Menyelidiki Hari Tuhan Dalam Alkitab

Orang-orang Kristen percaya bahwa Yesus Kristus adalah Juruslamat dan mereka hidup sesuai dengan ajaran ajaran Alkitab. Dalam Handbook of Denomination in the United States, bekas editor majalah Christian Herald, Frank S. Mead, Ph.D., meringkaskan sejarah dari sekitar 220 golongan agama di Amerika Serikat. Ia berkata bahwa walaupun setiap golongan memiliki tradisi dan doktrin yang berbeda, tetapi mereka semua sama-sama percaya Alkitab adalah firman Allah dan standard semua perbuatan.1
Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ditulis oleh hamba-hamba Allah yang mendapat inspirasi Roh Allah. Melalui Alkitab Allah menyampaikan pengetahuan yang diperlukan untuk keselamatan manusia. Hanya melalui Alkitab kita mempunyai kepercayaan dasar dari kepercayaan kita dan standard dari perbuatan kita. Dari Alkitab seseorang mendapat catatan terpercaya tentang pencapaian Allah dalam sejarah, batu jamahan pengalaman keagamaan, doktrin yang mempunyai wewenang dan pengetahuan tentang tabiat Allah.2

Asal Usul Sabat
Apakah kata Alkitab tentang Hari Tuhan? Kejadian sebagai buku pertama yang menceritakan tentang Sabat. “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.” Kejadian 2:1-3. Hari ketujuh dalam putaran minggu tidak terjadi karena fenomena alam seperti matahari dan bulan. Asal usul pemeliharaan Sabat hari ketujuh hanya
terdapat dalam firman Allah. Pada permulaan, Sabat dimuliakan di Taman Eden bersama-sama dengan system perkawinan.
Allah adalah Pencipta dan kita adalah ciptaan-Nya. Sabat menentukan dasar perbaktian yang benar, dan itu adalah institusi suci yang secara periodik mengingatkan dan mengajarkan kita alasan untuk menyembah Allah Pencipta. Allah menyendirikan hari ketujuh agar umat-Nya dapat berhubungan dengan Dia melalui waktu yang suci ini. Seorang dapat mengalami perhentian rohani, pisik, emosi dan perasaan damai. Seandainya umat manusia telah memelihara dengan setia akan hari yang suci ini, maka penyembahan berhala, atheism, materialism dan teori evolusi tidak pernah ada diatas muka bumi ini.

10 Perintah dan Sabat
Pengajaran tentang Institusi Sabat telah diulangi dalam 10 perintah yang diberikan kepada orang Israel digunung Sinai. Kitab Keluaran 20:8-12 berkata: “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau orang asing yang ditempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN mejadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”
Orang-orang Kristen lain berkata bahwa pengajaran tentang 10 perintah tidak terlalu penting pada zaman ini sebab kita hidup dibawah Perjanjian Baru. Tetapi Kristus tidak mengajarkan doktrin semacam itu, Ia berkata: “Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi, Aku datang bukan untuk meniadakan melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi” (Matius 5:17-18).

Kristus dan Sabat
Apakah Kristus mengajar kita untuk menghormati suatu hari? Ia menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan atas hari Sabat. (Matius 12:8). Kristuslah sendiri sebagai pendiri Sabat jadi hanya Dialah yang mempunyai wewenang untuk menghapus atau memindahkan berkat yang dijanjikan kepada hari yang lain, namun demikian Dia tidak pernah merobah hari Sabat.
Keempat Injil Perjanjian Baru mencatat bahwa Kristus memelihara Sabat dan memberkatinya, juga mengajarkan kepada murid-murid-Nya untuk menyucikannya. Injil Lukas mencatat bahwa Yesus memelihara Sabat: “Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk kerumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.” Lukas 4:16. Jadi memelihara Sabat adalah kebiasaan Yesus.

Mari kita pikirkan kampung Nazaret dimana Yesus dibesarkan. Pasti terpampang diatas pintu toko tukang kayu orang tua-Nya sebuah tulisan “BUKA.” Tetapi apakah tanda itu tergantung juga pada hari Sabat? Tentu saja kita menduga ada tanda lain, “TUTUP” diatas pintu masuk.
Kristus membebaskan orang –orang dari beban berat yang datang dari ribuan aturan Sabat dan tradisi buatan manusia, dan menunjukkan kepada mereka Sabat sebagai hari berkat kepada umat manusia. Ia menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat yang menunjukkan bahwa Allah terus bekerja walaupun pada hari Sabat untuk memperkaya dan memelihara jiwa. Ia juga mengerti pentingnya kesucian Sabat. Ia berkata: “Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari sabat.” Matius 14:20. Murid-murid memelihara Sabat sesuai dengan ajaran-Nya.
Ketika murid-murid Kristus menurunkan tubuh Kristus dari kayu salib dan membawanya kelobang kubur, matahari ketika itu sedang terbenam dan hari Sabat telah tiba. Murid-murid dan perempuan-perempuan yang bekerja dengan mereka harus menghentikan pekerjaan pemakaman agar mereka dapat memelihara hari Sabat. Lukas mencatat bahwa mereka berhenti pada hari Sabat menurut hukum Taurat (Lukas 23:56b).