangnya terhadap mereka yang menerimanya, mungkin kita akan men dapat hasil yang seimbang.” Bander 1969, p. 10.
http://en.wikipedia.org/wiki/Prophecy_of_the_Popes.
“Menerima metodologi dari hal mistik dan juga sebagai pelajar,” menulis dibab satu dari bukunya, bahwa Thibaut memaksakan perihal “prophecy of the Popes” adalah nyata suatu nubuatan supranatural.” Horn mencatat yang Thibaut adalah satu dari banyak pemimpin Katolik, termasuk para paus, para cardinal dan ulama, yang mengiakan karya dari Malachy, yang disimpan diperpustakaan Vatikan selama lima abad sebelum dipublikasikan untuk pertama kali.” http://www.wnd.com/2013/03/pope-francis-historys-final-pontiff/ Thursday, March 14, 2013
Lalu bagaimana Kitab Suci berbicara tentang paus yang memimpin Gereja Katolik sekarang ini. Disini kelompok Kristen Protestant, dimana anggota GMAHK termasuk didalamnya secara pribadi, terbagi dua. Dari uraian diatas nubuatan di Wahyu 17:11 tentang raja kedelapan, “Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu dan ia menuju kepada kebinasaan,” adalah menunjuk kepada Peter the Roman. Wahyu 17 berbicara tentang “Penghakiman atas Babel.” Di kalangan anggota GMAHK pemahaman tentang Wahyu 17 berbeda oleh karena penjelasan dari Roh Nubuat tentang hal ini sangat minim. Perbedaan pemahaman ini adalah hal yang wajar dan adalah tugas kita untuk berdoa bersungguh-sungguh supaya Roh Suci memberikan pemahaman yang benar. Tapi satu hal yang harus kita ingat, seperti yang penulis selalu ingatkan, bahwa GMAHK sekarang sedang bersungguh-sungguh memohon kepada Tuhan untuk mengaruniakan Roh Suci dalam kerangka hujan akhir, melalui program “Kebangunan dan Pembaruan” untuk menyelesaikan pekerjaan Injil. Dan penulis meyakini Tuhan akan mengabulkan permohonan ini. Kegiatan “Kebangunan dan Pembaruan” ini menempatkan GMAHK pada satu periode waktu seperti yang dinubuatkan oleh St. Malachy, yaitu periode bilamana “Peter the Roman” adalah sebagai paus terakhir. Karena itu “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia,” Lukas 21:36.
Oleh : Jerry Mamahit