Menimbang Seorang Sahabat

Pada dasarnya tidak adaorang yang berdiri sendiri atau menyendiri terus menerus dalam kehidupannya. No man like an island kata ungkapan mengisyaratkan bahwa hanya pulau yang sendirian ditengah laut, tidak berkunjung ataupun dikunjungi. Manusia adalah mahluk sosial yang perlu menyapa dan disapa.

Dalam kehidupan bermasyarakat perlu ada kepekaan yang melahirkan kepedulian terhadap sesama manusia. Namun tuntutan ekonomi dan kerasnya kehidupan mengakibatkan terjadinya distorsi antara hubungan kemanusiaan. Lihat saja masyarakat kota cenderung kurang komunikasi dengan tetangga, kurang peduli pada kepentingan orang lain yang nampak jika berada di bus atau fasilitas umum. Orang tidak memberi prioritas pada wanita atau orang tua.

Hal lain yang terjadi adalah minimnya interaksi dengan orang lain seperti rekan kerja, tetangga dan orang disekitar rumah. Tetapi untuk menunjukkan seorang itu sehat menurut World Health Organization adalah bila orang itu lengkap sehat jasmani, mental, rohani dan sosial. “Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity”. Kehidupan sosial adalah dalam bentuk aman, damai sejahtera, teratur dan saling menghormati kebutuhan orang lain serta penduduk umum. Manusia tidak berdiri sendiri. Ia mempunyai keluarga, istri, anak-anak, lingkungan.

Semua dapat menjadi sahabat namun beruntung bila mempunyai seorang sahabat yang sejati. Banyak ungkapan mengenai seorang sahabat seperti: Sahabat adalah orang yang tetap membantumu berdiri meskipun seluruh dunia mau menjatuhkanmu. Dia bukan yang sudah lama mengenalmu tetapi adalah orang yang tidak akan pernah meninggalkanmu dalam kondisi apapun. Adalah orang yang selalu berjalan disampingmu bukan kedepan meninggalkanmu atau kebelakang membiarkanmu. Sahabat sejati adalah dia yang berkata benar kepadamu, bukan membenarkan kata-katamu, dia ada di siang maupun malam hari.

Sahabat yang paling dekat dengan kita adalah keluarga. Istri, anak dan orang tua. Juga pada lingkaran kedua kita mempunyai sahabat yang mempunyai kedekatan emosional dan historical. Sahabat yang baik adalah mereka yang kita ingin tau keberadaan mereka, yang di rindukan mereka hadir ditengah kita. Yang dapat kita berbagi pengalaman, cerita dan canda. Sahabat adalah dia yang memberi sokongan, support dan inspirasi untuk maju.

Sahabat yang baik tidak akan seperti gambaran: Anjing dapat menjadi sahabat yang setia namun sahabat yang setia dapat menjadi anjing (menggigit). Kalaupun ada sahabat yang mencelakakan kamu maka ingatlah akan sahabat yang tidak pernah mengecewakan kita yakni Yesus Kristus.
Joseph Medlicott Scriven 1819-1886 menulis sajak dengan sangat manis mengenai seorang sahabat: What a Friend We Have in Jesus.

Abraham dalam perjalanan kehidupannya adaah Sahabat Allah “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Karena itu Abraham disebut SAHABAT ALLAH. ( Yakobus2:23). Ketika Abraham memulai perjalanannya dari tanah Ur-Kasdim ketanah Kanaan ia tidak meragukan petunjuk sahabatnya. Karena “Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? (Amos 3:3). Abraham menghidupkan kehidupan yang berkenan dengan Tuhan. Karena ibarat pepatah mengatakan untuk burung yang terbang, “the same feathers flock together” maka tentunya ada kesepakatan serta kecocokan diantara mereka. Tuhan mengatakan kepada Abraham bahwa berkat akan diberikan kepada keturunannya yang akan menjadi banyak bagai bintang di langit (Kej. 26:3-5). Hal ini terjadi karena Abraham telah mendengarkan firman Tuhan dan memelihara kewajiban, perintah dan ketetapan Nya.

Kecewa terhadap persahabatan di dunia? Ragu dengan perilaku seorang sahabat? Eratkan dan meteraikan persahabatan anda dengan Juruslamat melalui firman Nya dan melalui keakraban pengalaman rohani setiap saat. ***