Apakah syarat suatu jemaat di nyatakan siap menerima kuasa Roh Hujan Akhir?”. Pertanyaan ini biasa kita dengarkan. Bahkan saya yakin kitapun sudah banyak mendengar jawaban Alkitabiah yang telah di bahas oleh para pakar teologi gereja. Namun saya ingin mengajak kita merenungkan kembali pertanyaan ini sehubungan dengan tema “Revival, Reformation and Beyond” yang sedang giat di dengung-dengungkan untuk mempersiapkan Jemaat menerima Kuasa Roh Hujan Akhir.
Pelajaran Pengilhaman dari Wahyu Pasal 1.
Kitab Wahyu pasal 1 menceritakan kondisi pengilhaman dari Allah mengenai “Apa yang harus segera terjadi…” (ay 1). Pengilhaman identik dengan pekerjaan Roh Kudus, sama halnya dengan Pencurahan Roh Hujan Akhir. Ini adalah bagian dari: “Apa yang harus segera terjadi” yang tentu saja itu adalah pekabaran “Urgent” dari Wahyu Yesus Kristus yang Allah mau sampaikan melalui perantaraan para Nabi. Begitu pentingnya pekabaran ini sehingga kitab Wahyu pasal 1 menggambarkan dengan jelas bahwa ketiga oknum Ke-Allahan terlibat aktif sepenuhnya dalam pekerjaan ini (ay. 4-5).
Kepada siapa pekabaran itu akan di berikan? Tentu saja, kepada Jemaat (ay. 4). Mengapa kepada Jemaat? Karena hanya Jemaat-lah yang telah mendapat kasih karunia-Nya, di lepaskan dari dosa, di jadikan sebagai suatu kerajaan dan imam-imam bagi-Nya (ay. 5-6).
Kerajaan & Para Imam haruslah keluar dari Kesombongan Rohani.
Bagaimana kondisi jemaat yang menerima pengilhaman? Ayat 9 memberikan gambaran yang jelas: “…sekutumu dalam kesusahan…”. Dengan kata lain Jemaat yang menerima pengilhaman yang sangat “Urgent” itu adalah jemaat yang sementara berada dalam kesusahan, kejatuhan, penderitaan dan berbeban. Tanpa berada dalam kondisi ini, jemaat tidak memerlukan pengilhaman
Dalam Alkitab hanya Jemaat Laodekia satu-satunya jemaat yang mendapatkan janji untuk duduk sebagai penguasa bersama dengan Yesus: “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” (3:21) , dan jemaat ini adalah jemaat di mana kita berada dan hidup saat ini. Inilah jemaat yang akan di jadikan suatu kerajaan dan imam-imam yang seharusnya menjadi sekutu dalam kesusahan dan penderitaan bersama dengan para Nabi sehingga Tuhan memandang perlu bagi-Nya untuk menganugrahkan pewahyuan Kuasa Roh Hujan Akhir pada mereka.
Predikat sombong rohani Jemaat Laodekia yang di akibatkan oleh suam-suam kuku, miskin, buta dan telanjang membuat mereka hampir di muntahkan (3:16, 17). Bahkan secara menyedihkan sekali, kejahatan dan kekejian mereka telah membuat Yesus tidak lagi berada di dalam jemaat, melainkan hanya mengetok dan menunggu di depan pintu. Meski demikian mereka tetaplah imamat yang rajani yang menerima pekabaran yang paling “Urgent”, yang harus segera terjadi atas mereka, yaitu membeli emas yang di murnikan dari dalam api, pakaian putih dan minyak pelumas (3:18) yang hanya di peruntukkan bagi mereka. Dengan kata lain adalah: “Harus ada pertobatan yang sungguh-sungguh”.
Hujan Akhir hanya bagi jemaat yang bersusah & berbeban.
Saat ini slogan 777 bukan lagi perkara yang sepele bagi anda dan saya. Inilah titik tolak “Revival, Reformation & Beyond” dari umat-umat Allah zaman akhir ini. Dari sinilah kita mulai membuka jalan pada kesusahan, beban dan penderitaan kerajaan dan keimamatan orang percaya. Tanpa kesusahan, beban dan pergumulan, tidak akan ada pertobatan yang sungguh-sungguh. Tanpa pertobatan yang sungguh-sungguh tidak akan ada pencurahan Roh Hujan Akhir. Tanpa kesusahan, beban dan pergumulan, Jika saja jemaat masih tetap malas mengumandangkan dan mempraktekkan slogan 777 dengan hati yang rela dan bertobat sehingga mereka tidak merasakan kesusahan atas segala kekejian yang terjadi dalam jemaat, berbeban bagi jiwa-jiwa yang akan binasa dan pergumulan atas dosa-dosa kesayangan mereka, maka mereka tidak akan siap dan mengharapkan Pencurahan Kuasa Roh Hujan Akhir dengan sia-sia. Perlahan tapi pasti, kerajaan dan keimamatan mereka akan beralih ke tangan yang lain.