Gapailah Kebahagiaan

Ira F. Stanphill lahir di  Belview, New Mexico, tahun 1914. Ia telah mengarang dan menulis lebih dari 550 lagu antaranya beberapa yang terkenal seperti: “Mansion over the Hilltop, “Room at the Cross,” dan yang pasti ialah lagu, “Happiness Is the Lord.”
Melalui sejumlah peristiwa, Tuhan seringkali memberikan sebuah lagu kepada seorang penulis lagu ketika ia tidak mengharapkannya. Itulah yang terjadi dengan  Ira Stanphill. Pada suatu sore di tahun 1974 ketika ia pulang ke rumah setelah melayani jemaat di  Fort Worth, Texas,  ia dengar lagu-lagu dan advertensi di radio mobilnya. Para penyiar mempromosikan rokok, alcohol dan berkomentar betapa bahagianya orang kalau merokok dan minum alkohol. Berulang-ulang si penyiar berkata bahwa kebahagiaan diperoleh melalui rokok dan anggur. Ira berpikir bahwa kebahagiaan bukan diperoleh dari hal-hal diatas, tetapi hanya oleh mengenal Kristus.
Sementara berkendaraan ia mulai melagukan lagu “Happiness is to Know the Savior. Dengan cepat ia menyelesaikan lirik dan nada lagu ini. Lagu yang dinyanyikan oleh Ira Stanphill masih tetap berkumandang sampai saat ini di antara jutaan umat Kristen seluruh dunia.
 
Happiness is to know the Savior
Living a life within His favor,
Having a change in my behavior
Happinesss is the Lord

Happiness is a new creation
Jesus in me in close relation
Having a part in His salvation
Happiness is the Lord
Real joy is mine No matter if teardrops start,
I’ve found the secret –It’s Jesus in my heart!

Happiness is to be forgiven
Living the life that worth the living
Taking a trip that leads to heaven
Happiness is the Lord, Happiness is the Lord
Happiness is the Lord!

Pandangan kita mengenai kebahagiaan sebagian besar bergantung pada keadaan dan lingkungan. Bagi seorang wanita muda kebahagiaan sejatinya ialah mendapatkan seorang suami yang tepat, membentuk rumahtangga dan memperoleh anak-anak yang cantik, gagah, pintar dan penurut. Bagi para remaja, kebahagiaan ialah mendapat hadiah HUT sebuah mobil, walaupun nanti mereka juga akan menyesal kalau mobilnya itu tidak  ramping dan gesit sebagaimana yang diharapkan. Kebahagiaan itu didasarkan atas suatu keinginan. Yang bagi kita ialah setelah mencapai apa yang kita idam-idamkan sebagai kebahagiaan, pada akhirnya terbukti bukan kebahagiaan sejati.
Sebagian kita mendasarkan kebahagiaan itu pada sesuatu atau seseorang yang dapat merubah lingkungan dan keadaan sekitar kita sehingga kehidupan berubah menjadi semakin baik. Itulah sebabnya kita berusaha setiap saat merubah kain gorden, mengganti mesin cuci, mencocokkan  letak tempat tidur agar sesuai fengsui dan banyak lagi. Manusia selalu berasumsi bahwa kalau mereka tidak bahagia, itu dikarenakan mobil yang sudah tua, sering sakit-sakitan, ada seseorang yang membuat kita kesal, dll. Tetapi bila sudah membeli mobil baru, kita juga belum bahagia sebab mobilnya kurang cepat, atau setelah dibedah oleh dokter, kita masih saja belum sehat betul, atau orang yang membuat kita kesal itu sudah berbaikan lagi, tetapi kebahagiaan sejati belum dinikmati.  Kita percaya bahwa oleh merubah keadaan kita atau lingkungan maka kita sudah bahagia. 
Ini merupakan suatu pemburuan kebahagiaan yang tidak pernah berakhir. Kita sangka bahwa bahagia itu artinya selalu gembira, banyak ketawa dan senang mengekspresikan kepribadian kita (melakukan apa semau kita), bebas penderitaan, dukacita, kekerasan dan kaya. Tidak heran bahwa kita tidak pernah temukan apa yang kita idam-idamkan yaitu kebahagiaan sejati. Tidak ada salahnya kita berkeinginan untuk menjadi bahagia. Salahnya di sini ialah kita terlalu yakin akan kebahagiaan yang ditawarkan dunia yang sebenarnya akan menuntun kepada dukacita. Uang dan kekayaan saja tidak dapat membahagiakan kita seutuhnya, karena:

Uang dapat digunakan untuk membeli……….
Sebuah rumah, tapi bukan sebuah rumahtangga;
Makanan tapi bukan selera makan;
Pakaian tapi bukan kecantikan;
Obat tetapi bukan kesehatan;
Sebuah tempat tidur tetapi bukan tidur nyenyak;
Buku tetapi bukan otak;
Kemewahan tetapi bukan kultur;
Asuransi tetapi bukan keamanan;
Sebuah gedung gereja tetapi bukan keselamatan;
Kesetiaan tetapi bukan kasih;
Benda tetapi bukan kebahagiaan;
Sebuah kayu salib tetapi bukan seorang Juruselamat;
Seorang teman tetapi bukan sahabat sejati;
Sebuah perpustakaan tetapi bukan kepintaran;
Sebuah bangku gerreja tetapi bukan umat;
Pengetahuan tetapi bukan kebijaksanaan.
 
Uang dapat digunakan untuk membeli berbagai jenis mainan bagi anak kita , tetapi hanya kasih sayang saja yang dapat membuat mereka mengasihi kita. 

Tepat sekali apa yang diutarakan Yesus dalam Matius 5:3-10 yang akan membawa pikiran dan rencana kita kepada Kebahagiaan Sejati yang berasal dari Surga dan selanjutnya menuntun ke Surga. Dalam Khotbah Di Atas Bukit itu Yesus mengemukakan prinsip hidup yang menuntun kepada kebahagiaan sejati. Camkan hal-hal berikut ini:

1.      Matius 5:3 “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Bagaimana mungkin orang miskin berbahagia. Ny. Ellen G. White dalam bukunya Kebahagiaan Sejati mengatakan bahwa “di jaman Yesus, para pemimpin rohani merasa bahwa mereka kaya dengan harta rohani, yaitu pengetahuan Alkitabiah melebihi orang lain. Ingat doa orang Parisi dalam Lukas  18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
Dengan cara Parisi dan para ahli Taurat sedemikian itulah maka anggota jemaat dan masyarakat merasa mereka sangat miskin secara rohani. Mereka tertekan dan menjadi stress memikir-mikirkan keberdosaannya. Dosa mereka terasa tidak terkontrol dan tidak terampuni. Iman mereka goyah karena kekurangan sumber rohani untuk mengatasi depresi dan kesedihan. Tapi Yesus memberikan jaminan berupa ucapan bahagia yaitu: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga”. Kedengarannya aneh di telinga tapi pasti dalam kehidupan. Tidak selamanya kebahagiaan itu diperoleh karena sudah kaya. Menyadari akan kemiskinan rohani kitalah yang membuat kita bahagia setelah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

2.      Matius 5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Mereka ini berdukacita bukan karena ditindas secara tidak adil, lapar, tidak punya tempat tinggal yang pasti, pengungsi atau menderita karena peperangan atau kerusuhan. Mereka berdukacita karena segala dosa mereka yang telah menyebabkan Kristus harus menderita dan disalibkan. Mereka kemudian sadar dan meninggalkan segala dosa dan pelanggaran, bertobat dan tidak mau lagi lakukan seperti yang diungkapkan dalam Ibrani 6:6 namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.
Hal ini yang membuat mereka berdukacita, yaitu hati yang menyatakan penyesalan akan perbuatan dosa. Yohanes 12:32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” Ketika Yesus ditinggikan di salib, semua orang ditarik kepadaNya. Semua orang berdosa berduka karena dosa merekalah yang telah menyebabkan Yesus tersalib. Ketika orang berdosa ini dikasihi Tuhan dengan kasih yang tak terbatas, sedangkan ia terus membalas dengan pelanggaran dan dosa, maka karena kesadaran ini maka ia berduka namun dihiburkan. Ia diampuni.

3.      Matius 5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Dalam khotbah Yesus di atas bukit itu terdapat garis pertumbuhan pengalaman keKristenan. Mereka yang merasakan kebutuhan mereka akan Kristus, dan yang berduka karena dosa dan telah menempatkan diri mereka bersama Kristus dalam sekolah penderitaan, telah belajar menjadi lemah lembut dari Guru Besar Ilahi ini.

Pilipi 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Mereka ini sibuk menolong orang lain dengan tidak menonjolkan kemampuan, kesanggupan dan diri mereka. Mereka tidak mencari keuntungan pribadi saat menolong orang yang berkekurangan. Mereka juga tidak membangkit-bangkitkan apa yang telah mereka perbuat dan tidak sombong. Inilah orang yang berbahagia itu.

4.      Matius 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Kebenaran adalah kekudusan, yaitu kesamaan dengan Allah. Dan karena Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:16), dan karena semua hukum Allah adalah kebenaran (Mazmur 119:172), dan sesuai Roma 13:10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat, maka “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.”
Kebenaran adalah kasih, dan kasih itu adalah terang dan hidup dari Allah. Kebenaran dari Allah itu diwujudkan dalam Kristus, maka bila kita menerima kebenaran, berarti kita menerima Kristus. Kita menerimanya bukan melalui penyiksaan tubuh, bukan juga melalui  pemberian kurban, tetapi kebenaran diberikan kepada siapa yang lapar dan haus untuk menerimanya. Tidak seorang manusia pun dapat membekali dan memuaskan kelaparan dan kehausan jiwa seseorang. Hanya Yesus saja yang dapat memuaskan. Dan itulah kebahagiaan sejati dari Yesus Kristus

Wahyu 3:20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Yohanes 6:35 Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

5.      Matius 5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Hati manusia itu secara alamiah dingin, kasar, gelap dan tanpa kasih sayang. Tapi bila seseorang menampakkan belas kasihan dan pengampunan, ia lakukan itu bukan dari dirinya tetapi melalui pengaruh dari Roh Kudus yang bergerak di hatinya. 1 Yohanes 4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

Allah adalah sumber semua kemurahan. Keluaran 34:6  “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,…Ia tidak memperlakukan kita sesuai dengan pelanggaran kita. Ia juga tidak bertanya apakah kita pantas menerima kasihNya, tetapi Ia mencurahkan kepada kita kekayaan kasihNya dan membuat kita layak. Ia tidak menunjukkan keinginan untuk membalas dendam. Ia tidak mencari untuk menghukum tetapi menyelamatkan. Mereka yang bermurah hati ialah yang menunjukkan belas kasihan kepada orang miskin, orang yang menderita dan yang tertindas.

Ayub 29:12 Karena aku menyelamatkan orang sengsara yang berteriak minta tolong, juga anak piatu yang tidak ada penolongnya; 29:13 aku mendapat ucapan berkat dari orang yang nyaris binasa, dan hati seorang janda kubuat bersukaria; 29:14 aku berpakaian kebenaran dan keadilan menutupi aku seperti jubah dan serban; 29:15 aku menjadi mata bagi orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh; 29:16 aku menjadi bapa bagi orang miskin, dan perkara orang yang tidak kukenal, kuselidiki.

6.      Matius 5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Bangsa Yahudi menuntut kesucian dalam penurutan undang-undang upacara sehingga sangat memberatkan semua yang datang untuk berbhakti. Pikiran mereka dipenuhi dengan peraturan dan berbagai larangan serta rasa takut untuk menjadi kotor secara luar sehingga mereka tidak menyadari bahwa noda cinta diri dan kebencian telah menguasai jiwa. Yesus tidak membicarakan kesucian upacara sebagai salah satu persyaratan untuk masuk Surga, melainkan kesucian jiwalah yang patut diutamakan. Yakobus 3:17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.
Tidak ada satu pun yang mencemarkan boleh masuk ke dalam Kota Allah. Semua yang akan menjadi penghuni di sana sudah harus menjadi suci di dunia. Di dalam seseorang yang sementara belajar dari Yesus, akan nyata suatu pertumbuhan rasa tidak senang kepada kelakuan yang ceroboh, bahasa yang tidak pantas, dan pikiran yang tidak sopan. Bila Yesus menetap di hati, di sana ada kesucian dan pemurnian pikiran dan tingkah laku.
Perkataan Yesus “berbahagialah orang yang suci hatinya” memiliki arti yang mendalam – bukan hanya suci berdasarkan pengertian dunia, tapi bebas dari kecabulan, suci dari bernafsu, bebas dari kesombongan dan mementingkan diri, rendah hati, tidak cinta diri, polos. Terkecuali kita menerima prinsip cinta akan pengorbanan diri yang merupakan prinsip kharakter Allah, kita tidak dapat mengenal Allah. Mereka yang suci hatinya hidup di dunia nyata terbuka di hadapan Allah yang mempercayakan jam-jam berharga ini. Dan mereka juga akan memandangNya nanti sama seperti Adam ketika berjalan dengan Allah di taman Eden.

7.      Matius 5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Kristus adalah “Raja Damai” sesuai Yesaya 9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Adalah merupakan misiNya untuk memulihkan bumi dan langit akan kedamaian yang telah rusak karena dosa.  Roma 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Barangsiapa yang setuju untuk meninggalkan dosa dan membuka hatinya kepada kasih Kristus, akan menjadi seorang pengambil-bagian akan damai surgawi ini.
  Tidak ada pengajaran apapun yang mengajarkan damai seperti ini. Kasih karunia Kristus bila diterima di hati akan mengatasi permusuhan, akan menghilangkan pertengkaran dan akan memenuhi hati dengan kasih. Mereka yang berdamai dengan Tuhan dan sesame manusia tidak dapat dibuat sengsara. Rasa cemburu tidak ada di hatinya; dugaan-dugaan jahat dan kebencian tidak bertempat di sana. Hati yang selaras dengan Tuhan akan pengambil bagian damai Surga yang akan menyebarkan pengaruh berkat di sekelilingnya. Roh kedamaian sebagai embun sejuk akan hinggap di hati yang dicemaskan oleh beban dunia.
  Para pengikut Kristus diutus ke dalam dunia dengan pekabaran damai sejahtera. Siapa saja tanpa menyadari telah mempengaruhi orang lain dengan suatu kehidupan yang kudus, akan menyatakan kasih Kristus; siapa saja, oleh perkataan atau perbuatan telah memimpin orang lain untuk meninggalkan dosa dan menyerahkan hatinya kepada Tuhan, adalah juru damai.
 
1 Yohanes 4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.

Roma 8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Roma Roma 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
 

  1. Matius 5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
    Yesus tidak mempercayakan kepada murid-muridNya pengharapan untuk memiliki semaraknya dunia dan kekayaan, dan hidup yang bebas dari cobaan, tetapi Ia menawarkan kepada mereka kesempatan untuk berjalan bersama Guru mereka di  jalan penyangkalan diri dan celaan, karena dunia tidak mengenal mereka. 
    Ia yang datang untuk menyelamatkan dunia yang telah hilang, dilawan oleh gabungan kuasa kegelapan dari musuh Allah dan manusia. Dalam suatu persatuan tanpa belas kasihan, orang jahat dan malaikat jahat berpasukan melawan Raja Damai. Walaupun setiap kata dan tindakanNya bernafaskan belas kasihan, kehidupanNya yang berbeda dengan dunia menimbulkan permusuhan yang sengit.  Karena Ia tidak memberikan kebebasan untuk menggunakan nafsu jahat alamiah kita, maka terjadilah perlawanan dan permusuhan yang dahsyat dari pihak Setan.
      Sedemikian pula yang akan berlaku bagi semua yang hidup saleh untuk Yesus Kristus. Antara kebajikan dan dosa, kasih dan kebencian, kebenaran dan kepalsuan, terdapat suatu permusuhan yang tidak dapat dicegah. Bilamana  seseorang menyajikan kasih Kristus bersama keindahan kesucian, ia sementara menyingkirkan manusia dari kerajaan Setan, maka raja kegelapan itu akan bangkit menentangnya. Penganiayaan dan celaan menunggu mereka yang diurapi dengan Roh Kristus. Sifat penganiayaan itu sering berubah dengan waktu, tetapi prinsipnya, yaitu roh yang mendasarinya sama saat membunuh umat pilihan Tuhan sejak kematian Habel.
     
    Roma 8:18 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

2 Korintus 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami

Matius 5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
  Tidak ada seorang pun yang pernah hidup di dunia ini yang mendapat fitnaan paling kejam melebihi Anak Manusia. Dia diejek dan dicemooh Karen-a penurutanNya yang teguh akan prinsip-prinsip Hukum Suci. Mereka membenciNya tanpa sebab. Namun Ia berdiri tenang di hadapan musuh-musuhNya, sambil menyatakan bahwa celaan yang ditujukan kepadaNya merupakan bagian warisan Kristen, menasehati para pengikutNya bagaimana menghadapi panah kebencian, dan mengajak mereka agar jangan lemah saat dianiaya.
 
Ibrani 11:27 Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.

2 Korintus 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
 
Di setiap jaman para pesuruh Allah dicaci-maki dan dianiaya, namun melalui penderitaan mereka, pengenalan akan Kristus tersebar di mana-mana. Setiap murid Kristus harus melangkah masuk dalam barisan dan mengerjakan pekerjaan yang sama, karena musuh tidak dapat berbuat apa-apa terhadap kebenaran. 
Mengertikah kita bahwa definisi Yesus mengenai kebahagiaan bukan bergantung pada kita tetapi pada apa yang terjadi bagi kita.  Hal ini menyangkut kebahagiaan duniawi yang bergantung atas uang, rumah, mobil baru, bebas dari penyakit dan kematian bahkan apa saja yang menimbulkan kabahagiaan. Kebahagiaan sejati diperoleh dari Tuhan. Kita tidak akan mendapat kebahagiaan oleh mencari kebahagiaan. Kita menemukan Tuhan dan temukan tingkat agung dari Kebahagiaan tersebut. Inilah jenis kebahagiaan itu yang memungkinkan Rasul Paul menulis dalam Pilipi 4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!