Sekiranya Yesus Datang Pada 22 Oktober 1844

“Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat.” 1 Petrus 3:15
Kita perlu mempelajari kembali pengalaman umat Tuhan pada tanggal 22 Oktober 1844, juga sebelum dan sesudah tanggal tersebut, -ketika Tuhan Yesus yang mereka harapkan akan datang kedunia untuk kali yang kedua ternyata tidak datang,- oleh karena pengalaman mereka menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi umat Tuhan sekarang ini untuk menyikapi pekhabaran tentang “Kebangunan dan Pembaruan.” Kita mengerti dari apa yang tertulis di Kitab Suci yang menyatakan bahwa diatas dunia ini tidak ada yang baru, sehingga pengalaman-pengalaman yang lalu adalah sangat berharga bagi kita untuk menyikapi pekhabaran yang sementara berlangsung, atau yang akan datang. Pengkhotbah 1:9,10 “Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: “Lihatlah, ini baru!”? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada.”

William Miller begitu yakin akan apa yang dia khabarkan, yaitu Yesus akan datang pada tanggal 22 Oktober 1844, dan ketika tanggal itu berlalu dan tidak terjadi apa yang dia khotbahkan, dia tetap berani berkata bahwa, “Sekiranya saya bisa mengulangi hidupku kembali, dengan bukti yang sama yang saya punyai kemudian, saya mengakui secara jujur kepada Allah dan kepada manusia, bahwa saya akan berbuat seperti apa yang saya telah perbuat,” KA 353. William Miller meyakini yang apa ia khotbah-kan, oleh karena dengan sungguh-sungguh dia telah mempelajari pokok pekhabarannya dalam Firman Tuhan dengan doa dan penyerahan. Roh Nubuat lebih jauh menulis tentang William Miller sebagai berikut, “Meskipun aku telah dua kali kecewa, aku belum ambruk atau tawar hati……. Harapanku dalam kedatangan Kristus tetap sekuat yang biasanya. Aku telah lakukan hanya apa yang aku rasa adalah tugasku untuk melakukannya, setelah mempertimbangkan selama bertahun-tahun,” KA 353. Kesungguh-sungguhannya mempelajari Firman Tuhan, membuat keyakinannya tidak goyang terhadap apapun. Dan Roh Nubuat mencatat bahwa Allah memimpin pergerakannya, yaitu sebagai berikut, “Tetapi Allah telah menuntun umat-Nya dalam Pergerakan Advent yang besar itu. Kuasa-Nya dan kemuliaan-Nya telah menolong pekerjaan itu dan Ia tidak akan membiarkannya berakhir dalam kegelapan dan kekecewaan, untuk dicela sebagai gerakan palsu dan fanatik. Meskipun banyak yang meninggalkan perhitungan masa nubuatan mereka yang mula-mula, dan menyangkal ketepatan gerakan yang didasarkan atasnya, yang lain-lainnya tidak mau meninggalkan pokok-pokok iman dan pengalaman yang telah ditunjang oleh Alkitab dan kesaksian Roh Allah,” KA 357.

Mereka yang meninggalkan iman mereka karena kekecewaan setelah tanggal 22 Oktober 1844 adalah mereka yang Roh Nubuat katakan, “mereka bergantung kepada iman saudara-saudaranya tanpa mengerti kebenaran sepenuhnya atau tanpa kasih karunia sejati bekerja didalam hatinya…… Bilamana pencobaan datang, iman mereka gagal dan terang mereka padam,” KA 342. Itu sebabnya kita harus seperti yang Kitab Suci ajarkan, “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya,” Ibrani 4:16, yang dimaksud disini yaitu belajar Firman Tuhan dan berdoa sungguh-sungguh setiap hari, dan tidak menggantungkan iman kita kepada suami, atau istri, atau orang tua atau kepada yang lain. Hanya dengan melakukan dengan sungguh-sungguh nasihat Kitab Suci di Ibrani 4:16, maka iman kita tidak akan goyah menghadapi pencobaan dalam bentuk apapun. Lebih lanjut lagi Kitab Suci menulis tentang perlunya setiap umat mengerti dengan baik apa yang ia percaya sebagai berikut, “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,” 1 Petrus 3:15.

Dalam skala tertentu sekarang ini pergerakan “Kebangunan dan Pembaruan,” menantang kita untuk menyikapinya, seperti mereka pada waktu itu menyikapi pergerakan pekabaran Yesus akan datang tanggal 22 Oktober 1844. Disini peranan dari Ibrani 4:16 yaitu bahwa kita akan mendapat pertolongan pada waktunya bila kita telah lebih dahulu datang kepada takhta kasih karunia. Pergerakan “Kebangunan dan Pembaruan” seperti yang kita semua sudah ketahui adalah program lima tahun mulai tahun 2011 – 2015 dari GC GMAHK, yaitu “Kebangunan dan Pembaruan” untuk kecurahan Roh Suci dalam kerangka hujan akhir untuk menyelesaikan pekerjaan Injil. Program ini adalah penjabaran dari khotbah Ketua GC GMAHK tanggal 11 Oktober 2010 yang berjudul “An Urgent Appeal For Revival, Reformation, Discipleship, and Evanglism,” yang dimuat di Warta Gereja Advent Januari 2011. Salah satu kutipan yang mendasari pergerakan ini, yang dikutip oleh Ketua GC GMAHK, pada khotbahnya tentang mulainya pergerakan “Kebangunan dan Pembaruan,” ialah janji Tuhan yang terdapat di tulisan Roh Nubuat, sebagai berikut, “Sebelum dilangsungkan penghakiman Allah yang terakhir atas dunia ini, diantara umat Tuhan akan terjadi suatu kebangunan rohani, yang belum pernah disaksikan sejak zaman para rasul. Roh dan kuasa Allah akan dicurahkan keatas anak-anakNya. Pada saat itu banyak orang akan memisahkan diri dari gereja gereja dimana kasih terhadap dunia telah menggantikan kasih kepada Allah dan firmanNya. Baik para pendeta maupun orang-orang awam banyak yang dengan senang hati akan menerima kebenaran besar itu,” Kemenangan Akhir, halaman 436. Kutipan ini menjelaskan bahwa sebelum penghakiman Allah yang terakhir, maka pertama akan ada kebangunan rohani dan kedua Roh dan kuasa Allah akan dicurahkan. Yang pertama berbicara tentang “Kebangunan dan Pembaruan” dan disusul dengan yang kedua yaitu kecurahan Roh Suci dalam kerangka hujan akhir. “Pergerakan Kebangunan dan Pembaruan” sekarang sementara berjalan dan kita menunggu dan mengharap hasilnya yaitu kecurahan Roh Suci dalam kerangka hujan akhir. Masa penantian kecurahan Roh Suci ini adalah masa yang sangat kritis bagi setiap anggota GMAHK, oleh karena mereka yang tidak mengikuti pergerakan “Kebangunan dan Pembaruan” tidak akan menerima kuasa hujan akhir, dan mereka yang tidak menerima hujan akhir berarti termeterai untuk menerima murka Allah dan kebinasaan.

Pertanyaan selanjutnya ialah, “Bagaimana menyikapi pergerakan “Kebangunan dan Pembaruan ini” sebab bisa saja kecurahan Roh Suci dalam kerangka hujan akhir yang diharapkan tidak dicurahkan?,’ sementara kita sudah hidup sederhana dan bertarak, mengikuti program doa tujuh tujuh tujuh dan doa persatuan, sudah meninggalkan keduniawian, dan berbuat yang ini dan yang itu, dan mengorbankan waktu uang dan tenaga? Bagaimana jika terjadi kekecewaan seperti yang terjadi ditahun 1844 yang sangat dramatis bagi banyak orang itu? Apa yang ditulis di Roh Nubuat yang menunjukkan sikap benar yang diambil oleh mereka yang menerima pekabaran Yesus datang tanggal 22 Oktober 1844, adalah jawaban atas pertanyaan tersebut yaitu, “… sekiranya Tuhan datang mereka akan berseru “lihat inilah Allah kita. Kita telah menantikan-Nya dan Ia akan menyelamatkan kita, atau mereka akan berseru kepada batu-batu dan gunung-gunung untuk menimpa mereka dan menyembunyikan mereka dari wajah Dia yang duduk diatas takhta dan dari murka Anak Domba,” KA 353. Dikutipan ini Roh Nubuat menuliskan bahwa menerima pekabaran Yesus akan datang tanggal 22 Oktober 1844 adalah keputusan yang terbaik untuk keselamatan walaupun kekecewaan menyusul sesudah itu, karena “sekiranya” benar Yesus datang pada tanggal tersebut bukankah itu adalah kehidupan kekal bagi mereka dan bukan kebinasaan? Kata “sekiranya” dalam konteks ini adalah suara hati yang membawa keselamatan.

Pengalaman kekecewaan umat pada 22 Oktober 1844 tersebut diatas, penulis sampaikan kepada pembaca BAIT yang setia, adalah sehubungan dengan pergerakan “Kebangunan dan Pembaruan,” yang sementara ini sedang berlangsung. Oleh karena akibat dari sikap yang diambil akan membawa konsekwensi yang sama yaitu, “Sekiranya benar Roh Suci dicurahkan dalam kerangka hujan akhir mereka akan berseru puji Tuhan, karena dimeteraikan untuk hidup kekal. Dan sebaliknya jika tidak menerima kuasa Roh Suci mereka akan dilanda ketakutan yang mengerikan karena akan menerima murka Allah yang dicurahkan tanpa campuran.”

Akhir kata penulis sangat menganjurkan kepada setiap pembaca BAIT untuk menyambut baik pekhabaran “Kebangunan dan Pembaruan,” dengan mau memberikan waktu yang signifikan untuk berdoa dan mempelajari Firman Tuhan dengan sungguh-sunggguh setiap hari. Karena “sekiranya” benar Roh Suci dicurahkan maka kita semua akan termeterai untuk hidup kekal… ***