Samuel, hakim dan pemimpin Israel sudah menjadi tua, Dia menjadikan anak-anaknya sebagai hakim atas Israel, untuk menggantikan tempatnya di dalam melayani Tuhan, Tetapi anak-anak Samuel jahat mereka menciantai uang dan menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan uang dengan tidak jujur.
Orang-orang Israel menderita karena kejahatan anak-anak Samuel. Pengadilan mereka tidak jujur. Orang-orang harus membayar kepada anak-anak Samuel tiap kali mereka membutuhkan pertolongan.
Sesuatu harus terjadi. Suatu hari, tua-tua Israel berkumpul bersama dan meminta Samuel untuk menolong. “Berikan kepada kami seorang raja untuk memerintah kami,” tua-tua itu meminta. Mereka tidak ingin anak-anak Samuel yang jahat memerintah mereka. Mereka menginginkan seorang raja seperti bangsa-bangsa lain di sekitar mereka.
Samuel marah. Israel sudah mempunyai Raja. Allah yang Maha Tinggi, yang Kekal, penguasa Israel. Bertahun-tahun yang lalu, Dia membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, membelah Laut merah untuk membebaskan mereka. Kemudian Dia memberikan kepada Israel tanah yang indah.
Saat Samuel berdoa, Tuhan menjawab, “Bukan engkau yang mereka tolak tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka. Mereka meninggalkan Aku dan beribadah kepada Allah lain, Dengarlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka.” Tuhan mengatakan kepada Samuel untuk memperingatkan orang-orang bahwa raja dunia mereka akan mengambil uang sebagai pembayaran pajak; menolong dirinya sendiri untuk membajak landangnya; memerintahkan anak-anak laki-laki mereka dalam pasukannya; dan memerintahkan anak-anak perempuan mereka untuk bekerja baginya namun orang-orang Israel itu tetap menginginkan seorang raja.
Tuhan memimpin Samuel kepada seorang muda yang sangat tampan, sangat pemalu dan sangat Tinggi-sebahu lebih tinggi dari pada orang-orang lainnya. Namanya Saul. Saat Samuel melihat Saul, Tuhan berkata, “ Orang ini akan memegang tampuk pemerintahan atas umatKu.” Dengan taat, Samuel mengurapi Saul sebagai Raja atas Israel. Saat dia memperkenalkan Saul kepada oran-orang Israel, mereka bersorak “Hidup Raja!
Segera Raja Saul dicobai. Orang-orang Amon yang membenci Israel, mengepung kota Israel dan mengancam akan mencungkil mata kanan setiap orang Israel. Suatu rencana yang sangat jahat! Berita itu sampai kepada Raja Saul. Dia mempersiapkan pasukannya. Saat kedua pasukan itu bertemu, Saul mengalahkan orang-orang Amon dan menyelamatkan kota itu. Raja Saul memberikan pujian kepada Tuhan dengan berkata “…hari ini Tuhan sudah mewujudkan keselamatan atas Israel.” Tuhan memberikan kepada Saul kemenangan besar pada hari itu. Tetapi Saul tidak selalu menghormati Tuhan. Suatu hari, sebelum berperang melawan orang Filistin, Saul memberikan persembahan kepada Tuhan. Dia tahu bahwa itu adalah pekerjaan Samuel. Dia tahu bahwa dia harus menunggu sampai Samuel datang untuk melakukannya. Tetapi Saul tidak menaati Tuhan!
Saat Samuel tiba, dia berkata kepada Saul, “Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah Tuhan Allahmu. Sekarang kerajaanmu tidak akan tetap.” Mungkin Saul berpikir itu hanyalah satu dosa kecil. Tetapi tidak taat kepada Tuhan itu adalah dosa yang serius.
Di waktu yang lain, Tuhan memerintahkan untuk menghancurkan orang-orang Amalek yang jahat. Tetapi Saul dan orang-orannya membiarkan Raja Agag dari Amalek tetap hidup. Mereka juga menyimpan barang-barang yang berharga, domba dan lembu. Saul mengatakan bahwa dia menyimpan semua itu untuk dipersembhakan kepada Tuhan. Samuel berkata kepada Saul, “Sesungguhnya mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan. Engkau telah menolak Firman Tuhan, maka Ia menolak engkau sebagai raja.” Saul sangat menyesal atas dosanya. Tetapi sudah terlambat. Akhir dari hidupnya tidak bahagia karena tidak menaati Tuhan.
Dikirim oleh : Max Kaway