Waktu bergulir tidak menunggu dan tahun lama 2016 berganti menjadi 2017.
Berbagai peristiwa susul menyusul yang terjadi namun dunia optimis bahwa ditahun baru ini akan membawa banyak perubahan kepada kesejahteraan umat manusia.
Sudah pada tempatnya bila dipenghujung tahun ini kita melihat, menilai dan evaluasi kehidupan rohani yang terjadi. Hal-hal yang mulia, agung dan mendatangkan kepujian bagi nama Tuhan sudah seharusnya dilipatgandakan sedangkan yang menyangkut kekurangan, memalukan dan mendatangkan sakit dihati Tuhan mestinya dikurangkan sampai habis. Bilamana ada pelanggaran maupun dosa maka itu harus diakhiri.
Daniel menulis dalam bukunya Daniel 9:24 “Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus.
Keterangan ini menjelaskan tentang masa 490 tahun nubuatan yang dimulai pada tahun 457 sebelum Kristus dan berakhir pada tahun 34 sesudah Kristus. Nubuatan ini masuk dalam perhitungan besar 2300 kali petang dan pagi. (Daniel 8:14). Penglihatan ini membuat Daniel menjadi sakit. (Daniel 8:27). Melihat situasi di Yerusalem dan perubahan pemerintahan kepada orang Media maka Daniel berdoa dan berpuasa sambil berdoa kepada Tuhan mengakui semua pelanggaran dan dosa serta kesalahan mereka.
Adakah dosa-dosa tersebut telah mewarnai kehidupan kita ditahun yang lalu sehingga perlu diakhiri. Dosa dan kesalahan yang dimaksud Daniel adalah: Fasik, memberontak, menyimpang dari perintah, tidak taat kepada para nabi, tidak taat kepada pemimpin dan kepada bapa-bapa kami. Daniel 4:4-7)
Fasik secara etimologi berarti “keluar dari sesuatu” sedangkan secara terminology berarti seseorang yang menyaksikan, tetapi tidak meyakini dan melaksanakannya. Bilamana kita mengetahui tentang kebenaran Tuhan dan tidak melakukannya maka akan tergolong fasik. Mungkinkah ada roh pemberontakan yang kita manjakan dalam rumah tangga sehingga ketidak cocokan muncul? Adakah kita menyepelekan bahkan menyimpang dari perintah Tuhan dalam keseharian kita? Ataukah ada roh ketidak taatan yang muncul melawan Jemaat maupun pemimpin-pemimpin?
Bila ada dosa-dosa seperti diatas maka perlu diakhiri sehingga kesalahan kita dihapuskan, hidup baru berdamai dengan Tuhan, juga berdamai dengan keluarga bahkan berdamai dengan diri sendiri. Tahun baru adalah momentum untuk berubah dan memperbaharui. Kita akhiri dosa-dosa kita dan hdiup bersukacita dengan Tuhan.
Seorang anak sementara memegang dua buah apel. Ketika ibunya meminta sebuah maka sang anak langsung menggigit buah yang satu dan juga eh … menggigit juga buah yang kedua. Ibunya nampak kecewa melihat anaknya yang seperti sangat cinta diri itu. Tetapi kemudian suasana berubah ketika anak itu memberikan buah apel yang ditangan kanannya seraya berucap “Mama ini saya berikan untuk mama karena apel ini lebih manis dari yang ditangan kiri saya”.
Hidup baru di tahun 2017 bukanlah membawa hidup lama ke kurun yang baru. Tapi hidup baru menjadi lebih hebat dari tahun lalu oleh karena mengakhiri dosa. Ini merupakan pemberian termanis untuk Tuhan.
Selamat Tahun baru 2017. Pakatuan wo pakalawiren.