Pernah tidak Anda merenung dan bertanya pada diri sendiri apa tujuan Anda dilahirkan ke dunia ini? Karena sesungguhnya sebagai manusia Anda memiliki dua hal terpenting dalam kehidupan Anda. Saat di mana Anda dilahirkan, dan saat di mana Anda mencari tahu alasan di balik kehidupan Anda.
Semua orang di universitas memanggilnya Grandma. Yah, tak banyak mahasiswa yang benar-benar tahu nama asli wanita berusia 86 tahun tersebut. Sesuai nama panggilannya, Grandma merupakan sosok yang paling tua sekaligus disegani di kampus tersebut. Bukan hanya karena usianya, tapi pengalaman hidupnya sudah dapat dikategorikan sebagai master of life.
Ia merupakan satu dosen yang sangat ditakuti oleh banyak mahasiswa di kampus itu. Bukan, bukan karena killer maupun judes, tapi perannya sebagai master itulah yang terkadang membuat beberapa mahasiswa kerap merasa terintimidasi. Grandma merupakan wanita tua yang sudah berkali-kali menginjakkan kakinya di berbagai lapisan dunia. Bangku kuliah yang ia ambil pun menjadikan dirinya sebagai dosen yang sangat mementingkan kualitas dibandingkan kuantitas.
Sehingga jangan heran jika wanita tua ini benar-benar akan memberikan mahasiswa nilai A, jika ia merasa bahwa mahasiswa tersebut berkualitas. Alhasil? 90% mahasiswa di sana hanya akan mendapatkan nilai C bahkan D dalam mata kuliah puisi. Benar saja, mereka yang sudah merasa minder dari awal pun memutuskan untuk tak mengambil kelas Grandma dibandingkan harus merasa terpojok dengan nilai pas-pas an.
Namun Clara berbeda, entah apa yang ada di benak Clara saat itu. Clara memberanikan diri untuk mengikuti kelas Grandma walau dia sadar bahwa otak dalam kepala ini sangatlah pas-pasan. Namun jauh dengan perkiraannya dan tanggapan orang mengenai Grandma. Setelah mengetahui sosok seorang Grandma dalam beberapa hari, Clara menjadi benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin wanita dengan usia setua itu masih memiliki jiwa dan semangat yang besar dalam mengajar.
Grandma kerap bernyanyi dan melakukan gerakan-gerakan aneh di dalam kelas. Seakan berusaha untuk membangun suasana dalam kelas, tak ada sedikitpun gerutan lelah pada wajahnya. Setiap penggalan puisi yang ia bacakan, tak pernah lupa ia tambahkan dengan berbagai ilustrasi dari mimik wajahnya. Yah, tanpa bertanya Clara pun tahu bahwa Grandma berharap para muridnya mengerti benar makna dan nilai puisi yang ia bacakan.
Dan dari sini pula Clara mencoba untuk mendekati wanita tua yang sangat menginspirasi ini. Menarik, di usianya yang tak lagi muda, Grandma masih gemar menggunakan kendaraan publik ketika pulang dari mengajar. Hal ini membuat dia memutuskan untuk mengantar Grandma dan seketika menjadi antar jemput pribadi wanita itu.
Grandma seringkali memberi beberapa nasihat dan pembelajaran hidup yang telah ia tempuh dari usianya yang hampir mencapai satu abad. Namun satu hal yang tak pernah Clara mengerti dari wanita yang selalu meluangkan harinya untuk membaca buku itu. Apa motivasi di balik usaha beliau dalam mengajar dengan semangat sementara beberapa dosen terlihat tak pernah memperdulikan para muridnya.
Wanita itu tersenyum sekaligus terkejut dengan pertanyaan aneh yang Clara lontarkan. Dengan santai namun tegas, ia pun mengatakan sesuatu yang bahkan setelah setahun lalu masih terngiang di benaknya hingga kini. ” Kita hidup di dunia bukan hanya untuk dilahirkan saja, namun juga untuk mencari tahu apa alasan di balik semua itu,” kata Grandma. “Dan bagi Grandma, tak ada yang lebih baik ketika dilahirkan ke dunia ini selain untuk berguna bagi orang lain, dan Grandma tak ingin menghabiskan sedikit waktu pun sebagai manusia yang tak memiliki arti to each other.”
Perkataan Grandma yang dikatakan dengan suara khas serak dan logat bahasa inggrisnya saat itu membuat hati Clara berdebar. Dan semenjak itulah, dia pun kerap mendatangi rumah Grandma yang sangat sederhana namun hangat. Grandma, dengan tubuhnya yang renta dan rapuh masih saja selalu membuat cokelat panas nikmat untuk Clara setiap kali berkunjung ke rumahnya hingga detik ini. Dan masih, dengan tangan-tangan keriputnya, Grandma kerap bercerita banyak hal sembari memberi ilustrasi ala dirinya. Mimik yang lucu, semangat yang tak terkalahkan dan juga gerakan tubuhnya yang masih sangat lincah.
Inspirasi
” Keep on dreaming and be useful to people around you, life is worth it if you become a worthy person” -Grandma A.k.a Roembilin- Menjadi berkat buat sesama sesuatu yang indah, bukan materi, status dan ketenaran yang orang lain harapkan tetapi kepedulian sesama dan itu tidak memandang waktu serta umur seseorang. Hiduplah untuk melayani biar tidak seberapa nilai secara materi, tetapi ketika diberikan dengan ikhlas sangat besar artinya. Hidup itu singkat tetapi panjang buat kehidupan orang lain untuk dikenang orang sampai mati. Teladan kisah diatas menjadi contoh bagaimana seorang Grandma dimana umurnya tidak menghalangi dia untuk berkarya dalam hidup buat sesama. Mari kita menapaki kehidupan di tahun 2016 ini dengan semangat baru, jabatan baru, usaha baru serta harapan yang baru. Rubrik Inspirasional Story mengucapkan.:
“MERRY CHRISTMAS AND
HAPPY NEW YEAR”